27th

6.2K 218 0
                                    

Hello guys.... Sorry banget karena baru update hari ini.

Itu karena aku sibuk bikin trailer SnT sama MSL. 👉👈

Nah, sesuai janji aku kemarin, aku akan upload Mini Trailer hasil kerja kerasku ini di channel youtube aku dan instagram aku.

Jadi, boleh dong follow instagram aku. Supaya kalau sudah upload nanti, kalian gak akan ketinggalan. Karena kalo dari youtube nanti kan gak ada notif kecuali kalian subscribe.

 Karena kalo dari youtube nanti kan gak ada notif kecuali kalian subscribe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang mau trailer-nya di masukkin ke wattpad juga gak???

Kalo ada, silakan comment disini.

Oke, langsung saja cus ke chapter 27 ya....

***


Flo tersenyum senang setelah melompat dari atas jendela dengan mulus. Dia berhasil melepaskan ikatan tangannya saat piring yang berisi makan malamnya ternyata terbuat dari kaca. Dia percaya ini pasti bantuan dari Tuhan untuknya. Dia bergegas berjalan menuju pagar rumah tua itu. Dengan perasaan was-was, Flo memeriksa sekitarnya dan anehnya tak terlihat satu pun anak buah kakaknya sedang berjaga. Flo mengerutkan kening bingung, berusaha mencari sesuatu yang janggal di sini. Tapi, ia segera menepisnya. Dia harus secepatnya menemui Amara dan memperingati gadis itu untuk waspada. Flo memanjat tembok di samping pagar karena pagar terkunci. Hal ini mengurangi sedikit kecurigaannya.

"Mungkin saja sedang beristirahat," pikirnya.

Flo mendarat dengan mulus. Sepertinya dia cocok menjadi ahli panjat-memanjat.

"Ah! Lupakanlah... Tidak ada gunanya menyombongkan diri di situasi seperti ini," pikirnya.

Flo berlari sejauh mungkin dari daerah rumah itu tanpa menoleh lagi ke belakang. Dia segera mencari kendaraan umum agar bisa pergi ke rumah keluarga Chandra Tanoto. Seukir senyum tercetak kala ada sebuah taksi melintas. Dengan segera Flo menyetop taksi itu dan masuk ke dalamnya.

***

Catherine duduk di singgasana-nya dengan gaya angkuh sambil mengawasi layar komputer yang terdapat di hadapannya.

"See... Kerjaku lebih bagus dari anak buahmu, bukan?" ucap Catherine tanpa menurunkan nada sombongnya.

Seorang pria tersenyum miring, lalu berjalan mendekati Catherine. "Dasar wanita licik!"

Catherine menaikkan sebelah alisnya. "It makes no difference to you, Romeo."

Romeo mengangguk lalu duduk di atas meja Catherine. "Terima kasih banyak."

Catherine mengibaskan tangannya di udara. "Kau cukup membayarnya dengan membawa Amara sejauh mungkin, di mana Fernandes tidak akan bisa menjangkaunya."

Romeo tersenyum miring. "Kau sangat menyukainya, ya?"

Catherine menghela napas lalu mengusap dagunya. "Terlihat bagaimana?"

Romeo mengedikkan bahu. "Entahlah, sepertinya menyedihkan."

Catherine mendengus kesal lalu melempar botol kosong ke arah Romeo hingga mengenai lengan pria itu.

"Hei!"

"Apa?!" tantang Catherine dengan wajah sangarnya.

Romeo terkekeh kecil. "Kau lucu."

Catherine membuang muka lalu melipat tangannya. "Aku tahu," ucapnya dengan dagu sedikit dinaikkan.

Romeo memutar bola matanya malas, menatap layar di hadapannya dengan serius.

***

Di tempat lain, Fernandes tersenyum kecut kala melihat Flo yang berhasil kabur dari rumah tua itu. "Tidak sia-sia aku meletakkan kamera kecil itu di bajunya," gumamnya sambil memainkan pena di jarinya.

Fernandes melihat Flo berhenti di sebuah rumah yang sudah tidak asing lagi baginya. Sebuah senyum sinis tersungging di bibirnya. "Ternyata kau di sana, Amour. Aku akan segera membawamu kembali ke dalam pelukanku," gumamnya.

Terlihat di layar laptopnya, Amara dan Flothea tengah berpelukan.

***

Flo melepaskan pelukannya dan menatap Amara serius.

"Ada apa?" tanya Amara bingung.

"Tempat ini sepertinya juga tidak aman buat bersembunyi, Amara."

Amara menghela napas lalu memutar tubuhnya ke belakang. Mereka lalu berjalan bersama menuju ruang tamu.

"I know, tapi kamu tenang saja, Flo. Aku dan kak Nando akan menikah. Jadi, mereka tidak akan bisa memaksaku lagi."

Flo melototkan matanya. "Me-Menikah?"

Amara mengangguk cepat. "Tepatnya besok pagi."

Flo menghela napas lelah lalu menjatuhkan diri di atas sofa emuk di ruang tamu kediaman Chandra Tanoto. "Kamu yakin dengan keputusanmu?"

Amara mendudukan dirinya di sebelah Flo. "Yakin sekali. Aku tidak mau jauh dari kedua orang tuaku. Jika aku dibawa oleh Romeo, kemungkinan besar aku tidak bisa bertemu mereka lagi. Apabila aku bersama kakakmu, dia pasti akan mengurungku lagi seperti tahanan. Aku perlu menjalani kehidupanku dengan bebas dan tenang. Bila aku menikah dengan kak Nando, maka semua akan baik-baik saja."

"Tapi, kamu tidak mencintai dia!" pekik Flo.

"Nando dan Nendo adalah orang yang sama bagiku. Jadi, tidaklah sulit untuk belajar mencintai kak Nando," jawab Amara acuh tak acuh.

Flo memejamkan matanya lalu memijit pelipisnya. "Terserahlah... Aku hanya berharap kau bahagia, walaupun hal itu pasti menyakiti kakakku."

Amara menghembuskan napas kasar. "Entahlah, Flo. Aku juga tidak tahu apa yang kurasakan pada Fernandes. Setiap bersamanya, setiap melihatnya, aku merasa deja vu. Aku melihatnya sebagai kak Nendo, bukan Fernandes Hugo dan aku tahu itu salah."

Flo membuka matanya lalu duduk dengan tegak. "Huft! Terserahlah. Aku capek sekali. Kamu tidak tahu saja bahwa aku baru mencoba menjadi ninja."

Amara mengerutkan keningnya bingung. "Ninja?"

Flo mengangguk. "Anak buah kakak berhasil menangkapku dan mengurungku di sebuah rumah tua. Tapi, tenang saja... Aku mengunci mulutku rapat-rapat dan untungnya aku bisa kabur."

Amara yang sempat menegang dapat menghembuskan napas lega. "Maaf karena menyusahkanmu."

"Hei! Tidak perlu memin—"

"FLOTHEA!!! AMARA!!!"

Flothea dan Amara saling pandang sebelum membalikkan badan ke belakang. Mereka hapal suara berat dan seksi itu, namun kini suara itu mampu membuat mereka merinding ketakutan.

Di sana, lebih tepatnya di depan pintu utama, Fernandes berdiri dengan wajah marahnya dan memandang Amara dan juga Flothea bagaikan predator yang ingin segera menerkam mangsanya.

"Oh shit! Bagaimana bisa dia di sini?"


To Be Continue....

My Sexy Lady | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang