Ernest berdiri di ambang pintu kelas. Ia melihat Elena yang sedang mendengarkan musik, dan asik membaca komik sambil senyum senyum tidak jelas.
"Elena, Elena kek orang gila aja senyum-senyum sendiri. Mana dikelas sendirian, keliatan banget jones dia."ucapnya terkekeh.
Ernest berjalan menghampiri Elena dan duduk di samping nya. Namun Elena tidak menyadari kehadiran Ernest.
Ernest melepaskan sebelah earphone yang di pakai di telinga kanan Elena, dan memasangkan nya di telinga Ernest.
"Sialan! Ngapain lu denger lagu lingsir wengi sambil asik baca komik gitu."pekik Ernest kaget.
Mata Elena menatap malas ke arah Ernest ini yang Ia anggap sangat mengganggu acara dirinya bersantai di jam di istrahat.
"Apa-apaan sih?! Terserah gue dong, mau denger lagu apa juga."ketus Elena.
Ernest melemparkan senyuman manis pada Elena. "Dari pada baca komik sendirian kek jones. Mending main ABC 5 Dasar, yuk?!"ajak nya sambil beberapa kali mengedipkan mata nya.
"Kek bocah banget dih. Terus tuh mata ga usah kek orang cacingan, muka lu emang udah mirip cacing."ejek Elena.
Ernest mencubit pipi Elena gemas. "Muka cacing kek gini, lama-lama juga lo naksir. Apalagi kalau gue kasih makan pisang. Pasti langsung baper."
Elena menghempaskan tangan Ernest kasar. Memang nya dia semudah itu untuk di sogok, tentu saja tidak.
"Tunggu pisang beranak spongebob! Baru gue naksir sama lo."
"Jadi lo mau gak?"tanya Ernest sekali lagi.
"Engga! Ngarep banget sih lo, gue ga semudah itu buat pacaran sama lo!"jawab Elena sinis.
Ernest langsung tertawa mendengar ucapan Elena. Ternyata Elena bisa kegeeran juga.
"Maksud gue tuh, lo mau gak main ABC 5 Dasar. Bukan mau gak jadi pacar gue, cie ketahuan ya yang ngarep gue tembak."goda Ernest sambil mencolek pipi Elena.
Elena membuang muka sambari menunduk malu karena telah salah sangka.
"Sorry ya, gue gak ngarep tuh! Ok main ABC 5 Dasar tapi yang kalah harus beliin cokelat ya. Deal?!"
"Cie ketahuan yang pas Valentino Rossi gak dapat cokelat. Jadi sekarang lo cari kesempatan yang kalah harus beliin cokelat"ejek Ernest terkekeh.
Elena benar-benar malas dengan sikap Ernest yang seperti ini pura-pura bodoh.
"Valentine! Bukan Valentino Rossi, apalagi Via Vallen."
"Oh pentil." Ernest mengulum senyum karena ia ingin menggoda Elena dan membuat Elena kesal.
"Valentine. Sekali lagi lo plesetin, gue tabok loh!"ucap Elena serius.
"Oh kutil. Duh ga nyangka Elena monkey bisa kutilan."balas Ernest dengan wajah polos andalan nya.
"Kenapa ga sekalian kuntilanak aja!"saran Elena sambil menahan rasa kesal nya.
"Oh, lo mau naik satelit. Mana bisa? Kalau lo mau piknik tuh naik pesawat atau perahu deh! Mending lo ke dokter deh, siapa tau otak lo ke bentur jadi ngawur."
Elena benar-benar gemas melihat tingkah Ernest yang minta di pukul.
"Yang harus nya ke dokter tuh. Lo, bukan gue!" Elena memukulkan komik yang ia pegang ke wajah Ernest.
"Iya sih. Makan pisang emang suka bikin sembelit. Maka nya lo kurang-kurangin makan pisang kek kembaran lo di taman safari itu." Ernest bersorak senang melihat ekspresi wajah Elena yang sudah kesal.
"Bodo amat."ucap Elena mulai lelah.
"Kalau lo sakit, nanti yang gue sakitin siapa?"tanya Ernest dengan wajah pura-pura sedih.
Elena tak memperdulikan omongan Ernest, dan memilih melanjutkan membaca komik.
"Di kacang itu ga enak tau. Apa lagi status doi online tapi ga bls chat kita."ucap nya cemberut.
Hening. Tak ada respons sama sekali dari Elena.
Ernest mengambil sesuatu dari dalam tas nya dan memberikan nya kepada Elena.
"Nih buat lo!"
Elena mengerutkan dahi nya bingung. "Ini apaan? pemberian dari lo suka aneh-aneh sih." tanya nya sedikit curiga.
"Kardus kecil, happy birthday ya!"ucap Ernest tersenyum manis.
Elena menyalakan layar ponsel nya, dan beberapa detik melihat tanggal di ponsel nya memastikan bahwa hari memang bukan ulang tahun nya.
"Gue engga ulang tahun. Lo salah kasih kado kali!" Elena mengembalikan kardus kecil tersebut. Namun Ernest menahan tangan Elena.
Ernest tersenyum polos sambil menggaruk tengkuruk lehernya yang tak gatal. "Ini ulang tahun kolor hello kitty gue yang ke 4th. Karena dia ga bisa nerima kado ini, anggap aja lo perwakilan kolor gue!"
Elena melongo. Seidiot inikah Ernest sampai kolor aja di beri kado ulang tahun.
"Buka dong, pasti lo suka deh!"suruh Ernest.
Dengan ragu, Elena membuka kardus kecil tersebut dan tersenyum tipis. Isi kardus kecil itu ternyata Brown mini snow globe.
"Lucu. Kenapa lo milih brown dan ngapain juga lo bawa ginian ke sekolah?"tanya Elena penasaran.
"Karena Brown bebek kuning."jawab Ernest ngasal.
"Brown itu beruang cokelat. Yang bebek kuning itu Sally!"
"Lo bilang kan yang kalah harus beliin cokelat, anggap aja gue kalah dan ngasih lo itu sebagai pengganti cokelat."
Setelah mengucapkan itu pada Elena. Ernest beranjak dari duduk nya, dan melangkah keluar kelas.
Sementara Elena menatap kepergian Ernest dengan pandangan bingung.
"Dasar aneh! Belum juga main, udah ngaku kalah aja. Tapi lumayan punya hiasan baru buat dikamar."ucapnya terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Couple [On-going]
MizahErnest tidak tau apa yang sedang di rencanakan oleh nenek nya sehingga memisahkan dia dengan kedua saudara kembarnya. Ernest pindah ke salah satu SMA di kota Bandung. Namun dia tidak menyangka akan bertemu dengan salah satu teman masa SMP nya. Dia b...