13. Gesrek Bareng

5.4K 666 25
                                    

"Lama banget sih tuh, bocah!"gerutu Elena mulai bosan.

Elena berdiri di depan toko sambil memegang kandang ayam kecil milik Ernest. Elena menunggu Ernest yang sedang membeli susu.

Tiba-tiba Ernest menarik lengan Elena , dan berlari menjauhi toko tersebut.

"Woy! Ngapain pake acara lari sih?"tanya Elena bingung.

Ernest tak merespon pertanyaan Elena. Ia menoleh ke belakang, setelah cukup jauh dari toko itu Ernest pun berhenti berlari dan melepaskan tangan nya dari tangan Elena.

"Akhirnya lolos juga."ucap Ernest lega.

Elena mengerutkan dahi nya bingung. "Jangan bilang lo habis nipu lagi?"tanya Elena curiga.

"Kok tau?!"ucap Ernest kaget.

"Muka lo udah menggambarkan muka tersangka penipuan."jawab Elena ngasal.

Ernest mencubit pipi Elena gemas. Walau yang di ucapkan Elena tidak semua nya salah.

"Lo ga kepo gitu? Gue abis nipu apa."pancing Ernest agar ditanyain oleh Elena.

"Apaan emang? Kalau ga berfaedah gue tinggalin ya!"ancam Elena.

Ernest tersenyum manis sambil mengacungkan jempolnya. Ia mengambil sebungkus susu dari saku celana nya.

"Jadi gini, gue kan beli susu Dancow di toko. Terus gue di suruh buka di sini, kan gue mau nya minum dirumah. Jadi gue bayar aja, nah abis itu gue langsung lari cepet-cepet. Mampus tuh yang punya toko gue tipu, rugi-rugi dah tuh toko. HAHAHA~"ucap Ernest tertawa senang.

Elena rasanya ingin membenturkan kepala Ernest ke tembok. Siapa tau otak nya jadi waras, jelas-jelas toko itu tak akan rugi.

Pada hal Elena suka merasa diri nya bodoh, tapi ternyata ada yang lebih bodoh dari nya.

"Bodo amat!"

"Ih kok gitu, nih liat! Tuh kan bener tulisan nya buka disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ih kok gitu, nih liat! Tuh kan bener tulisan nya buka disini. Gue ga bohong."ucap Ernest sambil menunjukkan sebungkus susu.

"Bodo amat, gue ga peduli. Ntar aja lu buka tuh susu kalau tulisan nya udah berubah jadi buka ditempat yang anda mau!"ucap Elena setengah menyindir.

Elena melangkah duluan meninggalkan Ernest. Lebih baik diri nya mencari makanan untuk di makan di rumah sambil menunggu Mamah nya pulang arisan.

Ernest tersenyum sambil berjalan di belakang. Rencana nya berhasil, ia bisa jalan bersama Elena sekaligus membuat Elena kesal.

"Elena, malem-malem gini enak keknya ngebaso. Lo mau gak? mumpung ada tukang baso tuh."tanya Ernest sambil menunjuk ke arah gerobak yang berjalan ke tempat mereka sekarang.

"Boleh deh, tapi gue di bungkus aja ya."jawab Elena dan di balas anggukan oleh Ernest.

"Abang tukang baso. Mari-mari sini."teriak Ernest sambil melambaikan tangan nya.

Sebuah ide terlintas di kepala Elena, rasa nya tidak buruk jika melakukan hal konyol bersama. Semoga aja Ernest peka dan tidak tulalit.

"Aku mau beli." Elena pun ikut berteriak.

Ernest merasa tidak asing dengan ucapan Elena. Ia melirik ke arah Elena yang memberi isyarat seolah berkata 'lanjutin lagu nya' .

"Abang tukang baso cepatlah kemari. Sudah tak tahan lagi." Ernest melanjutkan aksinya yang tadi sudah di isyaratkan oleh Elena dan menutup kedua pipinya yang bersemu malu.

Elena menatap aneh ke arah Ernest yang seperti itu. Sudah kaya gadis sedang di godain aja pikirnya.

"Satu mangkok saja dua ratus perak yang banyak baso."

"Tidak pakai saos, tidak sambel dan juga tidak pakai mie."

Mereka berdua asik menyanyikan lagu abang tukang bakso. Tanpa terasa abang tukang bakso sudah berhenti di depan mereka.

"Jadi beli bakso nya, mas?"tanya tukang bakso ramah.

Ernest tak menjawab pertanyaan tukang bakso tersebut.

"Bakso bulat seperti tahu bulat, kalau lewat membikin pengen jajan." Ernest bernyanyi sambil mengubah lirik nya.

"Terima kasih telah mendengarkan lagu tahu bulat! Jangan lupa mendowload lagu nya di mobil tahu bulat terdekat, abang tukang bakso."ucap Elena tersenyum tipis.

Abang tukang bakso menatap bingung ke arah mereka berdua.

"Jadi beli gak nih, mas?"

"Engga, Ernest lagi nyanyi kok. Abang nya aja yang ke geeran. Ya kan, Elena monkey gak sayang?!"jawab Ernest dengan wajah polos.

"Iya, abang geer. Udah tau temen saya otaknya kurang waras! Kalau mau minta ganti rugi, karena udah ngerjain abang. Ke dia aja ya, saya mau pulang takut dicariin mamah belum masak batu."

Elena melangkah pergi sambil melambaikan tangan nya ke arah Ernest.

"Dadah dedemit hello kitty."teriak Elena dengan tertawa senang.

"Dasar Elena monkey tak berperi ketemanan."gerutu Ernest kesal.

Crazy Couple [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang