Geun suk terpaku di tempat duduknya. Suara para pengunjung kafe milik Jaejoong seolah hanya angin lalu yang tak pantas didengar. Karena apa yang dikatakan ketiga remaja dihadapanya sungguh mengalihkan segala macam atensinya dari dunia nyata.
Oh tuhan, tolong katakan pada Geun suk semua itu hanyalah halusinasinya karena terlalu banyak minum semalam. Tolonglah. Namun sayangnya apa yang ia dengar adalah nyata. Semuanya real tanpa rekayasa.
Ah, rekayasa. Geun suk celingukan menatap sekeliling mencari kamera. Ya, kamera. Pasti ada kamera yang merekam ini. Ketiga adik asuhnya pasti sedang mengerjainya dalam sebuah reality show untuk stasiun tv tertentu seperti yang sering mereka lakukan dengan orang lain. Pasti.
Tapi, apa yang Geun suk inginkan tak ia temukan. Bahkan matanya yang biasanya bisa melihat dengan tajam tak menemukan kamera di manapun atau orang yang terlihat aneh. Semuanya normal. Atau, telinganya yang tidak normal? Yah, pasti ia salah dengar.
"Kalian apa? Aku tidak mendengarnya dengan jelas tadi, " ucap Geun suk mencoba untuk tenang.
" Hyung, " panggil Junsu iba.
Seketika itu Geun suk merasa bumi berhenti berotasi pada porosnya. Gerakan orang orang yang berlalu lalang seolah berhenti seperti tuhan menekan tombol pause. Apa yang ia dengar itu nyata. Ini bukan acara tv, bukan pula telinganya yang rusak. INI NYATA.
"Kenapa kalian memutuskan seperti itu, bodoh?!?!?! " teriak Geun suk lantang.
Kafe mendadak hening. Para pelanggan dan bahkan karyawan menatap ke arah keempat pemuda itu bingung. Beberapa saat kemudian, menyadari mereka menjadi tontonan, Yoochun berdiri lalu membungkuk minta maaf. Akhirnya mereka kembali beraktifitas seperti sebelumnya.
"Kami ingin fokus dengan kuliah kami, Hyung. Jj juga harus belajar mengurus CJ dan YJ ent. Kami tak akan punya waktu untuk menyanyi ataupun yang lainya, " jawab Yoochun.
" Kami memutuskan untuk kuliah di Paris, " kini Jaejoong ikut bersuara.
" Bagaimana tanggapan publik nanti, hah?! Grup yang baru berusia 2 tahun tiba tiba memutuskan untuk pensiun hanya karena kuliah. Oh tuhan, " gerutu Geun suk.
" Tapi kami harus melakukanya. Orang tua kami juga setuju. Bahkan saat Jung Harabeoji bilang untuk membantu Jj mengurus CJ mereka juga setuju. Dan kami juga mau. Tidakkah kau juga ingin mendukung kami, hyung? " seru Junsu mengiba.
Geun suk menghela nafas. Siapa bilang ia tidak mendukung? Aigoo.
" Siapa bilang aku tidak mendukung kalian, eoh? Apapun keputusan kalian aku pasti mendukung dan akan membantu kalian. Tapi tidakkah ini terlalu mendadak? Dan juga, kalian akan berurusan dengan para mafia nanti. Aku hanya khawatir saja, Su, "
" Kami akan baik baik saja, hyung, " kata Jaejoong menenangkan.
Geun suk mengangguk lemah. Ah, adik adiknya kini sudah dewasa. Walau bukan saudara kandung, hubungan mereka tak perlu diragukan lagi. Mereka saling menyayangi.
®®®
Yunho berjalan gontai menaiki tangga. Kepalanya berdenyut denyut akibat alkohol yang diminumnya beberapa saat lalu. Badannya terasa panas terbakar gairah. Seseorang menjebaknya dengan menambahkan obat perangsang ke minumanya. Untung saja, ia sadar dan segera pergi meninggalkan klub malam.
Begitu sampai di puncak tangga, ia melihat sebuah pintu yang terbiarkan terbuka di ujung lorong. Secercah cahaya mengintip keluar dari ruangan di baliknya. Studio. Dan ada orang itu di dalamnya. Kaki Yunho dengan cepat melangkah. Ia menemukan Jaejoong yang sedang membaca sesuatu di kertas.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILL ME, PLEASE
FanfictionFanfiction Hanya satu hal yang Jaejoong pahami, hiduplah, untuk menyaksikan kematian mereka satu persatu. Tokoh bukan milik gue yah, gue cuma pinjem. Sebagai tanda 7 tahun gue ngefans ama DBSK/TVXK/JYJ. So, not like don't coment. Tapi jangan lupa...