17. Kejahilan Ernest

5.1K 587 18
                                    

Suasana kelas sangatlah hening dan sepi tak ada satu murid pun yang bersuara. Seluruh murid sibuk mengerjakan soal ulangan yang di berikan Bu Nunung dengan serius.

Ernest yang sudah selesai mengerjakan soal ulangan tersebut. Ia merasa bosan, lalu melirik Elena yang sibuk cap cip cup.

Sebuah seringai terukir di wajah Ernest, ia menatap ke arah Bu Nunung yang sibuk mengecek buku PR yang baru saja di kumpulkan.

Aman. Batin Ernest bersorak senang.

Ernest mengeluarkan ponsel nya, lalu mencari nomor Elena dan langsung memanggil nomor tersebut.

Goyang nasi padang pakai sambal randang~ Sama orang minang yang ikut bergoyang~ Di Jamin pasti tak mau pulang karena ketagihan maunya terus di goyang~

Nada dering telepon di ponsel Elena berbunyi. Elena berdecak kesal, Elena menatap tajam ke arah Ernest. Dia yakin Ernest mengganti nada dering telepon nya dengan lagu dangdut.

Beberapa murid yang berada di sekelilingnya cekikikan mendengar lagu dangdut itu dari ponsel Elena.

"Hp siapa itu?"tanya Bu Nunung selidik.

"Hp nya Elena, Bu. Kata nya enakan dangdutan! Terus Elena bilang ulangan kimia membosankan, Bu."adu Ernest sambil mengedipkan sebelah mata nya ke Elena.

Elena melongo tak percaya apa yang barusan Ernest katakan. Penderitaan apa lagi yang akan Ernest berikan pada nya.

"Bohong, Bu. Saya gak pernah bilang gitu kok. Ibu kan tau, meski nilai saya paling kecil di kelas. Saya menghargai yang namanya ulangan walau males ngisi nya."ucap Elena membela diri.

Bu Nunung menatap Elena dan Ernest secara bergantian.

"Ya sudah, jangan berisik! Kalau ada yang berisik, bakal Ibu suruh keluar kelas dan nilai kalian nol!"ancam Bu Nunung.

Ernest mencari cara agar ia dan Elena keluar dari kelas. Karena Ernest senang sekali membuat Elena kesal.

"Sutss, mau gue kasih contekan gak?"bisik Ernest pelan.

Elena tak merespon ucapan Ernest. Ia malah asik menghitung kancing sebagai bantuan mengisi soal.

Ernest cemberut karena tak di respon Elena, namun sebuah ide terlintas di kepala Ernest. Ia langsung meletakan lembar jawaban milik nya ke dekat lembar jawaban Elena. Tapi Elena tak peduli sama sekali.

Tak lama Ernest langsung mangangkat tangan kanan nya ke atas. "Bu, Elena nyontek. Tuh lembar jawaban saya ada di dia."adu Ernest sengaja.

Elena langsubg mencubit perut Ernest. "Mau lo apa sih?"tanya Elena kesal.

"Bikin pacar kesel dong, abis lo kelihatan manis sih."goda Ernest mengedipkan mata nya.

"Gue bukan pacar lo! Sehari aja lo biarin hidup gue tentram, bisa gak?!"

"Engga bisa."jawab Ernest dengan muka polos.

"Dasar dedemit kitty nyebelin!"teriak Elena sebal.

Bu Nunung yang melihat perdebatan Ernest dan Elena. Dia beranjak dari duduk nya, lalu berjalan menghampiri mereka dan berdiri di depan bangku mereka.

"Kalian berdua, keluar dari kelas saya sekarang!"perintah Bu Nunung tegas.

"Loh? Kok saya di suruh keluar? Kan dia yang mulai, Bu!"protes Elena tak terima sambil menunjuk ke arah Ernest.

Ernest tersenyum senang, ia beranjak dari duduk nya sambil menarik tangan Elena agar Elena berdiri.

"Ayo, Elena gak sayang. Kita ngedate lagi."seru Ernest tersenyum manis.

Mau tak mau Elena pun beranjak dari duduk nya. Mereka berdua berjalan keluar kelas.

"Cieee."

Elena dapat mendengar sorak dari teman-teman nya. Setelah keluar dari kelas, Elena langsung menghempaskan tangan Ernest kasar.

"Jangan ganggu gue! Gue mau pergi ke pasar aja beli pisang, abis disekolah di gangguin lo terus." Elena melangkah meninggalkan Ernest sambil menghentak-hentakan kaki nya kesal.

Ernest terkekeh pelan melihat Elena yang mulai menjauh. Sungguh mengemaskan pikir nya.

"Elena pergi ke pasar. Tang tung tang. Elena nya lagi kesel. Tang tung tang~"teriak Ernest di iringi tawa dan mendapatkan jari tengah dari Elena.

Crazy Couple [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang