Ernest menatap bosan ke arah TV , sudah hampir sebulan hanya dirumah. Tidak bisa keluar rumah, dan mengganggu Elena.
"Ernest, lu gabut ya?" Tanya Darwin kesal karena adiknya menyala matikan TV seenak nya.
"Iya, Bang. Pengen main!! Bosen dirumah mulu." Rengek Ernest.
Darwin sedikit prihatin melihat Ernest, padahal adiknya sudah memiliki pacar tapi rasanya seperti jomblo.
"Dek, lu engga guna banget punya pacar sih. Inisiatif telepon dia atau video call sana." Suruh Darwin.
Ernest menghela nafas kasar. "Di reject, bang. Gara-gara gue nyalain Hotspot di HP nya dia dan gue abisin kuota nya buat download drama Korea." Ucap nya jujur tanpa ada rasa bersalah.
Darwin langsung menjitak kepala Ernest sedikit keras. "Engga ada akhlak emang, ga guna bener idup lo jadi pacar dek. Pake download yang berguna kek!" Omel Darwin gemas.
"Contohnya? Download apa bang yang berguna?" Tanya Ernest.
"Download bokep lah." Jawab Darwin sedikit keras tanpa tahu malu.
Tak lama setelah Darwin berkata seperti itu. Tiba-tiba ada sendal mendarat tepat di kepala Darwin.
"Lebih engga guna saran kau bang. Pantes aja jomblo terus."
Darwin dan Ernest menatap ke arah asal suara tersebut. Mereka melihat Fredella menuruni tangga tapi pakaian nya aneh.
"Dek, kamu engga sakit jiwa kan?" Tanya Darwin selidik.
"Dek, masih bernafas kan?" Ucap Ernest menambahkan.
Sementara Fredella menatap kedua abang nya datar. Apa akibat terlalu lama dirumah IQ mereka berdua jadi jongkok.
"Pertama nih ya, Della masih waras. Kedua, jelas aja masih bernafas kan belum mati!"
"Lagian tumbenan pake daster dirumah, Dek. Biasa nya kan yang daster'an si Ernest."
"Ah abang perhatian banget sih." Kata Ernest tersipu malu dan mendapatkan cubitan dari Darwin.
Fredella duduk di samping mereka berdua. "Baju yang paling atas aja, Della pake." Jawab Fredella jujur.
"Dek, kalau cewek marah bujuk nya gimana?" Tanya Ernest to the point.
"Pastiin dulu, bang. Dia cewek apa bukan." Jawab Fredella terkekeh.
Ernest mencubit pipi Fredella gemas. "Ih, abang lagi serius dek!"
"Hmm..." Fredella berpikir sejenak. "Keknya buat dia senyum bang." Lanjut nya.
"Contoh nya?" Tanya Ernest sekali lagi.
"Gombalin, maybe." Ucap Fredella sedikit ragu.
Ernest mengangguk paham, ia langsung mengeluar kan ponselnya dan langsung mengirimkan pesan gombalan kepada Elena.
Tanpa Ernest sadari, Fredella dan Darwin memperhatikan Ernest yang sedang fokus dengan ponsel nya. Mereka berdua saling pandang dan tersenyum jahil.
"Kenapa dek? Abis diputusin ya?" Tanya Darwin mengejek.
"Berisik!" Ketus Ernest.
Ernest langsung memberikan ponselnya kepada Fredella.
"Della punya hp sendiri, bang. Engga niat beli juga." Ucap Fredella pura-pura tak paham.
"Kata kamu, cewek suka di gombalin. Kok dia gitu dek!" Rengek Ernest cemberut.
"Idih najis, alay banget sih lu dek!" Ejek Darwin.
"Bentar biar Della baca dulu."
Fredella menahan senyum melihat isi chat'an abang nya dengan Elena. Sepertinya memang tidak cocok jika abang nya gombalin cewek.
"Berarti dia tipe cewek yang engga su---", belum selesai Fredella berbicara ponselnya Ernest di rebut oleh Darwin.
"Gaya nya manggil yang. Pada hal dia nya engga sayang ke lu, Dek." Kata Darwin tertawa mengejek.
"Bacot bang, syirik bilang ae." Jawab Ernest tak terima.
"Nah gitu dong, ribut. Saya kan engga suka keributan." Ucap Fredella berniat memanasi.
"Perdamaian kocak." Balas Darwin sinis.
"Gini nih, kalau pas pembagian otak absen." Ucap Ernest menambahkan.
Fredella memandang mereka berdua sebal. "Ngapa jadi Della yang kena dah."
"Karena kamu jomblo, dek." Ejek Darwin.
"Hilih bicit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Couple [On-going]
UmorismoErnest tidak tau apa yang sedang di rencanakan oleh nenek nya sehingga memisahkan dia dengan kedua saudara kembarnya. Ernest pindah ke salah satu SMA di kota Bandung. Namun dia tidak menyangka akan bertemu dengan salah satu teman masa SMP nya. Dia b...