-ELEVEN-

47 14 2
                                    

Jangan lupa buat puter lagunya biar greget yaa...

Tok...tok...tok... Bianca mengetuk pintu rumahnya bersama Devano di sampi- ngnya. langsung Linda membuka pintu itu dengan cepat.

"Bianca kamu gakpapakan? Mamah khawatir banget sama kamu..."ucap Linda membelai rambut Bianca.

"Bianca gakpapa kok mah..."ucap Bianca.

"Katanya kamu jatuh ke kolam renang
Semalam?? kamu kan gak bisa berenang..." Linda semakin khawatir.

Bianca melirik tajam kearah Devano.
"Aduh...Devano...".Sedangkan Devano
Langsung berpura-pura tak melihat tatapan Bianca.

"I-i-iya mah, tapi Bianca gakpapa kok.
Kan ada Devano, yang jagain Bianca.
Mamah tenang aja..."jelas Bianca

"Ada gue...??"

"Makasih banyak yaa Dev, kamu udah jagain Bianca terus..." Linda tersenyum bersyukur.

"Iya tante sama-sama, tapi bukan Devano aja kok yang jagain Bianca, temen-temen juga care sama Bianca.." Devano menggaruk bagian belakang telinganya.

"Syukur Dev, kalo temen-temen Bianca care sama Bianca juga, Makasih sekali lagi, ya Dev.." Linda tesenyum.

"Sama-sama tante. Oh ya, Devano pulang dulu yaa tan..."pamit Devano.

"Kamu gak masuk dulu Dev?"tawar Linda.

"Gausah Tante, Assalamualaikum..."
Devano berjalan pergi perlahan.

"Devano tunggu...!!!"

Teriakan Bianca, membuat langkah Devano terhenti. lalu Devano segera membalikkan badannya.

"Makasih..."ucap Bianca sembari tersenyum, dari kejauhan.

Devano membalas senyum Bianca dan membalas dengan anggukan kepala, lalu melanjutkan langkahnya.

⭐⭐⭐

Kini Devano termenung dipinggir kolam renangnya, yang berada di belakang rumahnya.

"Kamu kepanasan?"Bianca tiba-tiba datang dengan membawa payung dan memayungi Devano.

"Bianca? lo ngapain diluar kelas? kan masih jam pelajaran?lo—"Devano bingung.

"Yaa, saya gak mau kamu dihukum sendirian. tadikan kamu ngobrol sama saya, jadi saya harus dihukum juga kayak kamu. biar kita adil"Jelas Bianca lalu tersenyum.

"Maksud lo? Pak Bagas ngehukum lo juga?" Devano balik bertanya.

"Yap" Bianca menggangguk." Yaudah sini saya bantuin." Bianca menggambil
gunting rumput yang dipegang Devano.

"Super banget sih lo, jarang banget cewek disini, yang mau panas-panasan, plus motong rumput kayak lo. Bianca" Ucap Devano dalam hati.

Tiba-tiba Devano flasback dengan kejadian itu, Ia baru sadar bahwa ia semakin hari semakin dekat dengan Bianca.

"lo ngapain duduk disini? bareng gue lagi, ini tempat gue! Minggir....!!!" usir devano

"Ma—af Saya cuman di suruh duduk disini sama pak Bagas. Saya gak bermaksud..."

"Terserah lo! awas lo, makan lapak! dan jangan pernah sentuh barang-barang gue.."

Devano tertawa kecil, Sambil menggelengkan kepalanya sedikit. Ia
teringat, bagaimana awal mulanya ia bertemu dengan Bianca. saat itu ia masih jutek dan taksudi dengan Bianca.

"Anjrr...dulu, gua jahat banget sama Bianca, tapi Bianca masih sabar sama gua. sampai sekarang"Devano tersenyum tipis.

"Hey, Kamu ngapain Dev,bengong-bengong sendiri? senyum-senyum sendiri lagi...kenapa?" Sella menepuk pundak Devano secara tiba-tiba, yang sontak membuat Devano kaget.

D AND B [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang