"Sayang..."panggil Ernest dengan suara manja.
Elena menatap malas, ia bosan dengan sikap Ernest yang selalu bertingkah konyol dan bodoh.
"Berisik."ketus Elena.
Ernest menekukkan wajah nya sebal. Pada hal ia sengaja menggoda Elena dengan memanggil nya sayang.
"Jadian, yuk?"ajak Ernest santai sambil tersenyum tipis.
Elena langsung memukul kepala Ernest menggunakan buku paket Matematika sehingga membuat Ernest meringis kesakitan.
"Kalau mukul tuh cari buku yang tipis kek. Lu kira buku Matematika tipis, kenapa ga sekalian lu pake kamus Inggris aja?!"balas Ernest kesal.
Elena tersenyum miring ke arah Ernest. Mungkin Ernest lupa, jika hari ini ada pelajaran Bhs. Inggris pikir Elena.
Dengan senang hati Elena akan mengambulkan permintaan Ernest. Ia membuka tas nya, dan mengambil kamus Bhs. Inggris yang sangat tebal.
"Siap?"tanya Elena senang.
Ernest melotot tak percaya ternyata Elena benar-benar gila. Masa dia beneran mau memukul kepala Ernest memakai kamus.
"Lo beneran Elena monkey kan? Kenapa lo malah jadi ganas sih?"tanya Ernest kaget.
"Bukan, Elena monkey udah di culik alien. Udah di jadiin team Green Three Eyed Aliens. Jadi kapan kamus ini mendarat di kepala anda tuan Ernest yang terhormat?"balas Elena tersenyum jahat.
"Ntar kalau lo udah jadi pacar gue. Kata bang Darwin, cewek ganas itu biasa nya memuaskan lho."goda Ernest sambil mengedipkan mata nya genit.
Tak lama setelah Ernest berbicara seperti itu. Elena langsung memukul Ernest sedikit keras menggunakan Kamus tersebut.
Ernest meringis kesakitan, ia mengusap kepala nya berkali-kali. "Pusing kepala gue, mukul pake perasaan dong?!"
"Bodo amat. Salah lo sih, pake acara mesum. Ya walau gue sedikit mesum liat roti bakar Oppa." Elena menjulurkan lidah nya, tak memperdulikan Ernest yang kesakitan.
Salah satu tangan Ernest kemudian menangkup pipi milik Elena. Ernest mendekatkan wajahnya ke wajah Elena, dan seringai terukir di wajah Ernest. Membuat gadis itu terdiam dan tak berkedip sama sekali.
Tanpa mereka berdua sadari, ada dua orang berdiri di pintu kelas sambil memperhatikan tingkah mereka.
"TUNJUKKAN KALAU LO JANTAN, ERNEST."
Ernest terkejut, dan langsunh melepaskan tangan nya dari pipi Elena. Ia menengok ke arah pintu dan terlihat dua orang yang sangat ia kenal.
"Bang Darwin, Della. Kalian ngapain disini?"tanya Ernest kikuk.
"Nonton drama."jawab Darwin malas.
"Kalau Della di suruh Omah buat cek abang. Nih Della lagi video call sama Omah."jawab Elena jujur.
Ernest mendesah pelan. Mengapa Fredella harus menunjukan ia sedang menggoda Elena kepada Omah nya.
"Hallo, gue masih disini kali. Kalau mau kaget nanti pas mister money ke sekolah lu." ucap Natasha santai dari ujung telepon.
"Itu nenek lo? Kok gaul?"tanya Elena tak percaya.
"Iya, Necaga alias nenek cantik gaul."jawab Ernest jujur dan terdengar suara tawa Natasha.
"Necaga ngapain di dalem telepon gitu? Ga kesempitan?"tanya Elena pura-pura bodoh.
Mereka bertiga melongo, apa Elena ndeso sampai bertanya seperti itu.
"Karena gue di larang masuk TV, jadi gapapa masuk HP. Lumayan jadi artis dunia video call."ucap Natasha tertawa kecil.
"Nenek lucu deh. Jadi pengen nabok cucu nya!!"balas Elena tersenyum manis.
"Tabok aja, silahkan sepuasnya!"ucap Natasha tak keberatan.
Elena bersorak kegirangan, dia langsung menabok pipi Ernest pelan. "Lo ganteng deh! Kalau abis gue tabok."ucap nya tertawa kecil.
"Bodo amat."ketus Ernest bete.
Fredella menggelengkan kepala nya, ia yakin nenek nya sudah merencanakan sesuatu. Jika nenek nya langsung mengabulkan permintaan orang lain.
"Nah, karena lo udah tabok cucu kesayangan gue yang polosnya mirip pantat bayi. Sebagai ganti nya lo harus jadi pacarnya si Ernest." ujar Natasha tersenyum miring sambil menekankan kata pacar.
Elena membulatkan mata nya tak percaya. Ini nama nya jebakan, benar-benar licik nenek nya Ernest pikir Elena. Sementara Ernest tersenyum senang sambil mengacungkan jempol nya ke arah Natasha.
"Udah dulu ya. Gue mau lanjut kuda-kudaan sama Oppa lu! Bye~" Natasha memutuskan panggilan nya sepihak.
Fredella langsung memasukan ponsel nya ke saku rok nya. Untung saja kelas Ernest masih sepi, jadi obrolan tadi aman dari lambe amatiran di sekolah nya pikir Fredella.
"Congrast, lo ga terlalu buruk buat abang gue. Tapi tolong jangan buat bang Ernest jadi mesum! Cukup bang Darwin aja." Fredella memperingatkan Elena dan melangkah keluar kelas.
"Yahh... Si polos dah punya pacar, kenapa si mesum masih jomblo?!"gerutu Darwin sebal sambil melangkah keluar menyusul Fredella.
"Nasib, bang."balas Ernest sedikit keras sambil terkekeh.
Elena hanya terdiam tanpa ekspresi. Elena masih tidak percaya apa yang terjadi dengan mereka berdua barusan.
"Jadi pacar gue gak terlalu buruk, malah asik. Selamat datang di dunia baru lo, Elena monkey gak sayang."ucap Ernest tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Couple [On-going]
HumorErnest tidak tau apa yang sedang di rencanakan oleh nenek nya sehingga memisahkan dia dengan kedua saudara kembarnya. Ernest pindah ke salah satu SMA di kota Bandung. Namun dia tidak menyangka akan bertemu dengan salah satu teman masa SMP nya. Dia b...