24. Fredella kencan?

3.3K 301 48
                                    

Fredella menggerutu pada dirinya sendiri dan heran mengapa harus berbohong kepada kedua abang nya saat pulang sekolah tadi. Pada hal ini hanya pertemuan biasa saja.

Ponsel Fredella berbunyi, tertera nama Kevin dibalik layar handphone. Fredella langsung menyentuh tombol merah di ponsel nya.

"Mereka lagi bikin teror ke gue ya?"tanya Fredella heran.

Fredella mengedarkan pandangan nya ke sekeliling cafe. Tidak ada tanda bahwa kedua abang nya mengikuti dirinya sampai ke cafe ini.

Fredella bernapas lega. "Aman! Setidaknya engga ada yang ngerusuh."

"Siapa yang ngerusuh? Lo segitu engga mau nya di gangguin ya pas ketemuan sama gue?"goda cowok itu tersenyum miring, lalu duduk di depan Fredella.

Fredella tersenyum sinis. Lelucon sekali ucapan cowok barusan, bahkan Fredella datang ke cafe ini saja terpaksa. Karena cowok itu mengancam akan datang ke rumah dan tentu saja itu lebih berbahaya.

"Duduk."

Cowok tersebut menatap ke sekitar, dia tersenyum tipis melihat Fredella yang ketus pada dirinya.

"Engga usah jutek gitu! Gue cuma mau memperbaiki kesan kenalan kita doang kok." Ucapnya dengan santai.

Fredella menatap malas ke arah cowok tersebut. Dipikiran Fredella hanya penasaran, apa yang sedang direncana kan oleh orang itu.

"Lo, inget apa yang pernah lo lakuin ke gue?"

"Sorry, gue dulu terlalu sombong dan nganggep lo bakal takut. Karena gue yang notaben nya kakak kelas lo."

Fredella tersenyum mengejek. "Haha.... Lo pikir adik kelas harus takut sama kakak kelas?"

"Iya lah. Kan gue lebih tua dari lo." Jawabnya dengan santai.

Fredella menggelengkan kepala nya mendengar ucapan tersebut. Benar-benar orang ini membuatnya ingin melemparkan sepatu miliknya agar sadar.

"Tuan Rolando yang terhormat!! Memang anda lebih tua dari saya. Tapi bukan untuk di takuti, tapi harus di hormati! Cuma beda kasus dengan anda. Anda dengan seenak jidat so berkuasa di sekolah, lalu menjudge saya sebagai simpanan om-om! Tolong berkaca, apa pantas anda saya hormati?"

Fredella dengan frontalnya berbicara cukup keras. Beberapa pengunjung melihat ke arah mereka berdua.

"Maaf!" Hanya kata tersebut yang keluar dari mulut Rolando.

"SAYANG!!!!" Sebuah teriakan keras dari arah pintu masuk.

Fredella sangat mengenal suara ini, entah apa apa yang akan dilakukan hari ini. Ia menatap dua orang wanita hamil dengan muka yang sangat menor.

Terlihat mereka berdua berjalan ke arah meja Fredella. Sedangkan Rolando menatap bingung.

"Ih, Sayang. Kamu kok malah berduaan sama cewek ini."

Rolando menatap dari bawah hingga atas. "Heh! Lo siapa? Awas di razia Satpol PP!" Ucapnya ketus.

Dua wanita hamil itu saling memandang, lalu tersenyum miring.

"Ih, masa kamu lupa sih!!! Semalem kita ngapain sampe perut aku kembung gini." Ucapnya sambil mengelus-elus perutnya.

"Karena lu cacingan lah!" Balas Rolando seenak nya.

Kepala Rolando di jitak cukup keras, Fredella hanya tersenyum tipis dengan tingkah orang itu yang malu-maluin.

"Jahat!! Padahal semalem goyangan kamu bikin aku gini." Wanita hamil itu memukul bahu Rolando pelan-pelan.

"Iya, mana langsung tokcer satu tembakan meledak!!!!!" Ucapnya tak mau kalah dari adiknya untuk membuat malu Rolando.

"Ihh! Apaan sih kamu, ikutan-ikutan. Dia kan milik aku seorang!!!"

"Heh bencong! Ngaca, mana mau dia sama lu?!" Balasnya sambil memandang rendah, lalu menjambak rambut adiknya.

Merasa tak terima, dia pun langsung membalas menjambak rambut kakaknya hingga tanpa sengaja terlepas.

"Sorry guys! Rambutnya keliatan. Jadi ketahuan deh." Balasnya tersenyum polos.

Rolando mengenali wajah itu. Ya dia adalah Ernest dan Darwin. Tapi bagaimana bisa mereka ada disini pikirnya.

Beberapa pengunjung menertawakan ulah yang dibuat oleh Darwin dan Ernest. Sedangkan Fredella malah seolah sibuk dengan memainkan ponselnya.

"Dasar tukang rusuh. Doyan banget gangguin orang."ucap Rolando tak suka.

"Iya dong, kita kan sayang adik. Ya kan zeyeng, drama ini tanpa kegilaan kita ga lucu." Balas Ernest sambil bersandar ke pundak Darwin.

"Terpaksa." Jawab Darwin singkat.

Ernest cemberut mendengar jawaban Darwin, terdengar kekehan dari Fredella yang membuat dia semakin kesal.

"Ih ngeselin!!!" Ucap Ernest bete.



🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Hai... setelah lama menghilang aku muncul lagi👻
Hiatus ini bikin nyaman, sama kek dia perjuangin orang yang ga sayang sama dia tapi masih bertahan. Eakkk💕💕

~Vinnaovin

Crazy Couple [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang