20. Maaf

63 7 0
                                        

Mah, Harry tunggu ya, aku kan segera pulang, jangan lupakan aku. Aku akan segera pulang, apapun yang terjadi

***

Aku berjalan keruang makan untuk sarapan, tadi malam aku tidak bisa tidur, terlalu banyak yang harus dipikirkan dikepalaku, kantung mataku semakin menjadi, ah... ini menyebalkan...

"Gwen, kau baik biak saja? Matamu benar benar seperti panda haha..."
Jean terkekeh disampingku melihat keadaanku yang seperti ini, bukannya prihatin dia malah tertawa

"Kenapa tertawa?"
Tanyaku kesal padanya

"Habisnya wajahmu kusut sekali hahah..."
Dia malah terus tertawa. Aku berjalan mendahulinya, aku kesal padanya...
Aku berjalan mengambil sarapanku lalu duduk ditempat yang biasa kami duduki

"Kau marah?"
Tanyanya seraya menoel noel pipiku

"Tidak aku hanya.. angry"
Ucapku datar, aku tidak melihat Jean saat bicara, aku hanya fokus dengan makanan yang ada dihadapanku

"Yey... sama aja kali. Iya deh... maaf ya"
Jean memeluk tanganku erat lalu memperlihatkan pupy eyesnya, haha... lucu sekali wajahnhya.. apa lagi matanya yang besar itu

"Iyadeh aku maafin"
Ucapku seraya memperlihatkan senyumku padanya

"Gitu dong"
Jean membalas senyumku dengan senyumnya yang lebar

"Hai Jean, Gwen"
Ucap 2 gadis cantik secara bersamaan yang sekarang duduk dihadapanku dan Jean seraya melambaikan tangan

"Hai Hana, Hani"
Ucap kami berdua tak kalah kompak sambil membalas lambain tangan mereka. Mereka berdua terkekeh melihat tingkahku dan Jean yang meniru kelakuan mereka

"Apa kabar? Kalian dari mana saja? Sudah lama aku tidak melihat kalian. Kalian kenapa tiba tiba menghilang?"
Tanyaku, memang Hana dan Hani beberapa hari ini tidak kelihatan, aku dan Jean tidak tau mereka kemana yang lain juga tidak tau

"Maaf aku tidak memberi tahu kalian, aku harus mengantar Hani untuk berobat"
Perkataan Hana barusan membuatku sedikit terkejut, berobat? Hani sakit?

"Benarkah? Kau tidak apa apa Hani?"
Tanya Jean, dia terlihat khawatir sekarang

"Iya aku tidak apa apa kok, sekarang sudah lebih baik"
Hani mengangguk, mengatakan pada Jean dia baik baik saja seraya tersenyum. Tapi, matanya mengatakan dia sedang tidak baik baik saja

"Em... maaf sebelumnya tapi, aku penasaran. Kau sakit apa Hani? Tidak parah kan?"
Pertanyaan itu tiba tiba saja keluar tanpa persetujuanku. Hana dan Hani sedikit terkejut dengan pertanyaanku barusan, mereka saling bertatapan, seperti berusaha melakukan telepati

"Em... itu..."
Hani tampak ragu untuk mengatakannya, sepertinya ini hal yang tak harus aku ketahui

"Ah.. sudahlah, kau tak perlu mengatakannya, maaf aku menanyakan hal seperti itu"
Ucapku meneyesal, mereka hanya tersenyum lega melihat reaksiku barusan, seperti berkata untunglah...

"Hai, girls..."
Sapa lelaki itu yang berada dibelakang kami.

Dia lagi, ah... aku sedang tidak ingin melihatnya sekarang, lukaku belum sembuh... aku tidak ingin lukaku semakin parah, melihatnya membuatku teringat semua perkataanya yang menyakitkan

"Em... maaf aku harus ketoilet"

"Ok"

Aku bangun dari dudukku, lalu pergi keluar ruang makan, benar aku tidak benar benar ingin ketoilet, aku hanya ingin... menghindar

"Gwen...tunggu..."
Lay menarik tanganku kuat membuat tubuhku menghadapnya

"Maaf, aku benar benar harus ketoilet"
aku mencoba untuk melepas tanganku, tapi tak bisa tangannya terlalu kuat, sakit...

My Girl, Gwen (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang