28. TENSION

1.2K 71 32
                                    


"Buka mata lo Azka, udahlah lupain aja Keinarra .. kan masih banyak perempuan lain, Misalnya gue gitu!!!"-Alena Hiro

==け о 尺 М 刀乇✾==

Suasana masih dalam situasi ricuh, Danial yang di minta untuk memisahkan pertengkaran itu nyatanya ia telah gagal.

Keinarra pun hanya bisa duduk dan terus membayangkan tentang sikap Jovian yang hampir menyelakai dua orang yang meledeknya tadi, masalahnya ekspresi Jovian lebih dari yang ia lihat saat dirinya bertengkar dengan Azka. Saat tadi dia lebih seperti orang yang memiliki dendam kesumat.

Lain sisi masih dengan tergesa, Jovian berjalan seperti memang tidak ingin lagi ada yang menghalangi niatnya.

"Jovian? Jovian Hifary? Jo!" Seseorang menghentikan langkah Jovian, kali ini dari hadapannya. "Kebetulan kamu ada di sini Jovian, " ucap Sensei Kyo yang sesekali melihat sekitar.

"Ada apa pak?" tanya Jo dengan wajah ketusnya.

"Kepsek ada perlu dengan kamu," jawab pak Kyo.

Jovian mengangguk. Ini kebetulan yang seiras dengan yang dia pikirkan.

Dikelas Adit dan Tita mengetuk pintu dan menyalami para Senpai yang ada di dalam kelas Sastra I. Kedua adik kelas itu menyampaikan bahwa Kyo sensei membutuhkan Keinarra dan Zoya untuk segera menghadapnya.

Tya ikut menyimak. "Lo ke sana aja duluan Kei, Zoya biar gue yang cari."

Keinarra mengangguk pelan. Lalu dua orang yang baru saja ribut dengan Jovian mencegat Keinarra. Dengan raut wajah menyesal mereka memohon agar ketua kelas membantu mereka dengan perjanjian mereka akan tanggung jawab sekaligus berubah.

"Lo berdua sejak awal Jo ada di sini selalu membully padahal Jo gak pernah bales."

"Kasian Jo, dia gak pernah usil tapi selalu di usilin sama temen sekelas sendiri."

"Gue aja belum deket sama dia, masa dia udah mau pergi dari sini.. semua ini karena kalian berdua." Beberapa murid ikut menyalahkan perilaku mereka berdua.

"Gue harap setelah kejadian ini kalian mikir dan mulai menyaring setiap kata yang di ucapkan," ujar Tya yang terlihat sama khawatirnya akan niat kepindahan Jovian.

==け о 尺 М 刀乇✾==

Di kantor kepala sekolah sudah terlihat ada tiga orang berseragam Cream bermotif kotak-kotak yang sedang menundukan kepalanya di dampingi seorang Sensei. Tak lama di susul Zoya datang lebih dulu, setelah melakukan salam, Zoya duduk di sebelah Jovian dengan tatapan ketus kepada tiga orang yang tak asing di hadapannya itu.

"Jovian apa mereka yang mengkroyok kamu?" tanya Kepsek.

Jovian menatap tajam satu per satu wajah ketiga orang itu, "Iya .. memang mereka."

"Kalian sungguh memalukan!" singkat Sensei yang mendampingi ketiga orang itu sesekali memukul mereka dengan semacam penggaris besi di tangannya.

"Sensei di mohon untuk sabar," Shan Sensei menengahi.

"Apa motif kalian? Kalian mengenal Jovian di luar sekolah?" tanya Kepsek.

"Tii .. tiidaak bu," jawab mereka, menundukkan kepalanya.

"Kemarin sok jagoan, sekarang bisa nya menunduk. Mau kalian apa?" tanya guru pendamping sambil mengangkat penggaris besi itu.

Zoya membulatkan matanya, "sensei nya nakutin."

H O R M O N ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang