-SIX-

89 17 0
                                    

Jangan lupa buat puter lagunya biar greget yaa...

Devano mengucek matanya dan membuka gordyn kamarnya. "Huah.." Devano menutup mulutnya"Happy weekend!! sabtu yang cerah-nan barokah.." ucap Devano menatap pemandangan dibalik kaca kamarnya.

⭐⭐⭐

"Pagi Dev, kamu tumben weekend gini bangun pagi?" tanya Sella mamah Devano.

"Lah...anda tumben ada dirumah? gak kerja??" Devano meminum segelas
susu.

"Devano, Mamah nanya baik-baik sama kamu.." tanya Sella balik.

"Tumben perhatian? pura-pura ya?"

"Devano...kamu kenapa sih?" Sella menatap Devano tajam.

"Udah-ah Devano mau pergi ke School Dance. kalo Devano pulang malem jangan di telponin. bye..."ujar Devano mendadahkan tangannya lalu lari ke kamarnya.

"Hmm, Devano...Devano, kamu masih belum dewasa. Maafin Mamah yaa... kamu jadi kurang perhatian.." Sella tersenyum miris melihat tingkah anaknya itu.

⭐⭐⭐

"Hah, mager amat gue ke school dance. entar gue ketemu si Kyren lagi, bikin mood gue ilang aja dah."  ujar Devano duduk di kursi taman.

Devano sangat menikmati pagi sabtu cerah nan-barokah ini. semilir angin dan udara segar, ia dapatkan disini. ditaman hijau nan-segar.

DUK...sebuah bola basket terlempar mengenai wajah Devano yang sedang terpejam. "Wastagfirullah!! siapa sih??
gak bisa main basket apa!" Devano memegang bola basket itu dan mencari orang yang sudah melempar
nya.

"Aduh, aduh maaf Kak maaf"ujar gadis cilik yang ternyata rara adik Bianca.

"Rara??kamu ngapain disini?? sendiri?rumah kamukan jauh??" tanya Devano sambil mengusap kepala Rara.

"Aduh, Rara kena—" Bianca lari tegopoh-gopoh. "Bianca??"tanya Devano kaget.

"Devano?kamu—" pertanyaan Bianca terpotong.

"ini pasti bola, lo yang lempar? yaa?" Devano memegang bola basket itu.

"Ayo Ra, balik kesana lagi" Bianca menarik tangan Rara tanpa menjawab pertanyaan Devano.

"Eh, mau kemana lo?"Devano berteriak lalu mengejar Bianca.

"Kak, itu kok. kak Devano ditinggal kasihan tau...??" Rara menatap Bianca bingung.

"Udah-ah. kakak gak mau ketemu dia" Bianca terus menarik rara.

Bianca melanjutkan bermain bola basket bersama Rara. tetapi Devano hanya duduk dipinggir lapangan sambil memperhatikan Bianca.

"Megang bolanya aja lo belum bener, apalagi masukin bolanya ke ring. gak bakal pernah masuk" Devano datang dari pinggir lapangan, ketika bola yang dilempar bianca tidak masuk kering.

"Terus apa urusannya sama kamu?"Bianca menaikan sebelah alisnya.

"Jangan tengil-tengil jadi orang, sini gue ajarin." Devano merangkul bianca dari belakang dan mengajari cara memegang bola yang benar.

"Nih, lo...megangnya begini. tangan lo disini, nah terus lo lempar deh. masukan??" Devano tersenyum manis tepat 3 centi di samping wajah Bianca.

Bianca terpaku melihat senyuman Devano"Kenapa? like Dejavu. siapa kamu??mata kamu ini, saya—"Ucap bianca dalam hati.

"Bengong lo, salfok ama muka gue. cakep ya??" Devano melepas rangkulannya lalu berdiri didepan bianca.

"Mr.Ge-er nan arrogant yang penuh dengan tebar pesona, dan alay" ujar Bianca.

D AND B [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang