Elena menghentikan langkah nya di depan Ruang Kepala Sekolah.
Ia menoleh ke samping dan mengisyaratkan agar Erneest masuk. Ya tadi Pak Jono menyuruh Elena untuk mengantarkan Ernest ke Ruang Kepala Sekolah. Dan mau tak mau ia harus lakukan dari pada di hukum membersihkan lapangan pake kapas.
"Ngapain kepala lo geser geser ke kiri? Lagi jadi anjing hiasan buat di mobil ya?" Tanya Ernest meledek.
"Masuk lah sono, dasar oon."
"Umm... Kalau Ernest masuk takut nya ntar Kepsek disini khilaf. Soal nya Ernest masih gadis." Ernest menunduk malu. Ia sengaja ingin membuat Elena kesal dengan tingkah nya.
Elena menatap datar Ernest. Mengapa dunia ini sempit dan kenapa harus di pertemukan dengan bocah idiot ini.
"Kepsek disini berpisang, dan lo juga berpisang. Mana mungkin Kepsek khilaf sama lo?!" Ucap nya menahan rasa kesal dari tadi.
"Oh berpisang. Jadi Ernest sama Kepsek bakal main pisang-pisangan dong!" Balas Ernest dengan wajah polos andalan nya.
"Bodo amat! Yang suka pisang ngalah aja."
Ernest mengedipkan sebelah mata nya genit. "Kirain kamu suka aku."
Elena mengerutkan dahi nya heran. "Lo tuh berkelamin ganda ya? Sebentar kemayu, sebentar lagi jadi laki."
"Sembarangan! Btw gue punya hadiah buat lo." Ernest mengubah gaya bahasanya dan mengambil sesuatu dari kantong nya.
"Apaan tuh? Bukan hamil onlen kan?" Tanya Elena curiga.
"Ya bukan lah. Ya kali hamil onlen, ntar nikah nya di download gitu."
"Ya siapa tau aja kan. Otak lo kan emang bermasalah dari dulu." Balas Elena jujur dan santai.
"Lo suka es krim?"
"Suka."
"Rasa apa?"
"Rasa pisang ingin memiliki."
"Yah, pada hal gue mau kasih es magnum sama lo." Ernest menggoyang-goyang keresek yang tadi ia ambil dari tas.
"Mencurigakan."
"Nih, ambil." Ernest menyerahkan keresek tersebut, dengan ragu Elena pun mengambil nya.
Kan ada peribahasa kalau rezeki tidak boleh di tolak, cukup doi saja yang di tolak.
Elena pun membuka isi keresek itu dan langsung membulatkan bola mata nya. Ernest ini benar-benar menguji kesabaran nya.
"Maksud lo apaan? Kalau engga niat ngasih mending jangan deh!" Tanya Elena kesal.
"Gue ngasih es magnum kok, coba dong lo liat baik-baik."
Elena rasa nya ingin menampar wajah Ernest yang malah so polos bikin dirinya kesal.
"Ini es batu sama rokok magnum. Bukan es magnum, bego!" Ucap Elena sambil menekankan kata bego.
"Yang bego tuh lo, Elena. Bener kan itu es sebelah nya magnum kalau di satuin jadi es magnum! Maka nya kalau guru lagi ngebahas materi dengerin, jangan makan pisang kek monyet mulu!" Balas Ernest tersenyum miring.
"Bodo amat, mending lu masuk sana. Gue mau ke kelas! Bye~" Elena berjalan meninggalkan Ernest di depan ruang Kepsek dan langsung membuang keresek pemberian Ernest tadi.
Sedangkan Ernest tertawa kecil menatap kepergian Elena. Ternyata begini rasa nya mengerjai teman monyet, eh salah teman lama.
" Let the games begin, Elena monyet banana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Couple [On-going]
HumorErnest tidak tau apa yang sedang di rencanakan oleh nenek nya sehingga memisahkan dia dengan kedua saudara kembarnya. Ernest pindah ke salah satu SMA di kota Bandung. Namun dia tidak menyangka akan bertemu dengan salah satu teman masa SMP nya. Dia b...