Kalian Pikir Aku Menginginkan Ini?

5.3K 420 21
                                    

PART 1

Jaejoong menatap pepohonan yang dilewati mobil jemputanya dalam diam. Mata tajamnya memang masih sama, menatap apapun dengan dingin tapi terkesan kosong. Headphone terpasang elok di kepalanya, kaos v-neck putih dengab cardigan abu ditambah jeans hitam terpasang elok di tubuh kurusnya.

Tapi jangan salah, walau tubuhnya kurus, Jaejoong adalah master teakwondo yang sering memenangkan turnamen, baik nasional maupun internasional.

Kembali ke realita, Jaejoong kini dalam perjalanan menuju kediaman orang tua kandungnya. Hari ini akan menjadi panjang, desahnya dalam hati. Mata hitam itu terpejam, kepalanya ia senderkan ke kaca jendela mobil, sesekali menghela nafas.

"Tuan muda, anda baik baik saja? "suara gugup terdengar dari kursi di sebelah pengemudi. Seorang pemuda akhir 20 an memandang Jaejoong dengan tatapan sulit diartikan.

"Hmm, " jawab Jaejoong seadanya.

"Anda ingin mampir untuk makan dahulu? Sepertinya an... "

"Hyung, " panggil Jaejoong sebelum pemuda itu melanjutkan ucapanya.

"Ne? " tanya sang pemuda menunggu perintah tuan mudanya itu.

"Sudah berapa lama kau mengawasiku? " tanya Jaejoong frontal.

Pemuda itu terdiam. Bingung ingin menjawab bagaimana. Sebenarnya ini tahun ke 5 dirinya mengawasi Jaejoong, secara sembunyi sembunyi tentu saja. Walaupun dirinya sadar bahwa Jaejoong sejak awal menyadari kehadiran orang orang yang selalu ditugasi ayah kandungnya untuk mengawasi dirinya.

Jaejoong tak pernah memberontak, tak pernah menolak, tapi juga tak pernah menerima. Dirinya hanya patuh, mengangguk setiap kali seseorang mengumumkan keputusan tentang Jaejoong, entah dari keluarga kandungnya ataupun dati keluarga tempat perasinganya. Dan kini, dia akan kembali kepada keluarga kandungnya.

"Lupakan, " desah Jaejoong yang pertanyaannya terlalu lama dijawab.

Mata itu terbuka kembali. Menatap sela sela pinggiran jendela seperti orang tak punya pekerjaan. Tak terasa, mobil mereka kini sudah memasuki sebuah mansion mewah dengan pepohonan bunga sakura di sepanjang jalan masuknya. Mobil itu berhenti di depan pintu utama, dimana ada 4 pasangan paruh baya yang sudah menunggu Jaejoong dengan senyum manis mereka.

Pintu belakang mobil dibuka, Jaejoong melangkah keluar dan segera mendapat pelukan hangat dari salah satu wanita cantik diantara pasangan itu.

"Joongie-ah, bogoshipo, " ucap wanita itu diiringin isak tangis.

"Nado, eomma, " lirih Jaejoong yang mungkin hanya bisa didengar sang ibu saja. Membuat pelukan itu semakin erat.

Beberapa saat kemudian, Park Boom, ibu Jaejoong, melepas pelukanya. Diusapnya rambut coklat Jaejoong dengan sayang.

"Salamat datang, sayang, " ucap paman-bibinya dengan senyuman hangat terpatri di ujung bibir mereka.

"Aku pulang, " ujar Jaejoong sambil tersenyum palsu.

"Sudah, lebih baik kita masuk, cuaca sedang dingin. Ayo, " seru nenek.

Mereka menggiring Jaejoong masuk ke mansion. Awalnya mereka ingin bicara panjang lebar dengan cucu termuda keluarga Jung itu, tapi sang kakek melarang, karena Jaejoong harus beristirahat terlebih dahulu. Dan di sinilah Jaejoong sekarang. Dia ditinggal di sebuah kamar mewah.

Ukurannya lima kali lebih besar dari pada kamarnya di kediaman Kim dulu. Ranjang king size teronggok di sisi kanan ruangan, di belakang kepala ranjang ada sekat yang memisahkan kamar dengan ruang ganti dengan lemari besar di kedua sisi, jendela besar dan pintu kaca transparan menghubungkan kamar dengan balkon yang berhadapan langsung dengan taman dan danau buatan di bawah sana, di pojok kamar, ada sekat berupa kaca berwarna biru yang membentuk ruang kecil dengan meja kerja, dan rak buku yang hampir menutupi dinding sebelah kiri kamar.

KILL ME, PLEASE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang