Who Are You?

2.1K 294 77
                                    

Boom belum bersedia melepas pelukannya dari si bungsu Jung. Sejak kedatangan Jaejoong bersama kedua temannya di mansion Jung, Boom menempelinya setiap saat. Sama sekali tak membiarkan Jaejoong menjauh darinya bahkan semeter pun. Bahkan hingga waktu yang sekarang menjelang malam.

Sang suami tak mampu melawan. Sebenarnya tak mau. Ia tahu benar bagaimana kerinduan sang istri pada Jaejoong. Saat Jaejoong pergi dulu, Boom sempat mengalami depresi. Dan sekarang ia yakin istrinya itu tak kalah bahagianya dengan dirinya.

"Eomma, kau harus Melepasku sekarang, aku tidak akan pergi. Aku janji, " pinta Jaejoong.

" Kau benar-benar tidak akan pergi, chagi? Sungguh? " Boom mencoba memastikan.

" Iya, aku janji. Tidakkah Eomma ingin aku istirahat sebentar? Aku lelah dan mengantuk, "

Yunho hanya diam melihat interaksi ibu dan adiknya itu. Meski ia duduk di hadapan mereka bersama Jihyo, Yunho tak ingin mengganggu quality time mereka. Ia cukup sadar diri, mungkin saja Jaejoong masih membencinya. Biarlah ia puas menjadi penonton kebahagiaan keluarganya ini.

Ia bahagia? Tentu saja. Jaejoong, adiknya, orang yang masih sangat dicintainya, telah kembali setelah sekian tahun. Siapa yang tak bahagia? Dulu, setelah kepergian Jaejoong, Yunho ingat bagaimana terpuruknya dirinya serta kedua orang tuanya. Ibunya depresi, mansion kacau balau. Ia juga, dan ditambah pernikahan yang tak Yunho inginkan. Dipaksa agar mempunyai anak dengan Jihyo sedangkan hatinya menolak keras.

Sekarang Jung Jaejoong ada disini, di hadapanya meski dengan penampilan sedikit beda jauh dengan Jaejoong yang dulu. Tubuhnya bertambah tinggi, dan tidak sekurus dulu. Yunho senang adiknya baik-baik saja, atau itulah yang ia pikirkan. Tidak ada lagi tindik di telinganya, bahkan bekasnya pun tak ada, digantikan tato yang masih bisa Yunho lihat di sekitar leher Jaejoong. Matanya beralih pada cicin perak yang melingkar di jari manis adiknya, ada juga beberapa cincin lain di jari lain. Seketika itu hatinya berdenyut tidak nyaman.

Jihyo juga hanya diam. Untuk saat ini, ia hanya ingin melihat kebahagiaan yang terpancar dari keluarga suaminya. Ia ingin memeluk tubuh itu, tapi ia sadar. Hubungan mereka tak lagi seperti dulu. Jaejoong adalah adik iparnya. Dan hubungan ipar antara mereka tidaklah seharmonis hubungan antar ipar kebanyalan orang di luar sana. Jihyo bisa membayangkan bagaimana canggung mereka nanti. Mungkin Jaejoong bisa bersikap manis pada keluarganya, tapi pada dirinya, Jihyo tak mengharapkan lebih.

"Waeyo, hyung? " pertanyaan Jaejoong menyentaknya kembali ke dunia nyata.

Dilihatnya Yunho yang terdiam. Yunho? Ia benar-benar terkejuy. Jaejoong memanggilnya apa barusan? Hyung? Oh tuhan, jangan bangunkan Yunho dari mimpi indah ini. Jaejoong tengah menampilkan senyum cerah untuknya. Demi apapun, jangan bangunkan Yunho meski dunia kiamat sekalipun. Senyum itu begitu mempesona, menjerat Yunho pada cinta yang semakin dalam.

"Hyung? Kau kenapa? Kau tidak suka aku pulang? "

Suara Jaejoong terdengar bergetar, kecewa. Hal itu tentu saja membuat semua orang dewasa di ruang tamu itu kecuali kedua teman Jaejoong tergagap mencoba tidak menyakiti hati si bungsu Jung. Yunho melebarkan matanya dan menggeleng keras. Dia merutuki sikapnya barusan.

Yoochun dan Yuu hanya memasang ekspresi datar. Entah apa yang dua orang itu pikirkan. Yang pasti tak ada yang memerhatikan mereka. Tadi memang mereka ikut berinteraksi, menjawab dan bercerita apa saja yang keluarga Jaejoong tanyakan. Sekarang? Tersingkir, dan cukup menjadi penikmat drama keluarga yang sedang tersaji secara gratis dan tentu saja, langsung.

" A-aniya. Maafkan Hyung, Joongie-ah. Hyung tidak bermaksud seperti itu. Hyung hanya terlalu bahagia kau kembali ke rumah, " seru Yunho sambil tersenyum lembut.

KILL ME, PLEASE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang