017

756 119 12
                                    

"Aku beli baju buat anak kita. Murah-murah loh sayang disini. Bagus-bagus lagi," ucap Rowoon dari sambungan telepon.

"Kamu beli baju apa?? Kan belum tau anak kita cowok apa cewek," ujar Umji seraya menyantap makanan nya di atas meja.

"Karena aku gatau, jadi aku beli dua-duanya," ucap Rowoon dengan nada senangnya. Ia sudah tak sabar menyambut anak nya tersebut.

"Ih kamu nih, ngabisin uang aja."

"Gapapa, apa yang engga buat anak kita, hehehe."

Umji hanya menggeleng seraya tersenyum mendengar jawaban Rowoon.

"Rowoon," panggil Umji.

"Iyah?"

"Aku kangen."

"Aku juga sayang, besok aku pulang kok ke Indo, tungguin aja, oke?"

"Iyah aku tungguin, jangan lama-lama kamu."

"Siap Istriku!" Ucapnya, Umji terkekeh mendengarnya, ia merindukan suaminya tersebut. Merindukan suaranya, merindukan kenakalannya, merindukan candaannya, merindukan sikap menyebalkannya. Segalanya. Umji merindukan segalanya.

"Sayang, Aku matiin yah? Aku mau pulang ke hotel ini buat siap-siap pulang besok," ucap Rowoon seraya memasuki mobil. Suara jalanan raya terdengar sangat jelas disana.

"Ohh oke oke sayang. hati hati yah."

"Dadahh sayangg, besok kita ketemu," ucap Rowoon mengakhiri sambungan telepon.

"Dadahh," jawab Umji. Lalu sambungan telepon pun terputus. Umji kembali melanjutkan aktivitasnya yakni memakan beberapa buah dan menonton TV. Dirinya sudah tidak sabar menunggu suaminya pulang. Seandainya Australia dan Indonesia tidak begitu jauh. Pasti Umji ikut dengan Rowoon kesana.

-o0o-

Keesokan harinya pun tiba, Umji sedang menyiapkan banyak makanan untuk menyambut suaminya ketika sampai di rumah. Ia menyiapkan udang saus tiram kesukaan suaminya. Tak lupa dengan jus alpukat kesukaan suaminya. Ia sangat menantikan kedatangan Rowoon. 2 minggu terasa begitu lama baginya. Ia sudah tidak bisa menahan kerinduannya. Sembari menunggu Rowoon datang, Umji pun menyalakan TV nya dan menonton beberapa channel kesukaannya.

Hampir 2 jam berlalu, Umji pun heran mengapa suaminya belum sampai juga. Padahal, seharusnya  sejam yang lalu ia sudah pergi dari bandara ke rumah. Chat nya pun tak dibalas Rowoon. Umji mulai khawatir, tapi ia mencoba untuk tetap tenang, mungkin Rowoon sedang terjebak macet. Ia pun kembali menonton TV dan terus menggonta-ganti channel TV. Sampai akhirnya, sebuah tayangan TV menarik perhatiannya. Umji terkejut dan segera menelepon seseorang dengan kekhawatiran.

"Halo?"

"Halo bu?" Jawab seseorang di telepon, nada suaranya terdengar lemas.

"KAMU KENAPA? ROWOON MANA?" Tanya Umji yang bertambah panik dengan nada suara Chani di telepon. Chani terdiam dan tak menjawab pertanyaan Umji.

"CHANI! JAWAB SAYA!" Ucap Umji gelisah.

"Pesawat Pak Rowoon... " Chani tak melanjutkan ucapannya. "KENAPA??" Umji tak bisa menahan tangis sekarang. Apakah berita yang ia tonton di TV benar? Tidak, jangan. Ia tak ingin hal ini benar.

"Pesawat Pak Rowoon hilang kontak bu," ucap Chani membuat Umji semakin lemas dan tiba-tiba suara Umji tak terdengar lagi. "Bu? Bu? Bu Umji?"

Saat itu, hari paling buruk terjadi pada Umji. Ia merasa tuhan memang tidak adil dengan dirinya. Tuhan tak pernah bisa membiarkan Umji bahagia. Umji membenci segalanya, Begitupun takdir...

-o0o-

Umji terbangun, matanya perlahan terbuka dan melihat sebuah ruangan yang berbeda. Ia menatap langit-langit ruangan tersebut. Tempat yang asing, ia tak tahu dirinya dimana. Lalu, ia menatap sekelilingnya. Ia terkejut ketika matanya menangkap sosok pria yang ia kenal.

"Rowoon?" ucapnya dengan lemas. Pria yang dipanggilnya itu menoleh dan tersenyum menatap Umji.

"Kamu udah pulang?" Umji tersenyum riang melihat suaminya ada disana. Namun, Rowoon tak membalas. Rowoon hanya tersenyum pada Umji.

"Aku kira kamu udah ga ada Rowoon, aku bersyukur banget kamu ada disini," imbuh Umji seraya menatap Rowoon dengan berkaca-kaca. Rowoon masih tak membalas. Tiba-tiba Rowoon berdiri dari duduknya lalu berjalan keluar dari ruangan tersebut.

"Rowoon? Kamu mau kemana??" Umji bingung dengan sikap Rowoon. Ia terlihat berbeda kali ini. Rowoon masih tidak menghiraukan Umji. Ia tetap meneruskan langkahnya menuju pintu ruangan tersebut.

"Rowoon!!"

"Rowoon!! Kamu mau kemanaa??"

"Rowoon!!"









"Umji?!?" Umji membuka matanya ketika merasakan tubuhnya terguncang. Lalu, ia menangkap sosok pria yang lain. Yang juga ia kenal.

"Vernon?" Tanya Umji terheran mengapa pria itu ada disini. Ia mencoba untuk duduk dan menatap sekelilingnya. Ia sedang di dalam rumahnya. Lalu, tadi apa? Apa hanya mimpi? Tidak mungkin, itu terasa begitu nyata bagi Umji. Ia melihat sosok suaminya yang begitu bersinar tadi.

"Kamu gapapa?" Tanya Vernon. Umji tak menjawab. Guanlin mengambilkan gelas berisi air putih untuk Umji. Umji pun dengan bingung mengambilnya, lalu meminumnya. Setelah meneguk beberapa kali air itu, ia menatap Vernon dan Guanlin.

"Rowoon mana?" Tanya Umji menatap kedua pria tersebut. Keduanya hanya menunduk terdiam.

"Rowoon mana Non?" Kali ini ia bertanya pada Vernon. Vernon menatapnya.

"Rowoon baik-baik aja ko Ji, kamu tenang yah. Kamu terus doa aja biar Rowoon bisa sampai ke rumah dengan selamat," ucap Vernon menenangkan Umji. Umji menatap Vernon, "dia pasti selamat kan Non?" Tanya Umji pada Vernon. "Insyaallah Ji, insyaallah Rowoon selamat," ucap Vernon tak mampu melihat Umji seperti ini.

"Chani mana?" Tanya Umji.

"Dia lagi ke bandara untuk mencari tahu informasi lebih lanjut," jawab Guanlin pada Umji.

Umji kembali menatap Vernon, "Non... Rowoon pasti balik kan?" Tanya Umji pada Vernon. Vernon menatap wanita itu. Rasanya ia ingin memeluk dan menenangkan wanita di hadapannya ini. Hati nya sedang hancur sekarang. Membuat hati Vernon ikut hancur melihatnya.

"Pasti ji." Vernon menatap Umji dengan yakin. Umji terlihat lebih tenang mendengarnya.

-o0o-
Akuu kembalii hehehe

Maaf lama banget up nya, habis selesai UAS ini hehe 😁

Oh iyaaa terimakasih banyak, alhamdulillah love story udah 2K votes makasih banyakk buat kalian semuaaa❤❤❤

[✓] LOVE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang