PROLOG

4.1K 107 0
                                    

Namaku Amara Chandra Tanoto, putri angkat Fallen Chandra Tanoto dan Silvana Agatha. Aku mempunyai dua kakak kembar—Nendo Chandra Tanoto dan Nando Chandra Tanoto. Bisa dibilang mereka over-protektif banget sama aku, hampir kemana-mana kami selalu bertiga.

Walaupun aku hanya anak angkat, tetapi mereka sangat baik padaku. Papa dan mama juga tidak pernah membeda-bedakan kami.

Kehidupanku nyaris sempurna. Terlahir sehat dan cantik—menurut kebanyakan orang—dan tidak kekurangan apapun, baik jasmani, materi maupun batin. Papa dan Mama juga berasal dari keluarga berada. Bisa dibayangkan betapa beruntungnya aku. Tapi, semua itu tidaklah penting jika pada akhirnya kita harus kehilangan orang yang kita cintai.

Akan aku ceritakan sedikit.

Aku menjalin hubungan dengan Nendo, karena kami memang saling mencintai. Papa dan Mama juga merestui hubungan ini dan berjanji akan menikahkan kami kelak setelah lulus kuliah. Aku sangat bahagia saat itu.

Kami sudah merencanakan segala hal dan banyak sekali harapan yang diberikan oleh orang-orang sekitar dalam hubungan kami.

Namun, semuanya hancur berantakan. Nendo meninggal dikarenakan pesawat yang dia tumpangi jatuh. Seharusnya saat itu aku mencegahnya pergi! Harusnya aku menahannya tetap di sini! Sebelumnya firasatku sudah tidak enak, tetapi mereka semua meyakinkan diriku bahwa tidak akan terjadi apa-apa dan aku pasrah.

Sungguh ... aku sangat terpukul, melihat tubuh pria yang kucintai terbujur kaku. Dia pergi untuk selama-lamanya. Rasanya hatiku kosong dan aku tidak memiliki gairah hidup apapun lagi. Jiwaku pergi bersamanya.

Aku mengurung diri selama seminggu di dalam kamar. Tubuhku kurus kering dan wajahku pucat. Kurasa seperti mayat hidup.

Papa, Mama, dan Nando tidak berhenti membujukku untuk makan dan minum. Mereka juga selalu menyuruhku bangkit. Mereka menyadarkanku bahwa tidak hanya aku yang merasa kehilangan, tetapi mereka juga sama denganku. Kami kehilangan salah satu anggota keluarga dan orang yang kami sayangi.

Mulai saat itu aku sudah mulai keluar kamar dan berkumpul di meja makan. Namun, nafsu makanku hilang setelah melihat kursi yang dulu selalu ditempati Nendo—lebih tepatnya di sebelah tempat dudukku. Hatiku juga terasa sakit setiap melihat wajah Nando. Mereka memang seperti pinang dibelah dua, namun sifat mereka berbeda.

Setiap aku ingin belajar untuk merelakan, kenangan kami selalu melayang dibenakku. Membuat air mata yang sudah mulai mengering, selalu mengalir deras kembali.

Hingga aku tahu sebuah kenyataan bahwa Nando juga memiliki perasaan padaku. Aku tidak sengaja mendengarnya ketika dia bercerita pada Anneta--sepupuku. Tetapi, sampai kapan pun perasaanku tidak akan berubah. Walaupun wajah mereka sama tapi, aku tidak bisa mencintainya. Maka dari itu, kuputuskan untuk berubah. Mengubur dalam-dalam Amara yang lugu, Amara yang penurut, dan Amara yang pemalu.

Aku mencari Anneta. Meminta pekerjaan darinya dan dia menawarkan modeling kepadaku. Awalnya aku ragu, namun setelah kupikirkan lagi, ini bisa menjadi senjata untukku agar Nando tidak lagi mencintaiku.

Semenjak aku mengambil job itu, Papa dan Nando selalu memarahiku. Memintaku untuk keluar dari dunia itu. Mama juga selalu menasehatiku. Tapi, aku telah berubah menjadi Amara yang keras kepala. Aku tidak mau dan selalu berakhir dengan adu mulut. Aku tidak peduli. Karena, ini salah satu jalanku untuk menyibukkan diri dan melupakan Nendo. Berharap bahwa ini semua bisa menjadi pelarianku.

Aku juga tidak peduli ketika mereka mengatakan aku berubah, bahkan 180°. Bukankah mereka seharusnya bersyukur karena aku tidak lagi terpuruk? Aku terus menanamkan pada diriku bahwa aku harus berubah. Maka, inilah aku sekarang. Amara yang angkuh, Amara yang dingin dan Amara yang keras kepala. Namaku juga semakin melejit dan akhirnya aku berhasil menjadi model papan atas.

My Sexy Lady | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang