32nd

6.4K 190 0
                                    

Catherine mengerjapkan matanya saat sinar mentari pagi menusuk ke arah matanya. Saat kedua matanya terbuka sempurna, Cath mengernyit bingung karena bukan langit-langit kamarnya yang dia lihat seperti biasa.

Saat ingin menggerakkan tubuhnya, Cath juga terkejut saat merasakan sebuah tangan kekar memeluk pinggangnya. Catherine menoleh ke samping dan terkejut bukan main saat melihat Romeo tertidur di sebelahnya dan telanjang dada. Cath dengan segera memeriksa tubuhnya dan semakin panik saat dia tidak memakai sehelai benang pun.

Cath menatap pria di sebelahnya tajam. "Hei! Bangun!" Dia menepuk lengan Romeo kuat-kuat dan berusaha menyingkirkan tangan pria itu dari tubuhnya.

Romeo mengerjapkan matanya dan menoleh ke samping. "Kamu sudah bangun?" tanya Romeo dengan suara serak.

"Kamu apakan aku, hah?! Beraninya kamu menyentuh aku!"

Romeo mengernyit bingung. "Apaan, sih? Aku hanya mengikuti kemauanmu. Apa kamu lupa jika kamu yang memulainya?"

Catherine menggeleng. Dia mendudukkan diri dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos. "Tidak mungkin aku seperti itu! Kamu pasti mencari kesempatan dalam kesempitan."

Romeo menghela napas, lalu mendudukkan dirinya. Catherine menahan napas saat melihat penampilan pria itu yang acak-acakan, sangat panas.

"Dengar! Kamu tiba-tiba meneleponku untuk menjemputmu dan dengan terpaksa aku membantumu karena sebelumnya kamu juga telah membantuku untuk menemukan Amara. Tapi, tanpa ku duga kamu malah menciumku dan akhirnya seperti ini," jelas Romeo tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Kepala Catherine terasa sakit saat berusaha mengingatnya. Dia merutuki dirinya sendiri karena ceroboh. Harusnya dia tidak pergi ke sana. Harusnya dia tidak meminum minuman sialan itu. Dia benar-benar merasa menyesal.

"Sudahlah... Semuanya sudah terjadi dan tidak ada gunanya menyesali semuanya. Oh, ya! Terima kasih juga untuk semalam. Aku benar-benar tidak menduga jika ini yang pertama kalinya untukmu. Aku merasa tersanjung."

Catherine melotot ke arah Romeo. "Dasar brengsek!"

"Hei! Tenanglah..."

Catherine mencengkeram erat selimut yang menutupi tubuhnya. "Lupakan semuanya! Anggap bahwa ini semua tidak pernah terjadi dan jangan muncul di hadapanku lagi."

Romeo menautkan kedua alisnya. "Bicara apa kamu ini? Kamu bersikap seolah kamu itu korban."

Catherine mendengus kesal. "Aku memang korban di sini," desisnya.

Romeo menggerutu, dia turun dari ranjang dan memakai celananya. Sedangkan, Catherine memilih untuk membuang muka. Dia tidak tahan melihat tubuh kekar pria itu.

Romeo berjalan menghampiri Catherine, mencengkeram dagu wanita itu. "Dengar! Aku sama sekali tidak menyesali semuanya dan jangan harap jika aku akan menuruti keinginanmu. Kita akan bertemu lagi nanti." Setelah mengucapkan itu, Romeo beranjak ke kamar mandi. Meninggalkan Cath yang terdiam.

***

Fernandes segera turun dari mobilnya saat melihat Amara dengan langkah terburu-buru keluar dari perusahaan CT Group. Fernandes menarik tangan gadis itu. "Tunggu, Amara!"

"Apa lagi, Fernandes? Tidak bisakah kita melupakan segalanya? Kita anggap saja seolah tidak terjadi apapun."

"Lepaskan!"

Fernandes mencengkram erat tangan Amara saat gadis itu hendak melepaskan diri. "Tidak! Kamu harus mendengarkan aku, Amara. Bagaimana pun juga—"

"Cukup! Cukup!"

My Sexy Lady | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang