Ini kayak semacam... persinggahan[?]. Jadi, ketika aku stuck dengan alur utama, aku suka refreshing, tetep nulis Chartreuse meski bukan untuk 'jalur resmi'. Kupikir ini juga bisa kubagi dengan kalian, apalagi yang mulai menanyakan update part :'v
Nu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Timeline: After Chartreuse 1318 Genre: fluff-angst #drugabuse Cast: Alexander Aranda, Armando Ollireum
***
Alexander mengerang lirih saat matanya membuka perlahan. Kepalanya pening, membuat tangan kanannya refleks hendak memijit kening. Akan tetapi, bunyi gemerincing logam membuatnya terbelalak, seiring dengan gerakan tangan yang tertahan.
"ARMANDO!" teriak Alexander berang, tangan kanan ia tarik-tarik dengan kasar meski ia kini tahu apa yang menahan tangan tersebut. Sebuah borgol logam menahan tangan kanannya, terkunci dengan logam kasur penjara berbentuk pipa pada headboard ranjang.
Terdengar suara pintu kamar mandi berderit. Alexander menoleh. Kepala Chacho muncul di balik pintu yang terbuka separuh, berikut sebagian badannya yang basah oleh sabun. "Oi, Pangeran Tidur sudah bangun rupanya! Sebentar, biar aku selesaikan mandiku dulu, eh?"
"Bangsat! Untuk apa kau memborgolku, hah?! Cepat lepaskan!"
Chacho meninggalkan pintu separuh terbuka, tapi dirinya kembali ke kamar mandi sempit sel mereka, bersiul dan menghidupkan keran shower.
"ARMANDO! Lepaskan aku, sekarang!"
Siulan berhenti, berikut guyuran air shower. Wajah Chacho muncul lagi dari balik pintu, kening mengernyit menatap Alexander. "Sekarang? Kau ingin aku jalan ke situ tanpa pakai apa-apa? Dingin, tahu! Bisa-bisa jagoan kecilku mengerut!"
"Fuck you!" Alexander memalingkan muka, menggertakkan gigi. "Cepat selesaikan mandimu dan lepaskan borgol sialan ini, Berengsek!"
"Sabar, Papi. Orang sabar disayang Ketua." Chacho bersiul lagi, berlalu masuk dan tak lama kembali terdengar guyuran air shower.
***
Satu jam kemudian, Chacho tetap tidak melepaskan borgol di tangan Alexander. Letnan-nya tersebut juga sudah capek marah-marah, hanya diam bergelung selimut di atas bed padahal sudah pakai sweter dan cuaca di luar sana panas. Chacho membawakan susu dan Gatorade satu liter, memaksa Alexander minum itu dan berakhir dengan sang Letnan muntah-muntah hingga kepalanya bahkan tertelungkup di mulut ember tempat muntahannya, duduk gemetar di lantai. Karena kondisi Alexander sudah lemas, Chacho akhirnya melepas borgol di tangannya.
"Panggilkan dr. Quiroz, Armando. Ini tidak benar..." Alexander merintih, suaranya menggema di dalam ember.
"Aku sering menghadapi Mara yang kecanduan berat seperti kau. Ini namanya detokspekasi—"
Alexander memejamkan mata kuat-kuat, menahan diri untuk tidak mengoreksi Chacho.
"Kau akan sembuh setelah ini, percayalah padaku. Semua muntahanmu itu racun yang harus dikeluarkan dari tubuhmu." Chacho menambahkan, berjongkok di depan Alexander sambil menepuk-nepuk bahu sang Letnan dengan sikap (sok) bijak.
Alexander ingin menyingkirkan tepukan tangan itu tapi dirinya sudah habis tenaga. Jengkel rasanya ia tiap kali Chacho bertindak sok tahu seperti ini.