"Ayo cepat bereskan barang-barangmu!" perintah Yeri yang kini sibuk membereskan barang miliknya ke dalam tas.
Yang di perintahkan justru masih tertidur di kasur hotel. Yeri langsung menghampiri Jungkook lalu mencoba membangunkannya. Tapi Yeri justru merasakan panas dari tubuh Jungkook.
"Astaga badanmu panas sekali." kata Yeri yang langsung refleks memegang dahi Jungkook. "Kau demam Jungkook-ah."
"Tolong biarkan aku tidur sejenak dahulu." kata Jungkook dengan mata terpejam lalu bersin-bersin. "Aku akan bangun setelah kurasa mendingan. Dan aku berjanji untuk ikut pulang bersamamu."
Yeri langsung menyelimuti tubuh Jungkook lalu menaruh kompresan di dahi Jungkook. "Jangan terlalu banyak bicara dan bergerak." perintah Yeri pada Jungkook.
"Jangan menganggapku seperti bayi." kata Jungkook lagi.
"Siapa yang menganggapmu seperti bayi? Aku menganggapmu seperti orang sakit." sahut Yeri santai.
Yeri mengangkat kompresan lalu menempelkan tagannya di dahi Jungkook.
"Tanganmu lebih nyaman dari kompresan tadi." gumam Jungkook yang wajahnya mulai memerah karena suhu tubuhnya panas.
"Kau menyeramkan kalau demam." kata Yeri ketus yang kembali menempelkan kompresan di dahi Jungkook. "Aku akan menelepon yang lain dulu. Kau tidur saja."
Setelah Yeri menelpon teman-temannya dan kembali di samping Jungkook, tanpa sadar Jungkook sudah tertidur sementara Yeri menatap pemandangan yang ada di balik kaca. Mereka melewatkan penerbangan malam ini. Teman-teman mereka berdua pasti sudah berangkat menuju Seoul. Tadi mereka menawarkan untuk menemani Jungkook dan Yeri hanya saja Yeri menolaknya. Ia tidak mau menyusahkan yang lain.
Dan kini giliran Yeri yang tertidur. Yeri tertidur di sofa dekat jendela. Sampai pagi bahkan tidak menyadari jika Jungkook bangun pagi ini dan mendekatkan wajahnya di depan wajah Yeri.
Yeri akhirnya membuka matanya. Ia terkejut melihat wajah Jungkook di atas wajahnya dan...
Jdugh! Dahi mereka saring bertubrukan.Mereka sama2 meringis kesakitan.
"Astaga kepala mu keras sekali. Pantas saja kau keras kepala." kata Jungkook sambil mengelus dahinya.
"Itu tidak ada hubungannya." sanggah Yeri yang kini terduduk di sofa itu sambil mengelus dahi nya juga.
"Kau yang membereskan barang bawaanku?" tanya Jungkook yang dibalas anggukkan oleh Yeri. "Jadi jadwal kita pulang kapan?"
"Dua jam dari sekarang." sahut Yeri santai.
Jungkook menatap Yeri heran. "Astaga kalau begitu kita cepat bersiap. Kenapa kau justru sesantai itu."
"Kau berisik sekali." kata Yeri yang kembali membaringkan tubuhnya di sofa tapi tangannya langsung ditarik oleh Jungkook. "Hei!"
***
"Sletingkan jaketmu dengan benar." perintah Yeri.
"Astaga kau cerewet sekali." sindir Jungkook tetapi sambil menuruti perintah Yeri untuk menyeletingkan jaketnya itu dengan benar. "Padahal aku sudah baik-baik saja." kata Jungkook yang kemudian bersin dan hanya ditatap dengan tatapan tidak percaya dari Yeri.
"Ah sudah baik-baik saja ya Jungkook kami?" sindir Yeri.
"Cerewet." kata Jungkook ketus sementara Yeri hanya geleng-geleng kepala.
Dan kini mereka masuk pesawat dan duduk bersama dalam pesawat itu. Kalau kemarin Jungkook memilih duduk dekat jendela sekarang Yeri melarang Jungkook duduk dekat jendela padahal jelas-jelas jendela pesawat itu tidak mungkin terbuka. Dan Jungkook hanya bisa menggeleng tidak mengerti dengan jalan pikiran Yeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to Bad Boy (Sudah terbit)
FanfictionKim Yerim baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atasnya dan apa yang didapatnya kini? Orang tuanya justru memberikan Yeri hadiah seorang suami. Jeon Jungkook suami Yeri yang adalah cucu dari keluarga Jeon yang merupakan salah satu keluarga terkaya d...