12. Horus *1

74 12 2
                                    

"Jika dipikir pikir benar juga ya, kenapa hanya 3 malam"
Ucapa Jean menyetujui perkataanku

"Aku jadi kepikiran lagi, apa malam ini kita kan diteror lagi? Bagaimana nasib kita nanti"
Ucap Jean sedih, karena ucapannya barusan, aku jadi kepikiran lagi tentang nanti malam bagaimana nasib kami?

Aku baru ingat kalau Jean belum kasi tau nama makhluk itu dari tadi
"Jean nama makhluk itu apa?"
Aku mulai merapikan kembali buku perpustakan, sesuai abjadnya, aku jadi lupa mengerjakannya karena keasikan bahas tentang makhluk itu. Padahal ini sudah mau jam makan siang dan kami belum selesai juga

"Oh iya aku lupa menyebutkannya, namanya... Horus"
Jean mengucapkannya sambil membantuku menyusun buku buku itu, agar cepat selesai, kami juga ingin makan...

"Horus? Apa ada arti dibalik nama itu?"
Tanyaku lagi, kami berdua masih sibuk merapikan buku yang sangat bayak ini

"Tidak tau, tidak ada informasi tentang itu, tapi yang kutahu Horus itu artinya iblis yang hanya mempunyai mata diwajahnya"

Aku jadi berpikir, sepertinya makhluk ini punya kisah yang menarik dibalik semua hal yang dilakukannya selama ini, tidak mungkin dia melakukan itu tanpa sebab, dia punya dendam? Tapi apa? Itu yang menjadi pertanyaanku sekarang? terlalu banyak misteri tentang makhluk yang bernama Horus itu

Akan sulit untuk dipecahkan jika begini, satu satunya jalan yang harus kami lakukan sekarang adalah menghindar.

...

"Jean... Gwen..."
Panggil seorang lelaki dibelakang kami, suara itu membuat kami berdua kompak membalikkan badan. Kami baru selesai makan siang dari ruang makan, rencananya kami akan segera kekelas untuk istirahat. Tapi lelaki itu menghentikan kami

"Kalian tidak apa apa? Kalian kemana sih dari kemarin? Aku khawatir, aku takut terjadi sesuatu pada kalian. Kalian tidak apa apa kan?"
Nafasnya masih terengah engah, dia menghampiri kami dengan berlari tadi.

Keringatnya mengalir deras dari keningnya, sepertinya dia mencari kami sedari tadi, melihat seragamnya yang sudah basah karena keringat, dan itu yang membutku semakin terpesona.

"Atur nafasmu dulu"
Jean menyuruhnya duduk di bangku panjang di pinggir koridor sekolah

"Jawab pertanyaanku, kalian kemana dari kemarin, aku cari diasrama juga tidak ada, kalian baik baik saja kan?"
Wajahnya masih tampak sangat khawatir, dia bergantian melihat kami dengan tatapan penuh kecemasan

"Kau mencari kami sampai ke asrama? Aku jadi terharu.."
Ucap Jean tersenyum malu pada kakanya

"Cepat jawab dulu pertanyaanku.."
Ucapnya sedikit meninggikan suaranya

"Iya deh... maaf aku dan Gwen membuatmu khawatir, kami tidak apa apa kok tenang saja"
Jean berusaha menengkan Lay yang terlihat masih cemas dengan keadaan kami berdua, Jean nengusap punggung Lay pelan

"Benar kalian tidak apa apa?"
Tanyanya sekali lagi. Aku dan Jean mengguk pelan padanya

"Jadi isu tentang teror itu benar ya?"

"Iya, aku saja tidak menyangka, dan kenapa harus kami yang kena?"
Ucap Jean pada Lay, Lay nampak menghembuskan nafasnya berulang kali, entah apa yang dipikirkannya

"Kalian malam ini akan bagaimana?"
Tanya Lay

"Itu kami sudah memikirkannya, rencananya kami akan numpang tidur di kamar Hana dan Hani"
Jelasku padanya

"Bukannya itu tidak dibolehkanya?"
Tanya Lay sambil terus menatapku

"Aku tahu, tapi mau bagaimana lagi setidaknya kami tidak hanya berdua dan kami melakukannya pasti diam diam lah"
Aku menghembuskan nafasku pelan

My Girl, Gwen (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang