27. REVEALED PART I

1K 82 47
                                    


"kamu berhak memilih akan menjadi apa ke depannya tapi ingat satu hal, di manapun kamu berada kelak jangan biarkan lingkungan tempat kamu tinggal membuat perubahan atas diri kamu.."-Lyla Rania

==け о 尺 М 刀乇✾==

Zoya melihat lemas ke arah Jovian, dia terus memandangi wajah Jovian yang datar dengan airmata yang siap menetes di kantung matanya. Mereka berdua seperti sedang mendapat teguran keras saat tadi adu mulut dengan Keinarra..

"Jo ? Lo gapapa ?" tanya Zoya sembari merangkulkan tangannya di bahu teman sebangkunya itu.

Perempuan tampan itu hanya terdiam dengan perasaan kesal di hatinya, "gue lebih baik gausah ada lo di sini," ingatnya atas ucapan Keinarra.

"Gue juga gak paham kenapa dia ngomong kayak tadi Jo ... gue kenal siapa itu Keinarra, dia bukan tipe orang yang suka marah-marah apalagi ngasal kalo ngomong," jelas Zoya yang terlihat bingung.

Jovian masih terdiam sambil sesekali memejamkan matanya seolah dia sangat kecewa dengan sikap Keinarra.

"Kita harus kuat terutama lo," ucap Zoya.

Bukannya merespon atau mendengarkan, Jovian malah terus mengingat apa yang telah di ucapkan oleh ketua kelasnya,

"Gue mau kita kenal hanya dibatas hubungan teman."

"Gue nyesel tentang apapun yang udah terjadi di antara lo dan
gue.. GUE NYESEL!!!"

"Sebenarnya gue gak suka sama lo dari pertama lo dateng."

"Gue sangat membenci lo Jo. Sangat!! Sangatt!!"

Jovian mengingat ucapan Keinaraa sambil mengepalkan tangannya ...

Zoya melihat itu juga merasa terpukul, "Gue gak boleh nangis, gue harus menguatkan dia.. meskipun gue gak setegas Keinarra tapi gue masih punya tutur kata yang bisa di jaga."

Jovian menyenderkan kepalanya pada bahu Zoya.
Tik tik, Jovian akhirnya menjatuhkan airmatanya.

'Jovian-kun menangis,' ucap Zoya yang merasakan tetesan airmata di kain seragamnya. "Gue akan slalu ada buat lo," tekad Zoya dalam hatinya.

Tak ingin sedih berlarut-larut, Jovian seperi tersadar lalu ia mencari sesuatu di dalam tasnya.

Zoya memperhatikan, rupanya Jovian mengeluarkan kacamata hitam di dalam tas kemudian dipakainya. "Ayok Zoy gue anter pulang."

Zoya menurut, mereka bersiap lalu pergi meninggalkan sekolah.

"Gue sekarang paham, lo gakkan biarkan orang lain tau tentang kesedihan lo makanya lo pakai kacamata itu. Jovian bersama lo gue bisa jadi tegar banget," ucap Zoya sembari memeluk Jo yang mulai menaikan kecepatan motornya.

Lain sisi, masih dikamarnya Keinarra, Tya memeluk sahabatnya itu, "gue kenal siapa Kei, lo gak akan ngebiarin masalah ngalahin diri lo.. jadiin semua ini pelajaran berharga.. lo bagus mikir sahabat lo yaitu gue tapi nomor satukan diri sendiri juga penting.. sekarang kan gue udah tau semuanya dan gue menerima.. Jojon juga bukan orang yang jahat dan semauanya, dia baik sama semua orang.. gue dukung hubungan kalian .. asal cinta yang lagi lo bina gak buat lo menjadi orang yang buruk yak.."

Keinarra yang masih berada dalam pelukan sahabatnya itu hanya mendengarkan dan terus mengelap airmatanya, "makasih ya Ty, sekali lagi maafin gue."

"Gue juga dulu gitu kan waktu galau-galau nya sama Wiwi, labil dan kekanak-kanakkan. Kan lo yang tenangin gue hehe." jelas Tya. "Well sekarang gue tau kenapa lo beli majalah kayak kemarin."

H O R M O N ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang