021

639 89 10
                                    

Vernon Pov

"Kenapa kamu begitu baik padaku?" Tanyanya. Diriku terdiam seraya menatap bola matanya. Bola matanya begitu indah hingga aku tak ingin memalingkan pandanganku darinya. Kapan aku bisa melihatnya sedekat ini? Sebenarnya aku merindukanmu Ji, aku sangat merindukanmu.

"Kak??" Sofia memanggil kami berdua. Aku segera tersadar dari lamunanku. Umji pun ikut menoleh ke arah Sofia.

"Sebentar Sof," ucapku menatap Umji kembali.

"Kalau itu mau kamu, baiklah. Tapi dengan satu syarat." Umji menatapku penasaran.

"Apa?"

"Kamu tidak boleh tinggal di hotel, tapi kamu tinggal bersama kami." Umji menatapku sejenak. Entah apa yang sedang ia pikirkan tapi beberapa saat kemudian ia menolak persyaratanku.

"Tidak, aku tidak bisa."

"Baiklah aku akan membayarnya." Aku mengambil ponsel di saku ku namun segera ditahan Umji.

"Non... tolong, aku tak ingin merepotkanmu," ucapnya. Astaga Umji, kamu tidak pernah merepotkanku.

"Kamu tidak pernah merepotkanku Ji. Aku mohon ini demi kebaikanmu juga," ucapku menatapnya dengan tulus. Umji melepaskan genggaman tangannya. Sofia pun ikut mendukungku agar Umji tinggal dirumahku.

"Dirumahku ada Sofia dan Bibi Yuna. Mereka bisa menjagamu dan bayimu," ucapku kembali membujuk Umji. Umji masih bungkam. Ia terus menatap ke bawah—menatap perutnya yang semakin membesar hari demi harinya.

"Ji, pikirkan ini. Ini juga untuk kebaikan bayimu." Aku kembali membuka suara. Umji menatap mataku lekat. Namun, masih belum membuka suara.

"Kalau kamu masih menolaknya, maka aku akan bayar orang itu," tukasku melangkah menjauh dari Umji.

"Baiklah." Langkahku terhenti. Aku memutar tubuhku 180 derajat, lalu menatap Umji. Ia menatapku seolah ini adalah pilihan terakhirnya dan ini demi kebaikannya.

Aku berjanji padamu Ji, kamu dan bayimu akan aman denganku. Aku tak akan membiarkan sekecil kesakitan pun mendekati kalian berdua. Aku berjanji.

-o0o-

Author Pov

"Kak, ini kamar Kakak," ucap Sofia menunjukan sebuah kamar pada Umji. Ia terkejut melihat kamar yang sungguh besar dan mewah, terlebih lagi ketika ia melihat beberapa foto Mamah Vernon disana.

"Ini kamar Mamah, Sof?" Sofia mengangguk.

"Kakak gamau tidur disini Sof, nanti Mamah... "

"Mamah bakal seneng kalau tau kamarnya ada kamu Ji." Tiba-tiba Vernon datang. Umji masih tak menyangka, ia mencoba menolak. Tetapi Vernon dan Sofia tetap bersikeras bahwa kamar ini untuknya.

Akhirnya Umji memasuki kamar tersebut dan merapihkan barang-barangnya. Ia menatap sekeliling kamarnya. Rasanya begitu nyaman dan tenang disini. Lalu ia menaruh foto Rowoon di samping kasurnya dan mengelus perut besarnya.

"Nak, kamu dan Papahmu tidak akan bertemu. Namun, Mamahmu ini yakin bahwa ada banyak orang yang sangat mencintaimu. Disini ada Om Vernon dan Tante Sofia ketika kamu lahir. Mamah harap kamu tidak kesepian dengan hadirnya mereka yah Nak." Umji meneteskan cairan bening dari matanya satu persatu. Ia masih merindukan Rowoon, merindukan candaannya, tawanya, masakannya, dan kenakalannya.

Rowoon, jangan mengkhawatirkanku. Vernon dan Sofia mengurusku dengan baik. Aku akan melahirkan anak ini untukmu. Berdamailah disana. Kami akan menyusulmu suatu saat nanti. Batin Umji seraya mencium bingkai foto suaminya.

-o0o-

"Kak, dimakan." Sofia memberikan sebuah apel kepada Umji. 

"Terimakasih Sof."

Umji menatap sekelilingnya, ia sedang duduk di halaman belakang rumah Chwe yang sangat besar. Terakhir kali ia kesini, ia tidak melihat halaman ini.  Sepertinya ini baru dibangun.

"Kakak baru liat tempat ini Sof," ucap Umji menatap Sofia yang sedang menuangkan jus mangga ke dalam sebuah gelas.

"Ini baru dibikin Kak Vernon beberapa bulan yang lalu Kak. Tempat ini sebenarnya untuk menemani rasa kesepian Kak Vernon karena kepergian Mamah dan aku yang berkuliah di luar kota." Sofia memberikan segelas jus tersebut pada Umji. Umji menganggukkan kepalanya mengerti.

"Benar. Pasti ia merasa kesepian dengan rumah yang sangat besar seperti ini dan dia hanya sendirian," ucap Umji seraya menatap kolam renang dihadapannya.

Tiba-tiba seokor kucing persia mendekati mereka berdua. Lantas Umji terkejut dan senang dengan melihat hewan kesukaannya tersebut.  Ia segera menggendong kucing tersebut kedalam dekapannya. Lalu bermain dengannya.

"Ternyata Kak Vernon bener yah Kak," tukas Sofia yang sejak tadi menatap Umji dengan kucing tersebut.

"Bener apa?"

"Kalau Kakak suka sama kucing."

Umji terdiam. Bagaimana Vernon mengetahuinya? Ia tak pernah memberitahu Vernon mengenai hal ini. Lalu ia hanya tersenyum pada Sofia.

"Siapa namanya?" Tanya Umji masih sibuk dengan kucing tersebut.

"Jee panggilannya Kak."

"Lengkapnya?"

"Umjee."

Umji membeku di tempatnya. Ia segera menatap Sofia. Kenapa Vernon menamai kucing ini dengan namanya? Untuk apa? Beribu pertanyaan muncul di pikirannya. Namun, Sofia tidak menjelaskan apa-apa. Ia beralih memakan apel yang berada di sampingnya.

-o0o-

Haalooow
Welcome bacckk
Gimana-gimana??
Next gaa??
😁

Makasih for u all yang terus dukung nay. Kalian emang luar biasa. Semoga selalu diberikan kesehatan dan ditahun 2020 ini kita bisa sukses yaaa. Cita2 kita tercapai
Aamiin...

[✓] LOVE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang