"Kembalilah ke Korea besok, " ucap seorang pria paruh baya pada seseorang di seberang telepon." Waeyo, appa?"
"Minggu depan hari perjodohanmu, dan kebetulan juga hari ulang tahun adik pria yang akan dijodohkan denganmu. Jadi pulanglah, " jawab si pria, Song Il Guk.
"Kontrakku disini masih 4 hari lagi, appa. Biarkan ku selesaikan kontrakku dulu,"
"Pulang besok. Jangan membantah. Urusan kontrakmu appa yang akan mengurusnya. Sekarang istirahatlah," ucap Il Guk lalu menutup sambungan telepon.
Di lain tempat, seorang wanita muda menatap ponselnya nanar. Bolehkah dia membatalkan perjodohan ini? Hatinya masih milik orang lain, hatinya belum mau atau mungkin tidak mau melupakan kekasih hatinya.
Korea. Andai dia pulang untuk menemui pemuda itu, tentu dengan senang hati tanpa mencari alasan dia akan langsung pulang sekarang juga. Hatinya sungguh merindukan pemuda itu. Dia berharap pemuda itu masih setia menunggunya.
®®®
"Berikan gitarmu, baby! " seru Geun suk pada Jaejoong yang sedang mengotak atik Ferrari hitamnya.
" Yak! Kau yang pingsan lebih dulu, baka! " seru Jaejoong tidak terima.
Dimana Junsu dan Yoochun? Mereka sedang berbahagia ria dengan cemilan cemilan di hadapan mereka. Saat ini empat pria itu sedang bersantai di halaman samping mansion Jung. Jaejoong sedang berkutat dengan mobil yang baru dibelinya kemarin lusa, dan Geun Suk bermain gitar di gazebo.
"Gitar ini. Aku mau ini, " ucap Geun Suk sambil tersenyum senang.
" Tidak bisa. Aku membelinya saat di Paris. Enak saja kau ambil begitu saja. Lagi pula kau yang kalah, hyung! " tolak Jaejoong.
" Kau yang kalah, bodoh. Aku tidak mau tau, ini untukku, " kata Geun Suk sambil memeluk gitar akustik berwarna hitam itu.
" Dalam mimpimu, tuan Jang. Berikan motor bugati mu padaku sekarang juga, " Jaejoong mendekati Geun suk sambil menatap tajam.
" Kau yang kalah, kitty. Gitar ini milikku sekarang! " seru Geun Suk.
" Yak! Yak! Kalian ini kenapa berisik, eoh?! Kalian mengganggu kami! " seru Junsu jengkel.
" Diam kau pantat bebek. Makan saja yang banyak agar pantatmu cepat besar! " seru Geun Suk tidak terima.
" J, usir orang itu! " teriak Junsu pada Jaejoong yang kini sudah menutup kap mobilnya sambil menunjuk Geun Suk yang sedang ikut mencomot cemilan cemilan itu.
" Yak! Ambilnya sedikit saja, hyung! Kami tidak kebagian! " teriak Yoochun menampik tangan Geun Suk.
" Kalian memakanya dari tadi, dasar adik kurang ajar! " seru Geun Suk.
Mereka bertiga terus berebut cemilan, tak menghiraukan kini Jaejoong yang ikut duduk di gazebo sambil mencomot cemilan itu satu persatu. Jaejoong sendiri sepertinya tak merasa risih. Sudah lama keempat pemuda itu tak menghabiskan waktu bersama. Walau sebagian besar dihabiskan dengan bertengkar memperebutkan sesuatu.
"Hey, J. Kau masih berhubungan dengan wanita itu? " ucap Yoochun sambil mengunyah cookiesnya.
Jaejoong terdiam. Tanganya terpaku di atas toples yang ada pada pangkuan Junsu. Pikiranya kosong. Entah kenapa, hatinya masih berharap pada wanita itu.
" Hey, kau melamun, baby J? " tanya Geun suk menyindir.
" Diam kau. Ku usir kalau kau bicara lagi, " sinis Jaejoong dongkol.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILL ME, PLEASE
FanfictionFanfiction Hanya satu hal yang Jaejoong pahami, hiduplah, untuk menyaksikan kematian mereka satu persatu. Tokoh bukan milik gue yah, gue cuma pinjem. Sebagai tanda 7 tahun gue ngefans ama DBSK/TVXK/JYJ. So, not like don't coment. Tapi jangan lupa...