Ya Allah!! kenapa semua badanku terasa sakit sekali. Bahkan kepalaku terasa pening. Apa ini karena efek mengendarai motor yang terlalu lama? Sungguh baru kali ini aku mengendarai motor sendiri dengan perjalanan yang jauh, iya sangat jauh kira-kira 110 KM dari rumah.
"Akhirnya sampai juga yaaaa," teriak Rara dengan suara cemprengnya. "Untung, tadi barang kita di titipkan di mobilnya Julian, coba kalau engga, sudah kram kakiku ini," lanjut Rara yang masih bersemangat.
Aku hanya tersenyum sambil membereskan barang bawaanku.
"Iya Alhamdulillah, dan yang terpenting barang bawaan kita jadi nggak kehujanan," jawab si Ziezie.
Iya di perjalanan tadi kami di temani oleh tetesan hujan, meski tidak deras namun mampu membuat kami kedingan.
"Lea, kamu ngga papa? ngga sakitkan? kok dari tadi diam ajaE" tanya si tami dengan nada khawatir.
"Engga papa, Tam. Aku cuma kecape-an aja," bohongku, padahal badanku sudah terasa panas.
*****
Malam semakin larut,
kupejamkan mata ini, tapi tetap saja aku tidak bisa terlelap tidur,
Aku memainkan handphone-ku untuk membuang kejenuhan ini. Kubuka aplikasi dari satu medsos ke medsos lain.Sebuah notif masuk ke layar handphoneku, sebuah nama tertera jelas di sana. Kenapa? kenapa hatiku terasa berdebaran di dada.
"Asalamu'alaikum mba, belum tidur?"
Tanpa sadar aku menaikan ujung bibirku membentuk sebuah senyuman. Aku merasa senang saat dia menyapa ku kembali, aku kira dia marah karena aku menolaknya untuk bertemu.
Setelah aku bertemu dengan Leon, kubalas pesan yang di kirim oleh Agma kemarin. Namun sayang tak ada balesan dari Agma lagi. Ku kira dia marah karena tolakanku.
"Waalaikumsalam, belum ngantuk. kamu sendiri kenapa belum tidur?"
"Nungguin mba Azelea tidur dulu hehe, maaf kemarin aku ngga balas chatnya mba, di rumahku ngga ada sinyal soalnya, hehe"
Ternyata itu alasannya, aku kira dia ngambek padaku. Ternyata aku emang terlalu negatif thingking padanya.
"Iya gapapa kok. Aku yang minta maaf ke kamu, maaf Kemarin aku ngga bisa ketemu kamu," maafku tulus padannya.
"Heheh iya berarti belum jodoh ketemu mba. Mba Azalea praktik di mana sekarang?"
"Aku di panti jompo indah bangsa, di daerah Cilacap,"
"Oh jauh juga ya mba ... Semangat ya mba, jaga kesehatan, makan teratur, jangan lupa Sholat lima waktunya,"
Mungkin chat itu terdengar biasa bagi kalian, namun bagiku, membaca pesannya itu membuat hatiku berbunga-bunga.
"Iyaa makasih, Agma. kamu juga,"
"Sudah malem lo mba, tidur dulu sana mba, besok harus bangun pagi kan? jadi tidur dulu mba, biar ngga ke siangan, dan begadang ngga baik loh buat kesehatan,"
Lagi-lagi aku suka tersenyum sendiri baca chat dari dia, perhatian kecilnya membuatku merasa nyaman.
"iya ini mau tidur, kamu juga jangan tidur kemaleman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengikhlaskanmu Di Ujung Senja (PROSES REVISI)
Teen FictionIkhlas. Bisakah aku mengikhlaskan kau pergi, sedangkan di lubuk hatiku, namamu masih bersemayam di hati. Ikhlas. Apakah aku bisa mengikhlaskanmu? Sedangkan rindu ini hanya untukmu. Ikhlas. Apa itu ikhlas? Apakah benar aku sudah mengikhlaskan kepergi...