Story 8

13.9K 1.3K 13
                                    

Setelah berjalan cukup jauh dari halte tempat bus yang ia naiki menuju ke apartementnya, Yeri benar-benar merasa lelah dan ia membutuhkan tempat tidur.

Besok adalah harinya. Hari yang Yeri ingin lewatkan begitu saja. Andai saja Yeri bisa menghilang malam ini.

Apa ia kabur saja?

Pikiran di otaknya benar-benar kacau balau. Banyak pikiran buruk menghinggapi otaknya. Dari mulai bagaimana jika ia bunuh diri saja? Atau kabur ke luar negeri?

Dan kini ia mendesah keras di depan pintu apartementnya. Perlahan ia membuka pintu apartementnya itu lalu menyalakan lampunya. Dan tepat setelah lampu menyala suara terompet dan confetti berhasil mengganggu keheningan apartementnya.

Joy, Wendy, Seulgi bahkan sepupunya Yeri, Irene tampak sudah berkumpul di apartement Yeri.

Balon berwarna merah muda dan ungu sudah memenuhi apartement Yeri dan di dinding tertempel balon bertuliskan nama Yeri serta bendera segitiga yang setiap benderanya merangkai huruf menjadi kata "Bride to be".

Yeri yang masih terkejut dihampiri keempat gadis yang di baju senada merah mudanya terselempang kain "Bridesmaid to be" dan Joy dengan sigap menyelempangkan kain yang sama hanya saja tulisannya berbeda. "Bride to be". Sementara Irene memakaikan tiara untuk Yeri di kepalanya.

"Ayo tersenyum!" kata Wendy yang diam-diam sudah menyiapkan kamera untuk memotret Yeri.

Yeri menutup wajahnya. "Astaga aku belum siap. Wajahku kusam ini." kata Yeri menolak.

"Tidak apa-apa kau cantik." kini Seulgi membantu membujuk Yeri.

Dan Wendy akhirnya mendapatkan satu jepretan pertama wajah Yeri.

Dan mereka pun membawa Yeri ke ruang tamu yang sudah penuh dengan berbagai pernak-pernik bridal shower itu.

"Astaga kalian repot-repot membuat ini segala. Lagipula acaranya besok. Memangnya kita semua tidak akan tidur malam ini?" gumam Yeri.

Wendy merangkul Yeri. "Ini karena kesalahanmu yang tidak memberitahu kami lebih awal." kata Wendy membela mereka semua.

Semua mengangguk. "Kalau saja aku tidak melihat Kak Irene mungkin kau sudah melupakan kami sebagai bridesmaid mu." kini Joy yang protes.

"Iya padahal kami ingin memakai pakaian yang cantik juga saat salah satu dari kita menikah." kini Seulgi angkat suara.

Yeri tertawa. "Maafkan aku. Aku sungguh benar-benar tidak bermaksud begitu. Lagipula ini hanya pernikahan yang diatur keluarga." kata Yeri memeluk teman-temannya.

"Tapi tetap saja pernikahan ya pernikahan." kata Irene menenangkan. "Terlebih ini adalah event yang akan kau rasakan pertama kali di hidupmu. Makanya walaupun telat kami membuat ini semua untukmu."

Yeri tersenyum mendengar kata-kata sepupunya itu.

"Ya kau benar. Ah andai saja kau lebih dulu menikah Soo Young-ah..." gumam Yeri.

"Kenapa aku?" tanya Joy heran.

"Tentu saja karena aku ingin menjadi bridesmaid mu dalam status lajangku. Dan aku ingin mengerjaimu di acara bridal shower mu." kata Yeri tertawa jahil.

Joy langsung mengerucutkan bibirnya. "Kau menyebalkan tapi doakan saja aku dan Sungjae cepat menyusulmu."

"Doakan aku juga!" gumam Wendy membuat semua menoleh padanya.

"Memangnya kau sudah memiliki calon?" tanya mereka kompak pada Wendy.

Wajah Wendy seketika memerah dan dia menggelengkan kepala dengan malu. "Belum."

Married to Bad Boy (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang