Setelah pelajaran Bu Nara yang begitu membosankan di tambah lagi sebelah nya adalah mantan pacarnya yang selalu ia rindukan namun yang sudah tak ada lagi di hati Alifia.
"Kapan istirahat coba?" ujar Alifia mengeluh dengan dirinya sendiri.
"Bentar lagi ngebet banget mau makan udah kelaperan ya" ucap Alfian dengan terkekeh melihat rutinitas mantan pacarnya ini yang selalu lapar ketika pelajaran berlangsung.
"Hehe iya nih ngebet emang" ucap Alifia terkekeh ringan kemudian dibalas anggukan ringan oleh Alfian.
Mungkin terkesan dingin sikap Alfian kepada Alifia entah ia sudah berubah atau memang sekarang berubah.
Tak lama Bel istirahat pun berbunyi dengan kencan kemudian semua siswa berhamburan kemana mana ada yang menemui pacarnya ada pula yang pergi ke perpustakaan untuk membaca buku dan pergi ke kantin untuk mengisi perut kosong nya.
"Fi gue duluan ya sama naufal" ucap Alfian kemudian beranjak pergi bersama Naufal teman baru Alfian.
"Hoy! Gue dari tadi disini udah kaya pembantu lo aja" ucap Alvaro yang kemudian masuk kedalam kelas Alifia dan Alifia pun tak sadar kedatangan Alvaro.
"Hehe maaf yuk ke kantin" ajak Alifia kemudian hanya mendapat anggukan dari Alvaro kemudian dua sejoli ini meninggalkan kelas yang sudah di penuhi dengan teriakan fans Alvaro.
Mereka berjalan tanpa mengatakan apapun dan menikmati angin yang menerpa wajah mereka berdua,tak lama mereka pun sampai di kantin.
"Uhuy Alvaro ye sekarang berduaan mulu sama Alifia" ucap Angga kemudian terkekeh.
"Iya nih udah kek surat sama perangko haha" tambah Aldi kemudian tertawa dengan keras bersama dengan Angga.
"berisik" timpal Alvaro dengan kesal kemudian menatap Alifia sekilas yang sedari tadi tertawa melihat tingkah mereka bertiga namun tak sadar ada sosok mata yang menatap mereka dari kejauhan dengan senyum tipis penuh penyesalan.
"Gak seharusnya gue melukai gadis berhati cantik kaya Alifia" lirih Alfian tetap memandang senyum yang terukir di wajah Alifia.
"Hah?" tanya Naufal yang berada di depan nya sambil menyantap mie ayam kesukaan nya itu.
"Nggak" timpal Alfian kemudian kembali menyuapkan baso ke dalam mulutnya.
"Gue samain aja" ucap alvaro kemudian memilih duduk diantara sahabat akrabnya itu.
"Eh al yang duduk di sebelahnya naufal itu si alfian mantan nya alifia" ucap Aldi sambil melihat Alfian yang sedang menyantap makanan nya dengan sedikit lesu.
"Yang tadi itu? Oh" ucap Alvaro hanya melihat sekilas wajah Alfian yang sebenarnya memiliki wajah yang sama sama tampan tidak jauh beda hanya saja Alfian lebih berdominan arab.
"Slowres nih cemburu lo?" ucap Angga dengan nada penasaran sudah seperti hantu penasaran lebih tepatnya.
"Mantan doang" ucap Alvaro santai ya bisa jadi dia menyembunyikan sikap cemburunya itu dengan sikap dingin nya itu.
"nih al makan" tiba tiba Alifia datang membawa nampan yang berisi baso dan es milo itu.
"Eh iya sini" ucap alvaro kemudian nampan itu di turunkan perlahan oleh alifia kemudian mulai mengambil baso dan es milo itu.
Mereka makan dengan lahap dengan rasa lapar pula terutama alifia yang sejak pagi tadi tidak makan apapun dan hanya beberapa tetes air putih saja.
"Varo ini ada data dari pak Budi di suruh beresin sekarang sama anak anak" ucap seorang gadis dengan sedikit menunduk dan memberikan data yang di pegang nya itu.
"Oke" ucap alvaro santai sambil meneguk es milo nya.
"Gue cabut dulu" pamit Alvaro kemudian sedikit mengacak acak rambut Alifia,Alifia yang melihat hanya bisa diam dan tak berkutik.
"Alifia!!" teriak alfian dari seberang sana membuat alifia dan teman teman Alvaro menoleh secara kilat.
"Eh apa?" tanya Alifia kemudian Alfian langsung mendekat kepada nya.
"Ikut gue bentar yuk" ucap Alfian tanpa basa basi dan langsung menarik tangan mantan nya itu.
"Eh kalian baso gue belum abis makan aja deh" teriak alifia sambil menjauh dari arah kantin.
"Lah anjir di tinggal" gumam naufal sambil melanjutkan acara makan nya.
🌿🌿🌿
"udah mulai?" tanya Alvaro karena mungkin dia datang terlambat dalam acara diskusi yang sebenarnya Alvaro pun tidak minat dengan hal ini.
"Eh barusan aja ka itu kursi buat ka Varo" ucap salah satu perempuan dengan sopan kepada Alvaro kemudian Alvaro hanya menganggukkan kepala.
"Jadi..." ucapan Alvaro belum selesai dia tertegun melihat seorang perempuan yang selama ini ia nanti kehadiran nya.
"Alena?" gumam Alvaro tak percaya melihat gadis yang ada di depan nya ini dan jantung nya berdetak lebih kencang.
"Ee hai Al udah lama ga ketemu ya haha bisa minta waktu sama Alvaro sebentar?" ucap Alena dengan senyum manis nya kepada beberapa orang yang ada di ruangan itu.
"Oh ya silahkan saya permisi" ucap Andrew kemudian mengajak teman teman nya keluar dengan perlahan.
"Baru aja alvaro masuk gagal liat cogan deh" ucap salah satu perempuan sambil berlalu melewati Alena dan Alvaro.
"Udah lama ga ketemu ya baik baik aja kan lo?" ucap Alena kemudian duduk di sambil Alvaro dan memegang lembut tangan pria yang ada di depan nya itu.
"Gue baik" jawab Alvaro dengan sikap cool nya dan tak berani menatap wajah ataupun mata gadis yang ada di depan nya ini.
"kok jadi cuek gini sih al, Alvaro yang gue kenal dia itu ceria murah senyum" tutur Alena sambil menatap wajah tampan mantan nya ini.
"Itu dulu sebelum lo ninggalin gue lo kira laki laki ga bisa patah hati? Walaupun hatinya sekuat baja sekalipun dia juga bisa jatuh" ucap Alvaro membranikan diri menatap wajah cantik Alena yang tak berubah sekalipun ingin sekali ia memeluk Alena saat itu juga tapi ia sadar dia hanya si pembuat luka tanpa memberi penyembuh.
"Gue ninggalin lo karena orang tua gue yang ga pernah setuju sama hubungan kita..." lirih Alena dengan suara yang hampir tidak jelas di dengar.
"Dengan selingkuh? Gitu?" ucap Alvaro to the point dan mencoba menghapus pikiran itu dari dirinya.
"Cuma itu satu satunya cara..." kata kata Alena belum selesai namun di timpal oleh Alvaro.
"Supaya gue menderita bukan? harapan lo jadi istri gue di masa depan udah ga berarti aslinya gue berharap supaya lo jadi pendamping hidup gue buat selama len,tapi nyatanya kaya gini bisa ga si lo pergi ga pake bawa hati gue juga?" ucap Alvaro dengan nada mulai melemah dan membayangkan rasa sakitnya dulu Alena mengetahui semua tentang dirinya dari keluarga hingga kehidupan nya sampai Alvaro berharap Alena akan menjadi istri yang selalu setia menemani kehidupan nya namun kenyataan nya berbeda dengan pikiran Alvaro.
"Aww!" pekik Alifia yang sedari tadi mendengarkan mereka kemudian dengan sigap Alfian menutup mulut gadis yang berada di depan nya itu.
"Alifia?!" ucap Alvaro yang sangat familiar dengan suara gadis di luar ruangan itu.
Aku terlalu enggan tinggal di hati seseorang yang didalam kepalanya masih hidup ingatan masa lalu yang baik.
🌿🌿🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pangeran Es ( End) MASA EDIT
Genç Kurgu[SLR] " Kita udah kaya hujan dan teduh pernah ga lo denger kisah mereka berdua? Hujan dan teduh di takdir kan bertemu tetapi tidak bersama dalam perjalanan seperti menebak langit abu abu." Ucap Alifia membuat Alvaro sedikit tertohok sekaligus terte...