Story 3

15.1K 1.4K 10
                                    

Mobil hitam itu masuk ke dalam pekarangan rumah mewah. Dan setelah sang sopir membukakan pintu untuknya, Yeri keluar dari mobil itu sambil membawa sebuket bunga yang ia dapat dari Joy saat acara kelulusan tadi.

"Yebugiiiii..." teriak Ye Eun yang langsung berlari dan memeluk kaki kakak perempuannya itu.

Kim Yerim pun berjongkok agar bisa memeluk Ye Eun. "Hai gadis cantik. Apa kau merindukanku?"

Ye Eun mengangguk. "Iya." Ye eun lalu memberi isyarat Yeri agar lebih membungkuk supaya ia bisa membisikkan sesuatu pada Yeri. "Nenek dan kakek jahat. Mereka beradu mulut dengan ayah ibu tadi."

Yeri lalu menatap Ye Eun dan Ye Eun langsung memgangguk. Yeri pun berdiri dengan tangan yang di genggam Ye Eun lalu menatap kedua orang tuanya yang sejak tadi berada di hadapannya bersama nenek yang sudah lama tak di temuinya.

"Bagaimana peringkatmu di sekolah?" tanya sang nenek.

Yeri mendengus. "Sebagai seorang nenek yang sudah lama tidak bertemu dengan cucu nya bukankah lebih baik jika pertanyaannya bagaimana kabarmu?" Yeri mengangguk-angguk tiba-tiba. "Ah iya kalian tidak peduli kabar kami tapi kalian peduli apa kami bisa bermanfaat untuk kalian atau tidak." kata Yeri sambil tersenyum sinis.

"Diam Kim Yerim!" teriak sang ayah.

Sang nenek hanya tersenyum tanpa dosa. "Sebaiknya kita kembali ke tempat tadi karena Yeri sudah datang dan langsung menemui kakekmu."

Walau kesal Yeri menurut. Dia berjalan sambil menggandeng Ye Eun.

"Kau sudah datang." kata sang kakek sambil tersenyum saat melihat semua sudah ada berada di ruang keluarga.

Yeri hanya mengangguk lalu duduk.

"Bagaimana kabarmu? Rupanya cucuku sudah semakin cantik." kata sang kakek yang kemudian tertawa diikuti yang lain kecuali Yeri dan Ye eun yang kebingungan. "Dari raut wajahmu sepertinya kau kesal. Apa karena orang tuamu tidak ada yang menghadiri acara kelulusanmu? Acara itu hanya formalitas. Dan pada akhirnya kau hanya sibuk sendiri dengan teman-teman yang akan berpisah denganmu nanti atau bahkan kau akan sibuk dengan kekasihmu dan melupakan keluargamu."

"Maaf aku tidak seperti anda." sanggah Yeri.

Kakeknya lagi-lagi tertawa. "Melihatmu semarah ini sepertinya kita langsung bicara saja." kata sang kakek tidak peduli dengan kekesalan Yeri. "Apa kau tau mengapa keluargamu di kumpulkan disini?"

Yeri menggeleng sementara kakeknya tersenyum. "Karena nanti malam adalah acara pertunanganmu dengan calon suamimu."

Yeri mencerna kata-kata kakeknya. "Tunggu! Acara pertunanganku?"

Kakeknya mengangguk. "Iya nanti malam kau akan bertunangan di rumah ini. Semua sudah di persiapkan."

"Bagaimana bisa aku baru lulus sekolah tiba-tiba bertunangan dengan orang yang tidak kukenal? Apa kalian semua sudah gila?" tanya Yeri dengan nada tinggi.

Bukannya menjawab mereka justru saling terdiam.

***

"Apa kau tidak penasaran aku melanjutkan kuliah kemana?"

Jungkook menoleh pada Yein. Ia tersenyum lalu menggelengkan kepala. "Tidak."

"Kenapa? Kau kan kekasihku. Memangnya kau tidak khawatir?" tanya Yein lagi kecewa.

Jungkook membelai pipi Yein dengan jarinya. "Kekasih? Hmm mungkin jika kemarin-kemarin aku akan penasaran karena statusku sebagai kekasihmu. Tapi sekarang... Aku harus bilang apa ini ya." kata Jungkook dengan nada sedikit jahat. "Kita putus?"

Mata bulat Yein mendadak membesar. "Apa? Putus?"

Jungkook mengangguk. "Ya putus."

"Setelah tadi kau datang ke sekolahku dan bahkan bunga yang kau berikan saja masih ada di tanganku dan kau bilang sekarang kita putus?" tanya Yein ketus.

Jungkook hanya menatap Yein santai sementara teman-teman Jungkook di belakangnya tengah menahan tawa. Bagi mereka yang memang sudah biasa memperlakukan wanita seenaknya ini benar-benar terasa seperti sebuah acara komedi.

Bukannya menampar Jungkook, Yein justru memeluk Jungkook. "Kalau kau ingin mengerjaiku kumohon jangan mengatakan hal itu."

Dengan cepat Jungkook melepaskan pelukan Yein. "Kumohon jangan memelukku. Kau akan terlihat seperti perempuan gatal." kata Jungkook santai.

"Kenapa? Kenapa kau tega seperti ini?" tanya Yein lagi yang sudah mulai menangis.

Jungkook berdiri lalu mengelus-elus kepala Yein sambil tersenyum. "Lupakan aku ya!"

Belum sempat Yein membalas kata-kata Jungkook. Jungkook sudah pergi keluar Cafe yang cukup ramai itu bersama teman-teman Jungkook yang sebelumnya mengucapkan kata perpisahan untuk Yein.

Di dalam Cafe it cukup ramai tapi Jungkook tidak peduli dengan orang yang dari tadi menatapnya. Dan bahkan ia tidak peduli pada sepasang kekasih yang duduk di pojok sambil menutupi wajah mereka dengan buku menu.

"Hei Joy mengapa kita harus bersembunyi seperti ini?" tanya Sungjae pada kekasihnya.

"Ini pengalaman langka. Aku harus mengirimi pesan pada Yeri." kata Joy yang justru menulis pesan untuk Yeri dan bukan menjawab pertanyaan Sungjae.

***

Yeri seharian sudah berusaha menyanggah semua perkataan orang-orang di tempat itu tapi tetap saja dia yang kalah bahkan mereka mengancam untuk menghentikan Yeri sebagai penulis. Bukannya apa-apa Yeri paham betul kalau keluarganya pasti punya banyak kekuasaan yang bisa dengan mudah menghancurkan mimpinya itu.

Dan setelah wajahnya sudah dipenuhi riasan bahkan dia sudah memakai gaun cantik bernuansa hitam. Dia diam-diam kabur dan duduk di taman  halaman rumah neneknya itu.

Pandangannya kabur bahkan tadi setelah membaca pesan dari Joy dia hanya membacanya sekilas karena dia sedang malas membahas gosip. Dan terlebih ponselnya langsung mati sehingga ia sama sekali tidak dapat bercerita keluh kesahnya pada sahabatnya yang mungkin kini sedang berbahagia bersama kekasihnya.

Kekasih? Merasakan memiliki kekasih saja belum mengapa sudah tiba-tiba ia harus merasakan memiliki calon suami?

"Aku benci tuxedo hitam. Mengapa tidak memakai yang merah saja daripada hitam seperti acara pemakaman."

Yeri menoleh pada laki-laki yang berbicara.

"Apa kau kini selalu muncul dimana-mana?" tanya Yeri pada laki-laki yang sudah dua kali di lihatnya.

Laki-laki itu menoleh pada Yeri. "Kau gadis yang melototo di acara kelulusan tadi? Apa yang kau lakukan disini?"

"Ini rumah nenekku seharusnya aku bertanya apa yang kau lakukan disini?" tanya Yeri pada mantan kekasih Yein seperti informasi dari isi pesan teks Joy tadi.

Jungkook mendengus. "Aku akan bertunangan malam ini disini. Kuharap tunanganku gadis cantik dan tidak tukang melotot sepertimu."

Yeri mendengus. Bagaimana ini bisa terjadi? Apa Jungkook adalah calon suaminya? Ah iya benar-benar tidak mau. Semoga saja Jungkook hanya sedang membual, harap Yeri.

Salah satu pelayan di rumah nenek Yeri menghampiri mereka.

"Acara akan segera dimulai. Sebaiknya pasangan yang akan ditunangkan segera masuk."

"Pasangan? Siapa?" tanya Yeri dan Jungkook kompak.

"Tentu saja nona Kim Yerim dan Tuan Jeon Jungkook."

Mendengar itu Jungkook dan Yerim langsung bertatapan kesal.

Married to Bad Boy (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang