8. Manis

4K 154 6
                                    

Jadwal shift malam Vania hari ini hanya ada satu fase operasi yang harus dia lakukan hingga pukul 22.15 wib.

"Oke, kalian bisa lanjutkan sisanya." Intruksi Vania kepada seluruh tim setelah sukses menyelesaikan operasi adenoma hipofisis.

Seperti biasa, melepaskan scrub suits dan kembali melenggang santai menuju ruangan untuk beristirahat. Setelah tidur beberapa saat, dia membuka ponselnya yang sudah beberapa jam ia matikan. Muncul pesan dan panggilan yang sudah menumpuk.

Matanya tertuju pada pesan dengan nama Devan.

✉️Devan Bebal: Vania, besok kita sudah sepakat untuk pergi bersama. Tolong kamu jangan lupa, ya.

Seperti biasa, dia mengabaikan pesan maupun panggilan dari laki-laki itu. Pesan kedua yang berhasil menyita perhatiannya adalah dari Hani-sahabatnya.

✉️Hanii : Van, gue habis putus😭😭

Vania mengernyit sejenak membaca pesan dari Hani, dan langsung menelfonnya beberapa kali. Setelah tidak ada satupun jawaban, akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi Anya.

"Hallo, Van. Ada apa?" terdengar suara serak bangun tidur dari Anya.

"Ay, sorry gue ganggu malam-malam. Lo tahu Hani dimana?" tanya Vania setengah khawatir.

"Gue nggak tahu, Van. Emang ada apa?"

"Dia tadi WhatsApp gue, katanya habis putus. Emang dia punya cowok? Pas coba gue telfon, nggak diangkat."

"Putus? Bukannya terakhir sama yang Johan itu ya, tapi udah putus kan? Emang ada lagi?" mereka berdua saling melempar pertanyaan bingung.

"Itu dia, terakhir gue tahu yang namanya Johan. Ya udah, Ay, kalau lo tahu dia dimana kabarin gue ya. Ini coba gue hubungi dia lagi."

"Oke, gue coba hubungi temen-temen lainnya juga."  Panggilan pun terputus.

Vania kembali menghubungi Hani melalui pesan maupun panggilan, masih belum ada jawaban. Hingga setelah beberapa saat, ponselnya pun berdering. Nama Hani muncul di layar ponselnya.

"Hallo, Han. Lo dimana sekarang?" tanya Vania khawatir.

Tidak ada jawaban dari Hani, hanya suara dentuman musik yang terdengar sahut-menyahut keras di telinganya. Satu tempat yang dia yakini bahwa saat ini Hani berada di club.

"Van, cowok gue brengsek banget." Hani meracau tidak jelas, Vania tahu bahwa sahabatnya itu saat ini sedang mabuk berat.

"Han, lo di club mana?" tanya Vania sekali lagi dengan suara lebih kencang.

"Kenapa gue nggak beruntung banget sih dalam urusan cinta? hiks.." kali ini Hani terdengar terisak dalam keadaan mabuk.

"Astaga, Hani. Lo dimana?!" perasaan khawatir dan frustasi menjadi satu.

"Van, gue mati aja kalau nggak sama dia. Hikss.." Hani kembali meracau, berhasil membuat Vania tercekat.

"Han, lo jangan macam-macam. Tunggu gue di situ." Tegasnya memperingatkan Hani.

Setelah panggilan terputus dan tahu keberadaan Hani, dia teringat kalau mobilnya masih di bengkel dan baru bisa diambil pagi hari.

"Astaga, ini gimana ceritanya gue jemput Hani?" gumamnya panik.

Waktu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, tidak mungkin dia pergi dengan naik taksi. Diva, dia teringat nama temannya yang tidak ada jadwal shift malam itu. Namun sayang, tidak ada jawaban dari beberapa panggilan yang Vania lakukan.

Perfect Love (Angkasa Kehidupan_Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang