"Aku permisi dulu. Aku harus pergi menemui istriku." kata Jungkook yang kemudian pergi meninggalkan Mina dan Bambam setelah menyimpan uang di bill milik nya.
"Lagi-lagi sepupu. Lama-lama aku bisa lupa kalau aku memiliki kekasih." gumam Bambam sambil tersenyum menyeringai setelah melihat Jungkook pergi meninggalkan mereka. "Kenapa kau begitu menyukai permainan aneh seperti itu? Sudah berapa kali aku melihatmu bermain permainan aneh itu. Bahkan saat itu dengan Sana dan Mark. Tapi bisa kulihat yang ini lebih spesial karena astaga kau bahkan sampai mencium bibirnya. Jika tadi dia menjawab lebih mencintaimu kurasa kau akan meninggalkanku dan pergi dengannya. Berbeda saat Mark kemarin akhirnya memilihmu dan kau lebih mengatakan kalau aku memang kekasihmu."
"Kau terlalu berisik!" protes Mina dengan sindiran Bambam.
"Ah iya benar. Aku terlalu berisik untukmu bukan?" tanya Bambam tiba-tiba lalu tersenyum. "Bagaimana jika kita putus saja? Aku sudah lelah dengan permainan kekanak-kanakanmu itu."
"Terserah kau saja!" sahut Mina ketus.
Bambam mengangguk-angguk. "Tapi aku memperingatkan jangan sampai kau menganggu mereka yang sudah bahagia lagi." kata Bambam memperingatkan. "Eh tapi sekalipun kau benar-benar ingin mengganggu mereka kau pasti tidak akan bisa."
"Kenapa?"
"Tentu saja karena di hatinya tidak pernah ada ruang untukmu. Jadi aku permisi dulu nona Myoui Mina."
Bambam akhirnya pergi meninggalkan Mina juga. Lalu Mina mengangkat ponselnya dan mendekatkan ponsel yang sejak tadi tidak mati karena memang tengah terhubung dengan seseorang itu pada telinganya.
"Kau sudah dengar semuanya? Ya kau menang."
***
"Kim Yerim." kata Mina di akhir kalimatnya.
Ya, Yeri memang mendengar semuanya dari tempat yang jauh melalui ponsel Mina sesuai rencana mereka.
"Tapi tetap saja kenapa kau harus sampai mencium Jungkook? Bukankah itu tidak ada di rencana? Astaga kau benar-benar mengambil kesempatan seperti itu di saat aku tidak ada." protes Yeri pada perempuan di ujung sambungan teleponnya disana.
Terdengar Mina tertawa sinis. "Bukankah dari awal kau yang mengambil Jungkook dariku?" tanya Mina ketus.
"Tidak. Aku tidak pernah mengambil Jungkook dari siapapun. Takdir yang memberikannya padaku. Jika kau mau. Kau bisa salahkan takdir tapi tentu saja takdir mana boleh disalahkan." sanggah Yeri.
"Yasudah terserah katamu saja." kata Mina ketus lagi.
"Nona Myoui Mina..." gumam Yeri.
"Ya?"
"Suatu saat kau pasti akan mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari Jungkook."
"Bagaiamana bisa? Jungkook sudah yang terbaik bagiku."
Yeri tersenyum. "Tidak. Dia mungkin terbaik untukku tapi tidak terbaik untukmu. Kau akan merasakan yang lebih sakit jika kau di posisiku."
Lagi-lagi terdengar tawa sinis di ujung telepon sana. "Kau terlalu percaya diri."
"Ya mungkin aku terlalu percaya diri. Tapi itulah kenyataannya. Menikahi seorang bad boy itu sulit. Percayalah padaku."
"Sudahlah. Jika kau ingin pamer terus mengenai Jungkook mu aku akan mematikan teleponnya." Mina memperingatkan.
Yeri tersenyum tulus yang walaupun Mina tidak bisa melihatnya. "Temukanlah takdir manismu. Aku bersungguh-sungguh ingin kau bahagia. Terima kasih untuk permainan aneh ini jadi sampai jumpa. Ah iya jangan sampai kabur karena patah hati ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to Bad Boy (Sudah terbit)
FanficKim Yerim baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atasnya dan apa yang didapatnya kini? Orang tuanya justru memberikan Yeri hadiah seorang suami. Jeon Jungkook suami Yeri yang adalah cucu dari keluarga Jeon yang merupakan salah satu keluarga terkaya d...