ChaPi
Fluff-awkward***
"Kupikir sebaiknya kita berhenti berteman."
Chacho terhenyak. "Oi?!" Ia berhenti mengelap popor AK-47, beralih menatap foto Alexander – tampak samping tanpa senyum, hasil candid – di layar ponselnya. Raut ceria sang ketua raib, berubah seperti baru kena tempeleng satu ton ganja.
Tak ada suara tanggapan di seberang sana.
Chacho meninggalkan senapannya begitu saja, melempar lap ke atas meja dengan kekuatan seperti melempar orang. Ia berdiri gusar, menempelkan layar ponsel ke telinga kiri. "Papi, hei, maksudmu apa? Berhenti berteman? Kau tak mau lagi jadi temanku? Kau mau pergi?"
Ada jeda sejenak sebelum suara murni malaikat dari seberang sana merespon singkat. "Ya."
"Kenapa? Kita sudah lama temenan, kan? Sudah lebih dari 20 tahun?"
"Ngawur. Belum ada 20—"
"Iya, 12 tahun lebih 11 bulan, aku tahu, tapi 'kan..." Chacho mendesah nelangsa.
Suara di seberang sana berdecak pelan. "Kau hitung sampai sedetail itu?"
"Yah, 12 tahun 11 bulan 5 hari sejak aku melempar kerikil padamu dan kau memintaku memasang bintang di atas roket kardus. Sebentar lagi perayaan pertemanan kita ke-13, kenapa kau malah minta putus, eh?!"
"Berhenti berteman, bukan putus! Memangnya kita jadian?! Tidak lucu!" komentar si pemilik suara lembut, sepertinya mulai jemu.
Chacho langsung menyambar. "Kau juga tidak lucu, Papi. Masa minta putus lewat telepon?"
"Sudah kubilang berhenti berteman, bukan putus!"
"Sama saja, tahu! Ayo temui aku langsung, kalau berani. Ajukan proposal seperti Esteban ketika mau membeli senjata api, baru nanti aku putuskan oke atau tidak. Aku ketuamu, segala hal menyangkut anak buahku, termasuk kau, aku yang berhak memutuskan. Bukan kau yang justru memutuskan duluan. Itu namanya penistaan terhadap El Jefe!"
Dua kali ketukan pada pintu menghentikan omelan Chacho.
Chacho menurunkan ponsel, menutup receiver sejenak. "Siapa?!" bentaknya berang. Ia lupa kalau semua anggota MS-13 tidak pernah sesantun itu mengetuk pintu kecuali—
"Aku. Buka pintunya."
Chacho refleks mendekatkan ponsel ke telinganya kembali. "Papi? Apa itu kau, di depan pintu?" bisiknya grogi.
"Ya. Katamu harus ketemuan langsung? Aku sudah sejak tadi berdiri di luar."
Chacho masih menempelkan ponsel ke telinga, berjalan mengendap-endap menuju pintu depan yang sebenarnya tidak terkunci. Begitu tiba di sana, perlahan ia memutar kunci sambil menggigit bibir.
Klik.
"Chacho, kau di dalam?" Suara malaikat pencabut hubungan itu berubah menjadi teror bagi Chacho. Tak lagi kalem atau lembut seperti awalnya. Kini terdengar nyata, mungkin kurang dari satu meter di balik pintu kayu bercat kuning yang menjadi tabir di antara mereka berdua.
Chacho melihat ke arah layar ponsel. Tertera keterangan seberapa lama ia berkomunikasi dengan 'Mi Papi', nama kontak Alexander yang ia simpan sebagai nomor panggilan pertama. Empat puluh satu detik.
Alexander telah memutus percakapan mereka di telepon.
"Chacho! Aku tahu kau di dalam. Buka!" Suara di luar sana tak lagi menyejukkan. Satu kepalan sepertinya baru saja membentur pintu, membuat Chacho memejamkan mata sejenak.
![](https://img.wattpad.com/cover/94464357-288-k102479.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Chartreuse - On the Other Side
Ficción GeneralIni kayak semacam... persinggahan[?]. Jadi, ketika aku stuck dengan alur utama, aku suka refreshing, tetep nulis Chartreuse meski bukan untuk 'jalur resmi'. Kupikir ini juga bisa kubagi dengan kalian, apalagi yang mulai menanyakan update part :'v Nu...