Aku Baru Tahu Rasanya Memiliki Keluarga

3K 361 7
                                    

Part 2

Yunho mendatangi ruang kerja sang ayah. Saat masuk, disana sudah ada sang ibu yang sepertinya sedang bicara serius dengan Heechul, ayahmya.

“Oh, Yunho – ah, kemarilah sayang. Ada yang ingin ibu sampaikan kepadamu, “ucap Park Boom.

“Tentang orang itu? “tanya Yunho sinis.

“Yunho – ah, dia adikmu, “ ujar Heechul.

“Sejak kapan aku punya adik? Ayah dan Ibu tak pernah memberi tahuku kalau aku punya adik, “ seru Yunho.

“Duduklah, dan dengarkan apa yang akan kami katakan sayang, “ ucap Boom lembut.

Yunho menurut. Dia duduk di samping sang ibu yang menggenggam tangannya hangat.

“Ingat kejadian saat kau berumur lima tahun? “ tanya Boom.

“Wae? Ada apa memangnya saat itu? “ tanya balik Yunho.

“Mungkin kau melupakanya. Waktu itu ibu melahirkan Jaejoong, setelah dia lahir kau bahkan tak mau meninggalkan adikmu sedetik pun. Tapi suatu hari kau diculik. Penculik itu memberi penawaran, kau atau adikmu. Eomma dan Appa tau itu hanya akal mereka, karna mereka sebenarnya mengincar Jaejoong.

Waktu itu kakekmu membuat rencana, kami menyiarkan Jaejoong sebagai ahli waris Jung corp. Itulah kenapa mereka beralih mengincar adikmu. Kami menyerahkan Jaejoong pada mereka.

Di hari penyerahan itu, adikmu demam tinggi. Saat kami sampai disana, para polisi segera mengepung mereka dan menyelamatkanmu. Tapi mereka berhasil menembak adikmu. Kami membawanya ke rumah sakit dan untungnya belum terlambat. Karena khawatir hal seperti itu terjadi lagi, kakekmu mengatakan pada media bahwa Jaejoong meninggal dan kekayaan keluarga Jung akan diwariskan kepada seluruh karyawan.

Kami menyembunyikan Jaejoong di keluarga Kim, berharap mereka bisa dipercaya, tapi mereka malah menyiksa adikmu. Awalnya kami ingin menyembunyikan adikmu sampai dia berumur 20, tapi beberapa waktu lalu Yochun memberi kabar bahwa salah satu anak dari keluarga itu berusaha membunuh adikmu, jadi kami membawanya, sayang. Maaf Eomma menyembunyikan fakta ini darimu, “ jelas Park Boom bercucuran air mata.

Yunho diam. Bingung ingin berkata apa. Lidahnya kelu. Memorinya berputar saat melihat Jaejoong melilitkan perban di tanganya tadi. Apa lukanya parah? Batin Yunho. Yunho mengerjab. Ada rasa sesak memikirkan itu, seakan dia tidak rela melihat luka di tubuh pemuda itu.

“A-aku akan ke kamar. Selamat malam, “ lirih Yunho melangkah pergi.

Kedua orang tuanya menghela nafas lelah. Yah, mereka paham apa yang dirasakan oleh anak sulung mereka itu.

®®®

Yunho berjalan pelan menapaki tangga. Mansion sudah sepi karena para kerabatnya sudah pergi setelah makan malam tadi. Pikirannya melayang pada apa yang dikatakan ibunya. Ah, Yunho ingat kejadian penculikan itu, tapi dia tak ingat ada adiknya waktu itu. Ingatannya memang buruk.

Kakinya berhenti di depan kamar Jaejoong, persis di depan pintu kamarnya juga. Kakinya melangkah mendekati pintu itu, tanpa ragu dia memutar gagang pintu lalu mendorongnya pelan. Kamar itu gelap, hanya lampu tidur di atas nakas dan lampu belajar di meja kerja yang menyala.

Matanya mencari keberadaan pemuda kurus yang diklaim sebagai adiknya. Ranjang itu masih rapi, meja kerja kosong, ruang ganti juga gelap. Matanya beralih pada pintu kaca balkon yang terbuka. Di kepala kursi panjang itu Yunho melihat kepala seseorang. Apa yang dia lakukan di sana tengah malam begini? Batin Yunho.

Kakinya melangkah mendekat, Jaejoong tertidur di kursi itu sambil bersedekap dada, hodie jaketnya menutupi jidat pemuda itu. Bibir mungil itu sedikit terbuka, terlihat pucat bahkan bulir keringat mengucur dari dahinya. Entah angin apa membuat tangan kekar Yunho menyentuh dahi Jaejoong, merasakan panas tubuh itu mulai menjalar di kulitnya.

KILL ME, PLEASE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang