Hatiku begitu resah, menahan rindu dan kekecewaan yang ada. Sudah hampir satu bulan lebih aku tak pernah bertemu Agma, berkirim pesan singkatpun jarang, karena kesibukanku yang sedang mengerjakan Tugas Akhir dan kesibukannya yang sedang UTS.
Rindu ini bermuara di kalbu,
menuntut sebuah pertemuan,
dengan dia si lelaki Anehku.Masih tidak ada kejelasan hubunganku dengannya,
kita yang sama-sama saling menyukai, saling mengasih perhatian,saling menyayangi, dan saling mencintai, namun status hanya sebatas pertemanan.Teman rasa pacar, begitulah jadinya hubunganku dengan Agma, namun aku tak masalah, dari pada pacar rasa teman itu yang bahaya.
"Woy!!!" Teriak Ziezie mengagetkanku.
"Astagfirullah Zie lo sama Tami sama aja suka banget ngagetin orang"
"heehee maaf, lagian lo kenapa si bengong terus, Rindu dedek gemesmu"
"Entahlah, Aku khawatir aja, takut ada yang merebut dia dariku, sedangkan lo tau statusku ambigu banget, tanpa kejelasan"
"Tenang aja Lea, aku yakin dede gemesmu hanya melihat lo doang, ke yang lain cuma melirik hahaha"
"Nah itu yang gua khawatir, seandainya dia lirik cewe lain yang lebih sempurna dari gua. gua bisa apa???" Ungkapku penuh drama
"Udahlah lo Posthink aja, dia bakal setia sama lo, gua yakin"
"Aamiin, Makasih Zie, lo emang teman terbaekkkk akohhh" jawabku sambil memeluk Ziezie
"Lepasin Lea, gua masih normal" tolak Ziezie sambil melepaskan pelukanku
"Gua juga masih normal keles, Eh gimana udah dapat Acc dari Mr.Yono??"
"Alhamdulilah udah, tinggal riset doang, lo gimana sama Bu Rita?"
"Alhamdulilah udah juga, Sabtu besok kan kita penelitiannya??"
"Iya, lo gimana mau ngekos atau mau di balap??
"Balap aja, lagian ngga ada sift malemnya ini"
"Iya lo kan pendekar strong banget bolak-balik"
"Gua mah anak jalanan"
"Kaga Anak langit sekalian"
"Kagalah, gua ngga punya sayap buat kelangit, eh kok jadi sinetron si"
"Kitakan emang malaikat tanpa sayap bu wkwkw. Lo si tadi yang duluan"
"Oh iya ya gua lupa. Zie mau pulang dulu atau mau nunggu si Rara nih kita?"
"Bentar aku wastapp Rara dulu, kalau masih lama pulang dulu aja kali ya"
"Iya deh gua cape banget, habis muter-muter nyariin Dosen, giliran ngga di tungguin eh nongol terus"
"Iyalah sama, Gua lagi dosennya susah dicariin, Apalagi siang hari ngilang-ngilang teros" sahut Ziezie sambil frustasi
"Sabar yang penting enakkan cepet Accnya"
"Iya si Alhamdulilah, kadang baik juga noh dosen"
"Iya setiap manusia ada sisi baik tersendiri, ada pula sisi buruknya, tapi yang mudah di inget kenapa sisi buruknya ya?" kataku penuh tanya kepada Ziezie
"Karena keburukan orang lebih mudah di ingat, mudah tersimpan dalam memori, mudah juga buat pembulian jadi kita hafal"
"Iya pembulian sekarang miris, kasian mereka yang di bulliying ya, mereka sakit fisik sakit hati juga, Apalagi yang sering di buli mereka pasti tertekan juga"
"Iyah makanya, kita harus menutupi keburukan dari saudara-saudara kita jangan di umbar-umbar sembarangan" Jawab Ziezie dengan bijak.
"Bener itu, nanti kalau gua menyimpang melakukan hal buruk ingetin gua ya Zie"
"Iya pasti, lo juga harus ingetin gua, kan gua yang sering khilaf"
"Siap komandan, Eh gimana Rara udah ada kabar?"
"Astagfirullah gua lupa matiin data selulernya, bentar gua cek dulu"
"Si Rara mau kunjungan katanya, kita suruh pulang duluan"
"Ya udah okeh deh, yuk pulang" Ajaku pada Rara
~~~~~
Aku yang merindumu dipenghujung rintikan hujan itu,
Aku yang merindumu disetiap detikku.Ada rasa gundah yang menyerang hatiku.
Perihal Hubungan tanpa statusku dengan Agma.Awalnya aku masa bodoh dengan namanya status,
Namun beriringnya waktu aku perlu juga kepastian dan kejelasan yang ada."Kenapa si kamu pengin banget memperjelas status? Apa rasa sayangku ke kamu tidak cukup? Kamu harus tahu status itu ngga penting, yang leih penting dan kamu harus tahu, aku cinta sama kamu, aku sayang sama kamu Lea"
Ucap Agama tiap kali aku menginginkan suatu kejelasan darinya.Memang kata-kata Agma benar, namun aku juga ingin memperjelas suatu hubungan yang terlihat ambigu seperti ini.
Apalagi tiap kali teman-temanku bertanya perihal statusku dengan Agma, aku bingung harus menjawab apa.Apa lagi saat orang tuaku bertanya mengenai Agma. Ya orang tuaku sudah mengenal Agma, Agma sudah beberapa kali main kerumahku.
Awalnya aku khawatir saat ingin memperkenalkan Agma, aku takut jika respon orang tuaku tidak baik terhadap Agma, seperti kepada Reza mantanku dahulu.
Ya Abi sama Umi tidak pernah menyukai Reza, aku tahu itu walaupun mereka tak pernah mengungkapkan secara terang-terangan di hadapan Reza. Namun mereka mengungkapkan kepadaku setelah Reza pergi.
"Umi suka Agma, dia anaknya sopan ya, enak juga diajak ngobrol" Komentar ibuku saat Agma datang pertama kali
"Umi setuju kalau Lea dekat dengan Agma?"
"Selama Agma baik, kamu suka, kamu bahagia, umi setuju. Namun inget batasan yak Lea"
"Iya mi, Lagian Lea sama Agma cuma temenan aja"
"Masa si tapi umi lihat kalian saling menyukai, benarkan umi?" Ledekan umi membuat pipiku memanas
"Udah mi jangan ledekin terus, Lea kekamar dulu ya mi"
Pamitku menghindar dari ledekan umiku.Bagiku Restu orangtua adalah hal yang terpenting dalam hidupku.
Jika orangtuaku mengatakan tidak, aku harus menurutinya.
Sebab Ridho Allah tergantung dengan Ridho Orangtua.---------
Aku berjalan sendirian di atas gemerlap malam,
Di temani bintang-bintang yang bersinar cerah,
Aku yang masih disini menunggu dirimu,
Untuk membawaku menggapai bintang itu.
Aku yang masih disini menunggumu,
berharap pesan-pesan singkatmu datang menyapaku.----------------------------------------------
Hey readers maaf telat upload ya.
Semoga kalian sabar menanti kisah Agma dan Lea.
Yuk jangan lupa tinggalkan vote dan comentnya.
Gomawo😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengikhlaskanmu Di Ujung Senja (PROSES REVISI)
Teen FictionIkhlas. Bisakah aku mengikhlaskan kau pergi, sedangkan di lubuk hatiku, namamu masih bersemayam di hati. Ikhlas. Apakah aku bisa mengikhlaskanmu? Sedangkan rindu ini hanya untukmu. Ikhlas. Apa itu ikhlas? Apakah benar aku sudah mengikhlaskan kepergi...