22. Jalan Bareng Elena

5.7K 543 24
                                    

Ernest bosan menunggu Elena selesai berdandan, pada hal ia hanya ingin mengajak nyari cemilan karena Ernest ingin Elena tidak makan pisang terus.

"Gini ya, kalau cewek make up. Pantes aja Papah selalu komplen kalau mamah lagi make up ke kondangan."

Ernest membuka aplikasi Instagram di ponselnya dan mencari username. Ernest tersenyum miring siapa tau dia menemukan foto aib milik Elena.

Ernest menghela napas pelan melihat foto-foto di akun Instagram milik Elena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ernest menghela napas pelan melihat foto-foto di akun Instagram milik Elena.

"Ya Allah, mata Ernest ternodai sama foto cabe-cabean."

Tiba-tiba seseorang menjitak kepalanya sangat keras, Ernest menoleh ke belakang dan mendapati tatapan datar dari Elena.

"Sembarangan kalau ngomong! Itu foto sexy tau, bukan foto cabe-cabean."protes Elena tak terima.

Ernest menatap Elena sambil mendengus kesal. "Alah sexy apaan? Datar juga."ucap nya pelan, namun masih dapat di dengar oleh Elena.

"Apa nya yang datar?"tanya Elena ketus.

"Itu tembok rumah lo datar, ga ada bentuk bintang laut ya. Eh mending kita pergi sekarang yuk?"ajak Ernest mengalihkan pembicaraan.

Elena tak menjawab ucapan Ernest, lalu memilih berjalan duluan diikuti Ernest dari belakang untuk menyusul Elena, dan Ernest langsung menggengam tangan Elena supaya tidak pergi duluan lagi.

"Udah jangan bete gitu! Sorry, gue ga suka lo pose gituan di sosmed."ucap Ernest sambil mencubit hidung Elena.

Elena menatap datar ke arah Ernest. "Terus lo mau gue pose gimana?"

"Ya tertutup. Contohnya muka lo ditutupin keresek."jawab Ernest terkekeh.

"Gak lucu!"

"Hibur gue dong. Gue lagi sedih nih!"

"Lo sedih kenapa?" Awas kalau ujungnya bikin kesel, lo bakal gue kasih ke ikan Piranha!"

Ernest tersenyum melihat ekspresi wajah Elena saat mengancamnya, sangat menggemaskan. Ia jadi ingin memberikan Elena pada Harimau.

"Jadi gue lagi di kamar, terus gue denger ada tukang bakso lewat depan rumah."

"Terus?"

"Gue langsung lari ke dapur dong ngambil mangkok. Abis kan gue laper."

"Hmm, terus?"

Elena menatap Ernest dengan intens, dia
merasakan firasat yang tidak baik dari cerita Ernest sekarang.

"Pas gue udah depan rumah, ternyata abang nya udah pergi jauh."

"Ya itu salah lo. Kenapa engga manggil abang bakso nya dulu."

"Ih gue belum selesai cerita."ucap Ernest cemberut.

"Ya ya ya. Lanjutin!"balas Elena malas.

"Gue mau manggil malu. Ntar kalau abang bakso nya geer terus dia modusin gue, gimana coba?!"

Elena menggeleng pelan melihat Ernest yang cocok jadi Raja drama. "Ya lo tinggal layanin aja. Ga usah so jual mahal, paket internet yang jual murah aja laris dan disukai kan. Siapa tau lo jual murah ke si abang bakso dapat bakso segerobak kan. Nah jadi bakso nya bisa lo jual dan hasil duitnya kasih ke gue deh."ucap Elena santai.

"Emang nya gue cowok apaan? Gini-gini gue selera gue tinggi ya."

"Setinggi apa?"tanya Elena selidik.

"Setinggi cinta gue yang ga di balas sama lo. HAHAHA."

"Lebay. Jangan baperin kalau cuma candaan. Gue takut jatuh ke pesona lo."

Langkah Elena tiba-tiba terhenti. Matanya menatap sosok pria yang sedang tertawa dengan cewek lain, ia kenal sekali cowok itu yang berdiri tak jauh dari posisi mereka.

Ernest mengikuti arah pandang Elena, dan Ernest tebak cowok itu pasti masa lalu dari Elena.

"Lo kenapa? Kenal sama cowok itu?"

"Iya, kita balik aja yuk. Gue tiba-tiba bad mood nih."ajak Elena sambil membalikkan badan nya.

Ernest menahan lengan Elena agar tak pergi. "Jujur aja, kalau lo masih sayang dan belum bisa move on dari dia. Pada hal lo tau dia udah pergi, terus ninggalin luka di hati lo. Tapi tetep aja lo masih ngarepin dia dan ga bisa liat dia sama orang lain. Kenapa lo engga coba buka hati lo buat gue?"ucapnya bersungguh-sungguh tanpa ada candaan.

"Kenapa lo jadi kaya laki sekarang."ejek Elena tersenyum tipis.

"Jangan ngalihin pembicaraan. Selesaikan urusan lo sama dia, kalau lo ga percaya diri. Tenang ada gue disamping lo."

Elena menatap keseriusan dari Ernest, kali ini sikap Ernest sangat berbeda dari biasanya.

"Ya udah. Awas aja kalau lo pura-pura bego lagi ya."

"Siap! Gini-gini gue jago akting tau."ucap Ernest percaya diri.

Ernest menggandeng tangan Elena, lalu berjalan menghampiri cowok itu dan Ernest sengaja menabrak pundak cowok tersebut. Sementara Elena menahan tawa nya, ia tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nanti.

"Elena, lo apa kabar?"tanya cowok itu yang menyadari kehadiran Elena.

Saat Elena hampir saja menganga untuk berbicara, malah di duluin oleh Ernest.

"Kabar dia lebih baik tanpa kehadiran lo. Karena udah ada gue sekarang!"

Cowok itu menatap bingung ke arah Ernest. "Eh, Bro kok lo jahat banget bilang gitu. Kaya gue abis nyakitin Elena aja."

"Lah emang kenyataan kok, jahat mana sama apa yang lo lakuin ke dia? Lo tinggalin dia di saat dia masih sayang-sayang nya!"

Elena langsung tertawa terbahak-bahak melihat obrolan Ernest dengan cowok tersebut yang tak lain adalah sepupunya.

"Lo salah paham. Perlu gue luruskan ya, Si Elena tuh jomblo akut. Dan kenalin gue Farhan sepupu nya Elena."ucapnya terkekeh.

Ernest terdiam, melirik tajam ke arah Elena. Ternyata Elena malah mengerjainya, sia-sia ia bersikap jadi cowok gentle.

"Oh, sorry ya mas. Tadi saya emosi soalnya abang saya------" Ernest sengaja menggantungkan ucapan ya.

"Abang lo kenapa? Suka sama si Elena? Kok mau sih?"tanya Farhan terkesan dan mendapatkan tatapan sinis dari Elena.

"Abang saya tadi bilang hp nya hamil, terus saya suruh tanggung jawab. Eh malah saya kena jitak sama abang saya." Ernest menunduk pura-pura sedih.

"Loh? Kok bisa? Paling batre nya aja kali, itu kan tinggal ganti aja."jawab Farhan santai.

"Tapi saya sedih."

"Sedih kenapa?"tanya Farhan bingung.

"Sedih nasib bayi nya gimana."

"Gimana bisa hp punya bayi. Ngaco lo!"

"Bisa, kan bayi download online. Ehehe~" Ernest tersenyum polos.

Farhan menatap sebal. Ternyata Ernest tak jauh sifatnya dengan Elena. "Bodo amat. Mati ae lu sono."

Crazy Couple [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang