Story 4

14.2K 1.4K 13
                                    

Satu jam sebelum acara pertunangan...

"Astaga kau rapi sekali. Mau kemana?" tanya Seokjin pada Jungkook yang baru saja mengenakan tuxedo hitamnya.

Bukannya menjawab Jungkook justru tersenyum.

"Apa ada acara keluarga? Pasti banyak makanan. Kita bisa datang?" kini giliran Jimin yang bertanya.

Jungkook memainkan jarinya memberi isyarat "Tidak." pada teman-temannya.

"Astaga kau pelit sekali." kini giliran Namjoon yang berbicara.

Jungkook tidak peduli dan justru tertawa.

"Jadi kau mau kemana sebenarnya?" tanya Jimin yang bangkit dari kasur milik Jungkook dan menghampiri Jungkook.

Jungkook tersenyum. "Acara pertunangan."

Mendengar kata pertunangan kini membuat Taehyung bangkit dari kasurnya. "Pertunangan? Pertunangan siapa?" tanya Taehyung.

"Pertunanganku." sahut Jungkook santai.

"Kau bertunangan?" Kini giliran Min Yoongi yang sepertinya tidak tahan hanya menyimak.

Jungkook mengangguk.

"Kau dijodohkan? Dengan siapa? Ah melihatmu tersenyum dengan santai begini kau pasti menyukai tunanganmu." tanya Park Jimin yang kini merangkul Jungkook yang tersenyum berseri-seri itu.

Jungkook mengangkat bahunya. "Tidak. Aku tidak tau akan bertunangan dengan siapa. Ibuku bahkan tidak memberikan bocorannya siapa" jawab Jungkook santai.

"Tapi wajahmu santai begitu. Kau membohongi kami?" kini giliran Hoseok yang menggoda Jungkook.

Jungkook tertawa. "Aku serius. Aku benar-benar tidak tau dia siapa." kata Jungkook lagi meyakinkan teman-temannya.

Jungkook sebenarnya ingin membawa teman-temannya untuk hadir ke acara ini namun sayangnya ini benar-benar acara tertutup. Ia memperhatikan sekeliling sambil sesekali menyapa beberapa orang yang lebih dahulu menyapanya.

"Dimana dia?" tanya Jungkook dengan menyebut perempuan itu "dia." dan beruntungnya salah satu pelayan itu mengerti siapa yang dimaksud oleh Jungkook.

Pelayan itu mengarahkan Jungkook pada taman belakang kediaman keluarga Kim itu. Dan dari dalam rumah dilihatnya perempuan bergaun hitam itu. Tatapannya terlihat kosong.

Perempuan itu rupanya. Entah kenapa ada sedikit rasa senang di hati Jungkook saat mengetahui siapa pasangannya di pertunangan ini. Ia senang dibuatkan acara pertunangan karena seakan-akan kakek dan neneknya memberikan ia sebuah mainan baru. Dan ia lebih senang lagi saat mengetahui Kim Yerim adalah tunangannya. Bagaimana pun juga baginya perempuaj itu tampak menarik dari awal mereka bertemu di acara perpisahan sekolah tadi.

Dengan santai Jungkook berjalan menuju taman itu dan ia duduk di samping Yeri.

"Aku benci tuxedo hitam. Mengapa tidak memakai yang merah saja daripada hitam seperti acara pemakaman." kata Jungkook dengan suara keras berharap Yeri menoleh ke arahnya.

Dan berhasil. Yeri menoleh.

"Apa kau kini selalu muncul dimana-mana?" tanya Yeri pada laki-laki yang sudah dua kali di lihatnya.

Jungkook menahan tawanya dan hanya tersenyum. "Kau gadis yang melotot di acara kelulusan tadi? Apa yang kau lakukan disini?"

"Ini rumah nenekku seharusnya aku bertanya apa yang kau lakukan disini?" tanya Yeri yang terlihat kesal dan membuat Jungkook semakin tertarik.

Jungkook mendengus. "Aku akan bertunangan malam ini disini. Kuharap tunanganku gadis cantik dan tidak tukang melotot sepertimu."

Dan mendengar Yeri mendengus bisa dipastikan jika Yeri sedang kesal dan mungkin bahkan mulai berpikir jika Jungkook adalah calon tunangannya.

Salah satu pelayan di rumah nenek Yeri menghampiri mereka.

"Acara akan segera dimulai. Sebaiknya pasangan yang akan ditunangkan segera masuk."

"Pasangan? Siapa?" tanya Yeri dan Jungkook kompak.

"Tentu saja nona Kim Yerim dan Tuan Jeon Jungkook."

Yeri menoleh ke arah Jungkook dan menatapnya dengan tatapan terkejut. Jungkook ikut menatapnya balik dengan tatapan yang sama. Dan beberapa detik saat mereka bertatapan Jungkook menyeringai.

"Astaga kau menyeringai. Jadi kau sudah tau jika aku tunanganmu? Sejak kapan? Jangan katakan jika itu sejak pagi." kata Yeri kesal.

Jungkook bangkit. "Tidak aku baru tahu tadi saat tiba disini." kata Jungkook yang lalu menoleh pada Yeri sambil mengulurkan tangan. "Ayo masuk? Calon istriku?"

Yeri bangkit tetapi mengacuhkan tangan Jungkook. "Aku bisa berjalan sendiri tanpa bantuan tanganmu." kata Yeri ketus sambil berjalan meninggalkan Jungkook.

Bukannya marah Jungkook justru tersenyum menyeringai. Benar-benar menarik pikirnya.

***

Acara pertunangan dimulai. Yeri dan Jungkook kini berada di depan para tamu yang isinya keluarga besar mereka. Bahkan kedua orang tua Jungkook yang biasanya sibuk mereka menyempatkan diri untuk hadir dan ibunya terlihat senyum bahagia melihat putranya itu.

Jungkook tersenyum lebar sementara Yeri terlihat berwajah muram. Dari raut wajahnya Jungkook sudah tahu jika wanita ini terpaksa untuk ditunangkan. Mungkin ia seperti Jungkook diancam akan kehilangan seluruh harta warisannya.

Seseorang memberinya cincin. Ya cincin untuk di sematkan di jarinya dan jari Yeri. Jungkook melihat sekeliling memperhatikan semua orang yang antusias menunggu ia memasangkannya di salah satu jari Yeri. Jungkook melirik Yeri yang masih memasang wajah tidak nyaman.

Jungkook mendekati Yeri lalu berbisik. "Berikan tanganmu sebelum hatimu kurebut."

Yeri terkejut mendengar bisikan Jungkook sementara para hadirin hanya tertawa seolah terlihat lucu. Yeri akhirnya menurut dan memberikan tangan kanannya pada Jungkook dan Jungkook langsung menyambut tangan Yeri dan dengan segera menyematkan cincin itu di jari Yeri. Dan Yeripun memasangkannya di jari Jungkook juga dengan terpaksa.

Semua tepuk tangan seolah Jungkook dan Yeri sudah menghasilkan sesuatu yang sangat fantastis.

"Apa aku boleh menciumnya sekarang?" tanya Jungkook menggoda para hadirin.

Semuapun tertawa mendengar pertanyaan Jungkook. Dan beberapa saat kemudian Yeri keluar dari tempat itu untuk menjauhi Jungkook sementara Jungkook tersenyum tanpa dosa sambil melihat punggung Yeri yang perlahan menghilang dari pandangannya.


Married to Bad Boy (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang