010

1.2K 206 46
                                    

"Aku ga mau menikah!" Ucap Umji membuat Vernon terheran.  Vernon tak mengerti kenapa Umji tidak mau menikah dengannya,  ia mencoba melangkah mendekat ke arah Umji...  Namun dengan cepat Umji mengambil langkah menjauh dan pergi menuju kamarnya lalu mengunci pintu ruangan tersebut.

Langkah Vernon terhenti seraya menatap sebuah pintu yang sudah tertutup rapat.

Umji kenapa? Apa aku terlalu terburu-buru memutuskan untuk menikahi dia? Apa dia ga mau menikah begitu cepat dan aku belum bertanya pendapatnya? Batin Vernon seraya menatap kosong pintu berwarna coklat pekat tak jauh dari hadapannya.

"Kak! Kak Umji! Kakak kenapa?? Kak, keluar dulu. Kita mau ngomong sama Kakak," ucap Sofia seraya mengetuk-ngetuk pintu kamar Umji. Vernon mendekat ke arah Sofia lalu menyuruh Sofia untuk berhenti dan membiarkan Vernon untuk mengurus semuanya.

"Kakak aja. Sofia sama Mamah siap-siap bawa barang kalian yah... kita pulang hari ini," ucap Vernon pada Sofia.

"Tapi Kak... "

"Nurut kata Kakak, sekarang Sofia beresin barang Sofia habis itu kita balik ke rumah," ucap Vernon pada Sofia. Sofia hanya menuruti sang Kakak. Akhirnya ia dan Nyonya Chwe pergi menuju kamar mereka dan berkemas.

Setelah Nyonya Chwe dan Sofia pergi, Vernon pun segera mengetuk pintu kamar Umji dan mencoba membuatnya keluar dari sana.

"Ji... keluar sebentar Ji," ucap Vernon lembut seraya mengetuk pintu. Namun, tak ada jawaban dari Umji. Vernon belum menyerah, ia masih mengetuk pintu Umji dan memanggil Umji dengan lembut.

"Ji... maaf kalau aku terlalu buru-buru buat keputusan. Kali ini aku bakal denger pendapat kamu Ji, sekarang kamu keluar dulu... ayo kita omongin masalah ini," ucap Vernon mendekat ke arah pintu berharap suaranya dibalas oleh Umji. Tak lama kemudian Umji membuka pintu, Vernon segera menatap wanita di hadapannya itu.

"Kita ngomong... "

"Tadi Hana ke kantor aku," potong Umji membuat mata Vernon terbelalak.

"Nga-ngapain?" Ucap Vernon tak percaya.

"Ngata-ngatain aku. Apalagi selain ngehina ku di depan karyawan lain," ucap Umji tempak kesal. Vernon menghembuskan napas berat.

"Cewek itu... " ucap Vernon mengacak-acak rambutnya lalu mengusapnya ke belakang. Umji pun berjalan menjauh dari pintu kamarnya dan sengaja menabrak bahu Vernon, lalu ia pergi ke dapur mengambil segelas air kemudian meminumnya.

"Bayangin gimana marahnya dia kalau tau kita bakal nikah... bayangin gimana dia bakal neror aku Non," ucap Umji setelah menelan tegukan air pertamanya. Setelah mendengar ucapan Umji,  Vernon segera berjalan mendekat ke arah dapur lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.

"Aku bakal yakinin itu ga akan terjadi Ji," ucap Vernon menatap Umji. Umji menggelengkan kepalanya.

"Itu bakal terjadi Non," ucap Umji. Vernon mendekat ke arah Umji.

"Selama aku disisi kamu, itu ga bakal terjadi... " ucap Vernon berhasil membuat jantung Umji berdetak sungguh hebat. Detik selanjutnya Vernon melangkahkan kakinya lebih dekat ke arah Umji. Umji menatap pria yang lebih tinggi darinya itu dengan jarak yang cukup dekat.

"Aku minta maaf," ucap Vernon seraya menunduk dihadapan Umji. Umji terkejut mendengar kata itu yang terlepas dari mulut Vernon.

"Ma-maaf? Buat?" Tanya Umji menatap Vernon. Vernon menaikkan kepalanya menatap Umji di hadapannya.

"Maaf kalau udah pernah ninggalin kamu waktu itu," ucap Vernon menatap Umji penuh rasa bersalah. Umji menelan ludahnya. Belum pernah Vernon melakukan hal ini padanya. Astaga, mengapa hal ini terjadi padanya... ini hal yang rumit untuk di rasakan.

"Tapi Non... "

"Aku janji ga bakal bikin kamu sakit hati lagi Ji... kali ini aku beneran sama kamu. Mungkin terlihat aneh suka sama kamu karena hal kemarin. Tapi, memang itu kenyataannya," ucap Vernon memutus ucapan Umji. Umji mengangguk tersenyum pada Vernon, lalu baru saja Umji ingin mengatakan sebuah kata tiba-tiba Vernon sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Tap... "

"Aku bener-bener merasa bersalah gara-gara waktu itu Ji... aku minta maaf Ji," ucap Vernon tampak gelisah menatap Umji dihadapannya. Umji mengehembuskan napasnya.

"Iyah Non aku maafin, tapi Non... "

"Tapi apa? Kamu takut aku bakal ninggalin kamu lagi? Atau takut Hana memperlakukan kamu ga baik lagi? Atau takut omongan orang-orang nanti?" Tanya Vernon agak tergesa-gesa. Umji menatap heran Vernon. Aneh, apa sebenernya yang membuat Vernon sangat menginginkan dirinya.

"Iyah aku takut dengan semua apa yang kamu omongin Non, tapi ada sesuatu yang lain... " ucap Umji menatap Vernon. Vernon mengerutkan dahinya.

"Apa Ji?" Tanya Vernon penasaran.

Umji terdiam menatap Vernon. Ia sedang berpikir sejenak tentang yang akan ia bicarakan pada Vernon. Apa sekarang saja ia katakan pada Vernon mengenai dirinya...

"Ji??" Tanya Vernon membuat Umji sadar akan lamunannya.

Umji menatap pria yang sedang penasaran di hadapannya, dengan begitu terpaksa ia menunjukkan sebuah cincin yang terpasang di jari manis nya.

"Aku udah tunangan Non,"  ucap Umji berhasil membuat Vernon terkejut begitupun Sofia dan Nyonya Chwe yang sejak tadi menguping pembicaraan mereka berdua.

"Tunangan?? Sama siapa??" Tanya Vernon tak percaya.

"Bos ku, Rowoon... "

Ap-apa aku terlambat? Batin Vernon kecewa setelah mendengar nama pria tunangan Umji.

-o0o-

Tbc

Nay's Note:
I'm back!! 😂😂

Maaf banget atas lamanya update hehehe... di pesan pribadi banyak yang nge chat kapan cerita ini update... haduhh maaf yah membuat kalian menunggu lama...

Ide baru nemu sekarang... Dulu mentok wkwkwk

Semoga kalian semakin suka cerita ini...

[✓] LOVE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang