SICARIO

128 21 7
                                    


SICARIO
(Penembak Jitu – Bayaran, ilegal)

Chacho & Ezra  The hidden scene after Alexander got shot  Timeline: Chartreuse 2014

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chacho & Ezra
The hidden scene after Alexander got shot
Timeline: Chartreuse 2014

***

"Rumahmu keren," puji Ezra begitu keluar dari rumah bercat ungu dan kuning tersebut dari halaman belakang. Anak lelaki itu membawa sebuah Colt, membolak-balik pistol semi otomatis di tangannya dengan sorot penasaran. "Coba Alex mau mengecat rumah kami dengan warna cerah ceria sepertimu, dan perabot di dalamnya komplet. Hah! Kulkas saja kami tak punya."

"Bukan rumahku, itu rampasan," sahut Chacho, menyusul di belakangnya setelah mengunci pintu seraya memasang gembok hingga tiga lapis.

Ezra tercenung, berhenti melangkah. "Rampasan?" Ia menoleh pada Chacho, sorotnya kecewa. "Tidak jadi keren, kalau begitu," sungutnya.

Chacho terkekeh. Ia merangkul pundak Ezra, mengajaknya meneruskan jalan. "Aku sengaja pilih rumah ini karena halaman belakangnya luas, terhubung ke hutan. Sering berburu babi hutan atau latihan menembak di sana. Pernah juga bersama Alex."

"Benarkah kakakku dulunya sicario?" Ezra mendongak menatap Chacho.

Chacho menunduk, tersenyum kecil. "Tidak, kakakmu tak pernah jadi sicario. Kubilang dia bisa jadi sicario kalau dia mau, tapi dia tak bersedia. Yang benar adalah, kemampuan menembaknya selevel dengan sicario," jelas Chacho pelan, tahu Ezra bisa mendadak tak paham apa yang ia ocehkan jika bicara terlalu cepat.

"Harusnya dia yang melatihku menembak, bukan kau." Ezra menggerundel.

Chacho mengacak rambut Ezra. "Melihatmu memegang pistol seperti itu saja, Alex bisa histeris."

"Aku tak mengerti kenapa Alex bisa begitu. Maksudku, melarangku ini-itu, tak melatihku memegang pistol padahal kami tinggal di kawasan berbahaya, tapi dirinya sendiri meliput di tengah pertarungan geng dan tertembak." Ezra semakin tampak jengkel. Pistol di tangannya mulai ia arahkan ke sana kemari sambil membuat suara 'Bang! Bang!'

"Mungkin dia sangat mencemaskanmu, tak ingin kau terluka." Chacho mengedikkan bahu. "Oi, bawa pistolnya dengan benar. Jangan sembarangan kau arahkan begitu."

Ezra berpaling pada Chacho, menatapnya penuh selidik. "Dan kau tidak mencemaskanku, karena nekat melatihku menembak? Kebalikan dari Alex, huh?"

Chacho meringis. "Buat apa mencemaskanmu? Kau 'kan pemberani. Lima tahun lagi, kau bahkan bisa menjadi ketua geng kalau kau mau."

Muka Ezra memerah dengan hidung kembang kempis. "Masa?"

"Tentu saja! Kupikir kau cocok di Mara Salvatrucha." Chacho menepuk dada, bangga. "Aku rela jika penerusku nanti adalah kau, Ezito."

Ezra cengar-cengir, menurunkan pistolnya. "Iyakah? Tapi Alex pasti tidak akan setuju."

"Oh, ya, tak akan pernah setuju." Chacho mendahului langkah Ezra, lantas berjongkok, menepuk punggungnya. "Masih jauh. Mau kugendong?"

Chartreuse - On the Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang