Story 50

14.7K 1.2K 118
                                    

Beberapa minggu setelah Jungkook pergi, Yeri mengisi waktunya lebih banyak kearah proses penerbitan novelnya. Dia bolak-balik kantor penerbitan dan apartementnya setiap harinya.

Lalu Jungkook?

Selalu menelepon Yeri saat mereka berdua sama-sama tidak sibuk seperti pada saat ini.

"Jadi sudah sejauh mana novelmu?"

Yeri berdehem. "Hmmm... Sejauh rasa rinduku padamu." goda Yeri yang kemudian tertawa.

"Astaga aku serius."

"Aku lebih serius." kata Yeri tidak mau kalah. "Aku merindukanmu Tuan Jeon mesum."

"Aku juga merindukanmu nyonya Jeon menyebalkan."

"Jika kau merindukanku. Lalu kapan kau akan pulang?" tanya Yeri berharap.

"Kau ingin aku pulang kapan?"

"Kalau sekarang?" tanya Yeri spontan.

Jungkook berdecak. "Astaga aku tidak seajaib itu. Kau pikir aku pesulap?"

"Lalu?" tanya Yeri dengan nada kecewa.

"Tunggu saja."

***

Hari yang selalu Yeri impi-impikan pun akhirnya tiba. Ya hari ini adalah hari perilisan novelnya.

Entah karena acaranya yang cukup ramai dan banyak sekali orang atau entah Yeri yang sedang kecapean karena sebulan mengejar deadline perilisan novelnya. Yeri merasakan pusing dan mual luar biasa. Tapi tentu saja Yeri tetap menahannya demi lancarnya acara perilisan.

"Aaaaaa selamat Kim Yerim!" Wendy, Seulgi dan Joy kompak memberi selamat pada Yeri lalu memeluk Yeri secara bergantian.

Yeri balas memeluk mereka satu persatu. "Aaaaa terima kasih."

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Wendy penasaran.

Yeri menggelengkan kepalanya dengan senyum sumringah yang menempel di wajahnya. "Entahlah. Perasaanku campur aduk. Astaga bahkan aku sampai ingin menangis sekarang."

"Hei jangan menangis, jangan menangis kumohon. Karena jika kau menangis nanti make up yang sudah kulakukan padamu akan terhapus dan jadi sia-sia." kata Joy menenangkan Yeri.

"Joy benar. Lagipula kau sudah sangat cantik hari ini." kata Seulgi mencoba menenangkan Yeri.

Yeri kembali memeluk ketiga sahabatnya itu. "Astaga terima kasih. Kalian memang yang terbaik."

"Anytime dear." gumam Wendy.

Setelah mereka berhenti melakukan proses peluk-pelukan. Seulgi celingak celinguk seolah mencari sesuatu.

"Apa yang sedang kau cari? Tenang saja Jiminmu tidak akan hilang seperti Sungjae ku." kata Joy sedih karena akhirnya dia putus dengan Sungjae walau terpaksa.

"Hei hei jangan begitu." Yeri memeluk Joy. "Jika kau jodoh. Dia akan kembali padamu."

"Terima kasih Yeri-ya..."

"Hei astaga aku bukan sedang mencari Jimin tapi aku mencari Jungkook. Kata Jimin dia pasti datang."

Mendengar kata-kata Seulgi membuat Yeri memasang wajah sinis. "Jangan pedulikan Jungkook. Ia bahkan hanya mengucapkan selamat via telepon tanpa bermaksud untuk datang ke acara ini." kata Yeri dengan nada kesal.

"Astaga author kita kenapa jadi sedih-sedihan seperti ini?" Wendy terlihat mencoba menghibur. "Tak ada Jungkook kami bertiga pun jadi."

"Jadi apa?" tanya Yeri, Seulgi dan Joy.

Married to Bad Boy (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang