Ini kayak semacam... persinggahan[?]. Jadi, ketika aku stuck dengan alur utama, aku suka refreshing, tetep nulis Chartreuse meski bukan untuk 'jalur resmi'. Kupikir ini juga bisa kubagi dengan kalian, apalagi yang mulai menanyakan update part :'v
Nu...
Chartreuse Flashfic Chacho/Alexander *tidak sesuai timeline di OC
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.....
Ponsel Chacho berdering pukul 5.45 pagi. Tampak foto candid seorang pemuda 20 tahun di layar, serius membaca buku.
Chacho tersenyum, menyentuh layar dengan jempol kiri untuk menerima panggilan, sementara jari tengah dan telunjuk tangan kanan masih memegang rokok.
"Ya, Papi?"
"Syukurlah kau sudah bangun."
Orang di seberang sana tak perlu tahu kalau Chacho belum tidur, sengaja begadang.
Chacho berdeham. "Ada apa, Papi? Tumben telepon jam segini."
"Aku tertahan di Morgue. Di halte depannya, maksudku. Hujan deras dan tak ada taksi."
Chacho menegakkan posisi duduknya. "Mau kujemput sekarang? Kau bawa jaket?" Ia menekan ujung rokok yang menyala ke permukaan asbak.
"No, gracias.Aku cemas pada Ezra. Aku tak yakin bisa sampai di rumah tepat waktu dan mempersiapkan kebutuhan dia berangkat sekolah, jadi..." Suara di seberang sana terhenti sejenak, di antara gemerisik latar belakang tak jelas. Entah suara napas, atau angin, atau hujan.
Chacho menunggu.
"Aku minta tolong, Armando... tolong tengok rumahku dan cek Ezra. Jika aku belum pulang juga sampai jam enam, bisakah kau buat sarapan untuknya? Masih ada sisa roti tawar dan selai kacang di lemari dapur. Kau bisa bikin susu hangat? Ada kaleng Nido juga di rak paling atas."
Chacho meraih kantung plastik di samping asbak, membuka isinya sebentar. Penuh dengan roti, sarden, jagung manis kaleng, banana milk, alpukat, hingga sekerat bir kaleng.
"Uhm, tak masalah." Chacho menyahut, mengedikkan bahu. "Aku bisa menjemputmu."
"Kau masih di markas? Atau di rumahmu?"
"Aku sudah di rumahmu." Chacho berdiri, mendekati jendela berkaca hitam, mengamati hujan disertai terpaan angin agak kencang di luar sana.
"Hah?! Sejak kapan?!" Suara di seberang sana terdengar kaget.
"Semalam. Setelah kau berangkat ke Morgue, Ezra kirim pesan, memintaku datang. Anak itu menyuruhku mewarnai Dora, sementara dia sendiri membuat PR Matematika sambil ngomel tak jelas. Sudah kubawakan camilan satu kantong besar. Ada bir kaleng juga untukmu."
"Oh...gracias..." Satu helaan napas, lantas berlanjut. "Cuma kau di sana, ya kan? Aku tak suka ada anggota Mara lain di rumahku. Tak baik untuk Ezra."
