002

1.7K 303 19
                                    

Singkat cerita, setelah kejadian gagal menikah nya Umji dan Vernon, Nyonya Chwe tak pernah merasa bersemangat di hidupnya. Apalagi ketika menantunya-Hana, semakin kelewatan mengendalikan putranya. Kini Vernon bisa dibilang telah dijadikan babu oleh istrinya sendiri. Nyonya Chwe memang kesal. Sungguh kesal. Namun sang suami pun tak pernah mau mendengarkan nasehat sang Ibundanya.

"Mah, Hana bilang besok malem mau makan makanan restoran. Mamah beliin yah," ucap Vernon berbisik di dekat Ibundanya di dapur. Nyonya Chwe pun hanya mengangguk seraya menerima beberapa lembar uang yang di berikan Vernon padanya. Vernon pun segera pergi menjauh kembali ke ruang keluarga menonton bersama Hana.

Sofia yang sejak tadi hanya menguping segera mendekat ke arah Ibundanya.

"Mah, kenapa Ka Vernon mau sih disuruh Ka Hana??" Tanya Sofia kesal melirik Hana dan Vernon yang sedang tertawa menonton sebuah acara TV.

"Cinta membuat kita buta Nak. Mungkin Ka Vernon udah terhanyut dengan cinta bodoh kayak gitu," ucap Nyonya Chwe melanjutkan mencuci piring kotor bekas makan malam bersama.

"Ihh... aku benci Ka Vernon sekarang mah," ucap Sofia menggertakkan kakinya.

"Jangan gitu. Dia Kakak kamu loh," ucap Nyonya Chwe mengoles piring kotornya. Sofia melipat kedua tangannya di depan dada seraya menatap kedua pasangan itu dengan kesal.

"Kak Hana!!" Teriak Sofia menyentak kedua pasangan yang sedang duduk manis di atas sofa. Mereka berdua pun terkejut dan menoleh menatap Sofia.

"Iyah baby?" Sahut Hana pada Sofia.

Kalau bukan Kakak ipar ku, pasti udah ku remukkin nih orang. Batin Sofia bergumam.

"Ka, bantuin nyuci piring geh!" Ucap Sofia menatap kesal Hana. Hana segera melirik mertuanya yang sedang penat mencuci piring di dapur. Namun, ia tak akan pernah peduli.

"Aduhh, maaf yah Sof... Kakak masih capek nih, habis beresin berkas di kantor. Gapapa kan? Soalnya tangannya ngerasa kayak pengen putus," ucap Hana seraya memutar tangannya dan berlagak kesakitan. Sofia sudah tau beribu alasan yang akan di berikan oleh Hana dan ia sudah muak akan hal itu.

"Kalau numpang rumah orang terus ga becus bantuin mah, minggat aja Kak. Aku gak larang," ucap Sofia tersenyum tipis pada Hana. Hana merasa tersinggung dengan ucapan adik ipar nya tersebut.

"Maksud kamu apa Sof? Kamu ngusir Kakak kamu???" Tanya Hana pada Sofia dengan sedikit meninggikan suaranya. Nyonya Chwe hanya diam tak menatap menantu juga anak nya yang sedang bertengkar. Karena kini kepalanya telah bertambah pening.

"Bisa jadi."

"Vernon... adik kamu kurang ajar yah, siapa yang ngajarin sih?? Mamah yah? Pantesan... " ucap Hana menambah kegeraman Sofia. Nyonya Chwe hanya diam. Ia tak ingin berdebat dengan menantunya yang egois itu.

"Kak!! Mendingan Lo keluar dari rumah ini sekarang juga. Lo dirumah ini cuman bisa nyusahin orang. Dan lo juga udah nyuci otak nya Ka Vernon tau ga!! Gue mendingan Kak Vernon nikah sama Ka Umji dari pada Lo!!!" Bentak Sofia membuat sang Kakak nya naik pitam. Vernon segera berjalan cepat menuju Sofia dan...

"PLAK!!" Tamparan keras terlempar dari tangan Vernon tepat di pipi sang adik. Nyonya Chwe segera membalikkan tubuhnya dan menatap Sofia yang sedang terkejut seraya memegang pipinya yang semakin lama memerah dan memerih.

"Sofia!! Kamu tuh bisa sopan gak sih sama kaka ipar kamu sendiri???" Bentak Vernon membuat Sofia terkejut. Dengan cepat Sofia menoleh menatap Vernon dengan tatapan yang getir.

"Orang kayak dia disopanin? Ga ada gunanya!!!" Teriak Sofia seraya menunjuk Hana yang masih duduk santai di atas sofa. Sofia pun sempat melihat Hana tersenyum tipis ketika dirinya di tampar oleh Vernon. Dia senang ketika Sofia di tampar?

"SOFIA!!!" Teriak Vernon hampir melemparkan satu tamparan lagi sebelum akhirnya Nyonya Chwe menahan lengannya.

Vernon menatap sang Ibunda yang sedang menahan tangannya di udara. Ibundanya telah meneteskan tetesan air mata kecil dari mata indahnya. Entah kenapa, perasaan emosi Vernon kini berubah menjadi sedih ketika menatap Ibundanya.

"Mah.." ucap Vernon menatap sang Ibunda dihadapannya.

Nyonya Chwe menatap Vernon, namun detik selanjutnya ia segera menurunkan tangan Vernon dan menarik Sofia pergi dari sana. Ia mengiring Sofia menuju kamar nya.

"Mamah tuh kenapa sih?? Haru-"

"Cepet kemas baju kamu Sofia, kita bakal pergi dari rumah ini," ucap Nyonya Chwe keluar kamar dan segera pergi menuju kamarnya untuk berkemas. Sofia pun ikut menuruti perintah Ibundanya lalu keluar kamar setelah mereka berdua selesai berkemas.

"Mah? Mamah mau kemana?" Tanya Vernon bingung menatap Ibunya dan Sofia yang sedang mengiring sebuah koper di tangan mereka masing-masing.

"Ambil ini. Besok kamu yang beli. Mamah mau pergi," ucap Nyonya Chwe menyodorkan kasar uang yang diberikan Vernon tadi. Vernon yang kebingungan pun hanya menerima uang itu. Nyonya Chwe dan Sofia segera berjalan keluar tanpa menghiraukan teriakan Vernon yang terus memanggil mereka dan meminta maaf. Mereka pikir Vernon akan menyusul dan mengajak mereka kembali, namun itu adalah pemikiran yang salah besar. Sampai di depan gerbang perumahan mereka pun, Vernon tak menyusul mereka.

Dengan pasrah, mereka pun terus berjalan tanpa tujuan dan tanpa uang di saku mereka. Mereka terus berjalan hingga berhenti di sebuah warung kecil dan duduk beristirahat disana.

"Maafin Mamah yah, Mamah kira Kakak kamu bakal nyusul kita dan ajak balik kita. Tapi ternyata enggak. Jadinya kita juga harus begini. Udah mah Papah udah ga ada. Gapapa kan Sofia?" Tanya Nyonya Chwe sedikit menyesal pada anaknya.

"Gapapa Mah. Aku masih syukur di sini daripada disana ada Ka Hana. Rasanya hidup ga tentram disana," ucap Sofia tersenyum pada Mamah nya.

Tidak lama dari percakapan tersebut sebuah mobil berwarna hitam berhenti di hadapan mereka. Lalu membuka kaca jendelanya sehingga Nyonya Chwe dan Sofia dapat mengenali dirinya.

"Butuh tumpangan?" Tanya orang tersebut pada Sofia dan Nyonya Chwe. Sofia menyipitkan matanya lalu berdiri mendekat ke arah mobil.

"Hai Sofia! Udah lama ga ketemu yah... " ucap orang tersebut seraya tersenyum. Dengan senyuman itu Sofia segera mengenal orang tersebut dan meloncat girang.

"Mah!!! Kak Umji!!!" Ucap Sofia girang menyuruh Mamah nya mendekat.

-o0o-

©Fatmah_Nay, 2018l

[✓] LOVE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang