I Don't Believe It

1.8K 220 14
                                    

"Saranghae... Joongie-ah, jeongmal saranghae..."

Gubrak

Bruk

Tubuh berbalut piyama biru itu tersungkur tak elit di lantai ruang bernuansa gothic itu. Kedua tanganya terangkat mengusap kepala  yang sepertinya terbentur meja kecil di samping ranjang. Bibirnya yang sedikit pucat meringis samar merasakan nyeri yang tercipta di sana.

"Arkh, shit!" umpatnya kesal.

Kepalanya terangkat ke udara, mengamati sekeliling yang ternyata adalah kamarnya sendiri. Jung Jaejoong, pemuda itu menggumam kesal kala otaknya mengingat kembali mimpinya tadi.

Oh, ani. Lebih tepatnya ingatan beberapa malam lalu saat hari kematian kakek dan neneknya.

Flashback on

Yunho masih setia mengusap kepala dan punggung si adik. Sedangkan bibir hatinya senantiasa mengucapkan kalimat lembut untuk membuat Jaejoong tenang.

"Kau tak sendiri Joongie-ah. Tenanglah. Semuanya akan baik-baik saja. Jangan membuat harabeoji dan haelmoni sedih karena melihatmu seperti ini, " ucapnya.

Jaejoong hanya bergeming. Membiarkan tubuh lemahnya berada dalam dekapan hangat sang kakak. Dirinya terlalu lelah untuk bergerak, terlali  malas untuk menanggapi kata-kata Yunho.

Walaupun sesungguhnya otak dalam kepala cantik itu tengah menyusun berbagai rencana untuk memusnahkan keluarga Kwon. Kedua tanganya saling menggenggam erat menahan emosi.

Jika tak ingat dengan sandiwaranya, mungkin Yunho sudah tinggal berupa potongan daging saat ini. Jaejoong sedang ingin membunuh seseorang sekarang.

Dua buah tangan menangkup kedua belah pipinya. Mengangkat wajahnya menghadap si pemilik tangan. Mendapat tatapan intens(?) dari sang kakak entah kenapa membuat jantungnya berdetak aneh.

Deg deg deg

"Saranghae... Joongie-ah, jeongmal saranghae... "

Hal terakhir yang Jaejoong ingat adalah sepasang bibir hati yang mencium lembut bibirnya. Matanya terbelalak bersamaan dengan detakan jantungnya yang semakin kuat.

KILL ME, PLEASE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang