014

797 132 25
                                    

Sepasang kursi yang penuh dengan kebahagiaan ia tatap sekarang.
Dengan ratusan orang datang memberi doa dan selamat.
Ia melihat banyaknya bunga mengitari dinding berwarna putih dan merah muda.
Sedari itu, ia melihat sepasang kekasih yang sedang bahagia di atas sana.
Di atas sebuah panggung kecil yang dihias dengan mewahnya.
Kini ia hanya bisa tersenyum, melihat sesosok wanita yang sedang tampak bahagia menyalami tamu-tamunya.
Wanita yang menggunakan gaun putih yang begitu cantik.
Wanita yang ia cintai dalam diam itu telah menjadi milik orang lain.
Rasa sakit tak mungkin bisa di lawannya, namun ia bisa menyembunyikannya dengan senyuman.
Ia langkahkan kakinya naik ke atas panggung, lalu menghampiri sepasang kekasih itu.
Mencoba menuturkan kata selamat dan kebahagiaan dari mulutnya.
Walaupun hatinya mengatakan hal yang berbeda.

"Selamat! Semoga SaMaWa yah," ucap Vernon menatap sepasang kekasih itu dan menyodorkan tangannya pada sang pria.

"Makasih Non, aamiin... Hehehe," ujar Rowoon menerima tangan Vernon kemudian memeluknya. Setelah beberapa saat, Vernon akhirnya menghampiri wanita yang berada di samping Rowoon. Seraya berkata, "Selamat Ji! Doain aku selanjutnya yah hehehe." Kalimat itu mewakili semua kesakitan yang ia rasakan ketika melihat Umji dengan cantiknya berdiri di tempat ini bersama orang lain, bukan dirinya. Seandainya waktu itu ia tak pergi dan menurut menikahi Umji, mungkin kebahagiaan akan selalu ada di dalam hidupnya.

"Makasih Non, aamiin, aku selalu doain." Vernon tersenyum mendengar jawaban Umji. Setelah itu, ia kembali turun dari atas panggung dan menghampiri Sofia dan Ibundanya.

"Ka..."

"Hmm? Kenapa?"

"Mungkin bukan jod..."

"Iyah Kakak tau, Kakak coba ikhlasin aja, kalian udah makan?"

"Udah Kak."

"Non, Mamah pusing kepalanya," ucap Nyonya Chwe sambil memegang kepalanya yang pening.

"Mamah udah minum obat?" Tanya Vernon yang terlihat khawatir. Nyonya Chwe menggeleng. Vernon menepuk jidatnya, ia geram dengan Ibundanya. Sedang sakit tapi sulit diminta untuk minum obat.

"Ayo kita pulang, Mamah belum minum obat. Nanti kenapa-napa lagi," ujar Vernon yang terlihat khawatir.

"Engga, engga. Mamah mau lihat Umji, sebentar lagi juga selesai Non," ucap Nyonya Chwe menolak ajakan Vernon. "Tuh, Mamah bandel ih," gerutu Vernon. "Udah ayu pulang, Shofia ayu!" Ucap vernon merangkul Ibundanya yang terlihat sudah tak tahan lagi. "Sebentar Kak!! Mau lempar bunga!! Aku harus dapet, siapa tau bentar lagi nikah hehehe," ucap Shofia berlari menuju barisan paling depan dari banyaknya sekumpulan wanita-wanita disana.

"Astagfirullah heh shofiaa.... "

"Sudah biarin, Mamah juga mau lihat." Ucap Nyonya Chwe sambil terkekeh melihat tingkah laku anak gadisnya.

Vernon menuruti perintah Ibundanya, ia masih berdiri di samping ibundanya seraya merangkulnya.

Ketika serangkai bunga indah di lempar dari tangan Umji, Shofia dengan girang nya mencoba mendapatkannya dan akhirnya ia berhasil mendapatkannya.

"HWAAAA AKU DAPET KAKK!!" Sebuah teriakan kebahagiaan dari Shofia seraya menatap Vernon dan Ibundanya di belakang. Vernon dan Nyonya Chwe hanya tertawa kecil melihat tingkah laku gadis satu itu. Shofia pun menghampiri mereka berdua dengan serangkai bunga di genggamnya.

"Girang amat dapet bunga doang," ejek Vernon pada adiknya.

"Dih suka suka yah," cetus Shofia kepada Vernon.

"Dasar!" ucap Vernon menyentil jidat adiknya itu.

"Auww, ih Kakak!!" keluh Shofia kesal pada Kakaknya. "Udah nih, jagain Mamah. Kakak ambil mobil dulu," ucap Vernon menyuruh Shofia menjaga Ibundanya lalu Vernon berbalik dan berjalan menuju pintu keluar.

Hanya melangkahkan beberapa langkah, tiba-tiba langkah kaki Vernon terhenti ketika mendengar sebuah teriakan di belakangnya.

"MAMAHHH!!" Lalu setelah itu kerusuhan para tamu terdengar. Vernon berbalik arah dan terkejut melihat Ibundanya terhampar di atas lantai. Ia segera berlari cepat menghampiri Ibundanya. Namun, Umji telah menghampiri Ibundanya terlebih dulu.

"Mahh!!" ucap Umji panik menepuk pelan pipi wanita itu. Terlihat sekali wajahnya yang pucat dan tubuhnya yang dingin. "Minyak kayu putih!! Cepet!! Siapa yang punya!! Tolong!!" Ujar Umji panik. Vernon mendekat ke arah Ibunya lalu mengangkat kepalanya ke atas pahanya.

"Mamahh," ucap Vernon dengan nada suara khawatir. Shofia menangis disamping Umji.

"Ini Ji," ucap Rowoon memberikan sebuah botol kecil pada Umji. Umji dengan segera membuka tutup botolnya lalu mendekatkan ke arah Ibunda Vernon.

"Non, kamu siapin mobil, aku sama Shofia urus Mamah. Cepetan!" Vernon mengangguk dan segera menuruti ucapan Umji. Ia berjalan keluar lalu mengambil cepat mobilnya. Ia taruh mobilnya di depan lobi gedung. Dari arah pintu terlihat Rowoon sedang menggendong Ibundanya lalu membantunya memasukkan Nyonya Chwe ke mobil.

"Aku ikut Non," ucap Umji pada Vernon yang akan segera masuk ke dalam mobil.

"Ga! Kamu lagi nikah. Mamah urusan aku. Hari ini hari kebahagiaan kamu, aku gamau ngeberantakin hal itu."

"Tapi Non..."

"Gaada tapa-tapi, aku pergi duluan Ji, Assalamualaikum."

"Walaikumussalam."

Dengan secepat kilat mobil Vernon pergi menjauh dan menghilang dari pandangan Umji. Setelah itu, Umji dan Rowoon kembali masuk ke dalam gedung untuk menyambut tamu-tamu mereka.

-o0o-

Oke, maaf untuk kesekian kalinya para readers ku :(
Ini libur dan aku sempetin lanjutin ini. Sebenernya gamau bikin ini ngegantung dengan lama lama hiatus. Tapi Whyyy tugas sekolah sebesar gunung ya tuhaaaan....
Oke, ini lanjutan ceritanya

Gimana? Sedih? Seneng? Berharap akan sesuatu? Ayoo ceritakannn, aku pengen banyak yang cerita ttg chapter ini. Semangatin aku gaess, sulit banget buat dptin waktu buat nulis :((

Oh yah, sebentar lagi ceritanya tamat :')

Endingnya gimana yah :)

Kalian maunya gimana? Wkwk

[✓] LOVE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang