Prolog

35.4K 1.7K 5
                                    

Hatinya terasa gelisah. Ia tidak mengenal tempat ini. Dimana dia sekarang?

Dia perlahan mulai berjalan menyusuri lantai kayu itu yang di sisi-sisinya sudah tersusun kursi-kursi dengan rapi. Bahkan ada beberapa dekorasi bunga yang tampak menghiasi tempat itu sehingga terasa indah. Ia tahu ini di luar ruangan namun dia tidak mengenal tempat ini. Dan di ujung jalan kayu ini ia melihat tempat itu. Tempat yang biasa disebut orang sebagai...

Uhm...

Altar pernikahan.

Keningnya semakin mengernyit sebenarnya apa yang sedang ia lakukan disini?

Seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya. Wanita paruh baya itu tersenyum padanya. Tapi ia tidak mengenal siapa wanita paruh baya itu.

"Mengapa pengantin wanita ada disini?" tanya wanita asing itu.

Keningnya mengernyit lagi. "Eh? Pengantin wanita?" ia benar-benar tidak mengerti dengan perkataan wanita itu. "Siapa pengantinnya?"

"Kau Kim Yerim?"

Yeri mengangguk. "Ya."

"Kau adalah pengantin wanitanya."

"Apa?"

Dan belum sempat wanita itu menjawab pertanyaan Yeri.

Yeri merasa suara seseorang memanggil namanya dan mengguncang-guncangkan tubuhnya.

"Yeri!"

Yeri membuka matanya dan di lihatnya kini Park Sooyoung tepat di depan matanya. Ia pun refleks memperhatikan sekeliling tempat ia tertidur.

Perpustakaan. Sejak kapan aku disini?

"Ini dimana?" tanya Yeri pada sahabatnya itu.

Soo young melotot tak percaya. "Astaga kau yang mengajakku kemari tapi kau yang melupakan tempat ini?"

Yeri terkekeh. Setidaknya ini bukan tempat tadi di mimpinya. Karena walaupun tempatnya indah tapi tetap saja membayangkan ia menjadi pengantin terasa mengganjal. Bukan tidak mau hanya saja ia belum siap. Lagi pula ia baru akan menjalani wisuda kelulusannya besok.

Yeri bangun dari kursinya. "Ayo pulang!" ajak Yeri pada Soo Young.

Soo Young menarik lengan Yeri. "Rapikan dulu wajah dan rambutmu." dumel Soo Young. "Astaga aku tidak menyangka jika kau adalah cucu dari keluarga Kim yang sangat terpandang itu."

"Kau cerewet sekali seperti nenekku. Apa jangan-jangan kau cucunya?" ledek Yeri sambil merapikan rambutnya.

Mendengar kata-kata Yeri, Soo Young hanya menggelengkan kepalanya.

Setelah mengikat rambutnya Yeri tersenyum pada Soo Young. "Ayo pulang?"

Soo Young pun tersenyum dan mereka keluar dari perpustakaan.

Saat mereka berjalan Yeri teringat sesuatu. Ya dia teringat mimpinya tadi.

"Kau tahu apa yang lebih tidak dapat dibayangkan selain kenyataan bahwa aku adalah cucu dari keluarga Kim yang terpandang itu?"

Soo young yang akrab dipanggil Joy itu menghentikan langkahnya lalu menoleh pada Yeri. "Apa?"

Yeri tersenyum dengan mata berseri-seri menatap Joy. "Mimpiku tadi."

Gadis berambut pendek dihadapan Yeri itu tampak bingung. "Memangnya apa mimpimu tadi?"

"Mimpiku itu sebuah pernikahan."

"Pernikahan? Pernikahan siapa?"

"Aku." kata Yeri yang lalu terkekeh geli. "Bukankah tidak pernah dapat di bayangkan?"

Mendengar jawaban Yeri membuat Joy tertawa. "Kau terlalu sering mengkhayal membuat novel soal pernikahan pasti makanya kau begini."

"Sepertinya begitu." kata Yeri yang masih terus tertawa geli.

Dan akhirnya sepanjang jalan itu mereka tertawa membayangkan pernikahan seperti apa yang akan Yeri jalankan.

"Jadi bagaimana jika mimpimu itu kenyataan dalam waktu dekat?" tanya Joy di sela-sela tawa mereka.

Yeri terdiam dan terlihat berpikir. "Akan ku pikirkan dulu." kata Yeri berpura-pura berpikir. "Jika calon suamiku setampan Kak Changmin TVXQ sepertinya aku tidak akan menolaknya dan akan langsung menjadi istrinya."

Joy langsung memukul lengan Yeri. "Hei jangan terlalu banyak bermimpi."

Yeri mengangguk sambil tertawa. "Tentu saja. Ini semua gara-gara mimpi sialan tadi."

Married to Bad Boy (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang