Jangan lupa buat puter lagunya biar greget yaa...
Kini Bianca dan Vanessa sedang berada di caffe dekat sekolah, sehabis pulang sekolah mereka langsung bergegas pergi, untuk melepaskan pikiran penat yang sudah menumpuk.
"Nes, hari ini Sandra kenapa gak masuk yaa? kamu udah dapet kabar dari dia?" Bianca mengaduk Coklat panasnya.
"Belum tuh bi, gue juga bingung kenapa tu anak gak ngasih kabar ke kita..?"Jawab singkat Vanessa yang sedang meminum secangkir kopi.
Bianca menatap keluar jendela caffe yang tertutup embun karena hujan.
"Kamu sama Sandra udah sahabatan lama..?"Tanya bianca tiba-tiba."Iyalah bi, sebelum lo jadi sahabat gue sama sandra. kita udah sahabatan duluan. Bahkan dari MPLS SMA pas kelas 10" Vanessa tersenyum.
"Wah, cukup lama ya kalian. Oh...ya kamu tau. SMP nya Sandra dimana?" tanya bianca lagi.
"Tau! dulu sih dia pernah cerita, kalo SMP dia, dulu tuh di SMP Taruna Bhakti Jakarta!" Seru vanessa."Lo tumben nanyain Sandra mulu, kenapa?"Vanessa balik bertanya.
"Gakpapa nes..."ucap Bianca lirih. Kring...sebuah notifikasi datang ke handphone bianca.
"Siapa? Mamah lo? oh.. atau Devano?"
Vanessa kepo melirik ke Handphone Bianca."CEPET KELUAR, PULANG!! DICARIIN SAMA MAMAH...GUE DIDEPAN CAFE! JANGAN LAMA...!!!"Mata bianca melotot membaca pesan dari Devano. Entah mempunyai ilmu apa dia, setiap bianca pergi dia selalu ada.
"Tuh kan, melotot...pasti dari Devano? Fix ini mah, yakin gue. disuruh pulang yaa...?" Vanessa menaikan alisnya.
"I-iya dari Devano, tapi Saya gak mau pulang ah, males!"ujar Bianca membalikan handphonenya lalu bersidakep tangan.
Kring....Sebuah lonceng yang terpasang diatas pintu cafe berbunyi ketika seorang lelaki bermasker masuk, Lalu tiba-tiba mendekati meja Bianca dan Vanessa.
"Siapa dah...?"Vanessa menyipitkan matanya kearah laki-laki itu.
"Kurir kali, mau nganter paket ke kamu ness."ujar Bianca.
"Kurir? gue gak mesen apa-apa? gue cuman mesen masker doang, itupun alamatnya kerumah gue bukan ke cafe ini. yakali dia nyari gue ampe sini?"ucap Vanessa.
"Kurir? Orang ganteng kaya gue dikatain kurir?" Laki-laki itu membuka maskernya dan ternyata itu Devano. "Lama lo, gue tungguin di mobil gak dateng-dateng. ayo pulang!"Devano menarik tangan Bianca.
"Devano? lo, jemput Bianca? Biancanya gak mau pulang sama lo!"ucap Vanessa spontan.
"Bodo! gue udah jemput jauh-jauh, ujan-ujan gini? No-no-no..."Devano langsung geleng-geleng.
"Gak...saya gak mau pulang!"Bianca menolak.
"Beneran? atau...lo mau, gue gendong sampe ke mobil. biar lo mau pulang?"
Devano tersenyum miring.Vanessa langsung menutup mulutnya dengan tangannya.
"Apaan sih? gak jelas!"Bianca membuang muka pada Devano.
"Yaudah kalo, lo gak mau pulang gakpapa. terpaksa deh, gue ambil cara kedua..."Ujar Devano.
"Iya-iya saya pulang! bareng kamu."
Bianca mau tak mau mengiyakan perkataan Devano, daripada nanti Devano membuat dirinya malu?"Okey! Yaudah ness gue balik ya sama Bianca, jangan kangen sama gue!"
Devano menggenggam tangan Bianca."Najjis gua mah, Dev...Dev ..IUHH.." Vanessa bergidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
D AND B [HIATUS]
Teen Fiction[Ini cerita ditulis pas gue SMP, gausah di baca. Soalnya penulisannya berantakan abis ahaha, nanti matanya sakit lho. Ga tanggung jawab, makasih <3] #37 In fallinlove 25/5/2018 #2 In Bioone 20/8/2018 Bianca adalah gadis cantik nan-baik hati, ditamba...