Story 34

9.7K 958 80
                                    

Yeri bisa merasakan pelukan dari Jungkook perlahan mulai melemah. Ada apa dengannya? Apa Jungkook tidak nyaman dengan permintaan Yeri tadi.

Yeri memaksakan diri untuk tertawa. "Astaga kau terlalu serius menanggapi permintaan bohong yang aku katakan tadi." kata Yeri berbohong.

Ya sebenarnya yang merupakan kebohongan adalah yang ia katakan sekarang bukan yang tadi. Tapi mungkin Yeri tadi memang sudah berlebihan sehingga membuat Jungkook tidak nyaman. Ya kini Yeri teringat posisinya yang memang menjadi istri Jungkook karena paksaan. Dan wajar saja jika Jungkook jadi tidak nyaman karenanya.

"Daripada membuat Jungkook junior aku lebih baik membuat Kak Changmin junior. Pasti akan bahagia sekali hidupku." gumam Yeri yang lagi tidak di respon apa-apa oleh Jungkook. "Maaf... maaf sudah membuatmu tak nyaman." kata Yeri akhirnya yang membuat Jungkook bangun dari ranjang Yeri.

"Aku permisi tinggal di luar." kata Jungkook yang langsung di balas angukkan oleh Yeri. "Ada yang harus aku lakukan."

Jungkook akhirnya keluar meninggalkan Yeri yang masih menatapnya dari ranjangnya. Yeri memukul-mukuli kepalanya sendiri karena ia merasa bodoh. Yeri menyesal.

Kenapa ia mengatakan hal aneh itu pada Jungkook?

Yeri pun duduk sambil memeluk lututnya. Bukankah dulu Jungkook yang selalu mengajaknya melakukan hal itu? Atau itu hanya bercandaannya saja atau Yeri yang terlalu banyak berkhayal?

Tapi kenapa ini terasa sakit bagi Yeri?

***

Jungkook duduk di salah satu bangku yang ada di luar ruangan Yeri. Dia menyandarkan kepalanya ke tembok.

Mempunyai anak bersama Yeri? Tentu saja ia sangat menginginkannya.

Tapi saat ia bercermin pada dirinya sendiri. Ia merasa belum siap menjadi seorang ayah. Ia merasa belum bisa menjadi ayah yang baik untuk anaknya dan Yeri kelak. Bahkan menjadi suami yang baik saja ia belum bisa. Dan untuk menjadi seorang ayah dia jauh sangat tidak siap.

Jungkook mendesah. Dan entah kenapa ia menyesal karena selama ini belum menjadi orang yang benar.

Kini Jungkook mengeluarkan ponselnya dan mulai menekan nomber sebelum akhirnya ponselnya ia dekatkan ke telinganya.

"Hei Park Jimin? Ah iya kalau kau senggang tolong sempatkan."

***

 Hati Jungkook masih tidak nyaman. Kini dia berada di salah satu bangku di Kantin Rumah Sakit. Dia menunggu Jimin.

Sekitar satu jam kemudian Jimin datang lalu duduk di hadapannya.

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu pada Yeri?" tanya Jimin khawatir.

Jungkook mengangguk. "Yeri mengajakku melakukan sesuatu." kata Jungkook mulai menjelaskan.

"Melakukan sesuatu?" Mata Jimin membesar menatap Jungkook karena terkejut. "Melakukan apa? Jangan bilang melakukan perceraian?"

Jungkook menggelengkan kepala. "Tidak. Bukan itu."

"Lalu apa?"

Jungkook memberi isyarat dengan memainkan kedua jarinya dari masing-masing tangannya membuat isyarat tanda kutip lalu memainkan tangannya membuat sebuah tanda perut buncit.

Jimin menatap bingung. "Apa yang kau maksud? Aku bingung."

"Ah sial!" Jungkook menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Bukankah aku paling bodoh dalam hal menebak isyarat lalu kenapa kau menjelaskannya dengan isyarat?" Protes Jimin.

Jungkook kini memberi isyarat agar Jimin mendekatkan telinganya ke mulut Jungkook agar ia bisa berbisik padanya. Dan untungnya kali ini Jimin mengerti.

Married to Bad Boy (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang