Tidak seperti pagi yang biasa ia lewati, Chanyeol tidak bangun tepat waktu. Ini bukan seperti Chanyeol yang selalu disiplin. Ia bahkan terbangun setelah menerima panggilan dari ponsel yang biasa di letakkannya di bawah bantal.
Sehun.
Panggilan itu berasal dari sahabatnya, Oh Sehun. Pria itu mengoceh tanpa henti, ketika tahu bahwa Chanyeol masih tergeletak diatas ranjangnya dan belum siap sama sekali untuk meeting hari ini.
Sehun menghela napas, "Lima belas menit Yeol, tidak lebih."
"Kau gila, waktu sesingkat itu hanya cukup untukku mandi!" keluh Chanyeol.
"Memangnya apa yang kau butuhkan selain mandi?"
"Sarapan," jawab Chanyeol cepat.
"Aku sudah menjanjikan cupper Loey kepada mereka dan kau pun sudah menyetujuinya. Yeol, ini bukan meeting sembarangan!" Sehun mendengus frustasi. "Ingat, nama baik mu yang di pertaruhkan disini!"
Chanyeol mendecak sebal, "Ini yang tidak aku sukai dari berhubungan dengan sesuatu yang mengikat."
"Please Yeol, kita sudah membahas ini sebelumnya," Sehun mengingatkan.
"Baiklah," putus Chanyeol cepat. Tanpa menunggu balasan dari Sehun, pria itu mematikan sambungan telepon dan segera bersiap menuju tempat yang sudah di janjikan dengan beberapa orang yang akan mereka temui.
☕☕☕
"Your coffe sir," Sehun meletakkan satu cup americano tanpa gula di hadapan sahabatnya. Ia tahu betul Chanyeol tidak menyukai kopi dengan gula.
"Karena mu aku tidak bisa menikmati pagi ku. Bahkan tidak memiliki waktu untuk sarapan,"
Sehun memutar bola matanya malas, "Berapa kali kau mengulang kalimat itu hari ini? Bukankah kau sudah menghabiskan seluruh makan siang yang ku belikan tadi? Apa kau masih lapar?"
"Aku hanya tidak suka pola hidupku berubah."
"Salah mu sendiri kenapa tidak bangun lebih pagi. Aku sudah memperingatkan malam sebelumnya," Sehun sudah jengah dengan semua ocehan Chanyeol hari ini. "Ini semua pasti karena kebiasaan mu minum kopi, kau jadi sulit tidur dan berakhir dengan bangun siang,"
"Hei, jangan menuduh kopi. Mereka tidak bersalah."
"Ck. Kau tidak berubah. Selalu tidak rela jika kopi disalahkan."
-
Hari menjelang petang ketika Sehun menyudahi obrolannya dengan Chanyeol tentang proyek yang akan mereka kerjakan beberapa waktu mendatang.
Sebetulnya hanya Chanyeol yang terlibat dengan proyek itu, sedangkan Sehun hanyalah seseorang yang kebetulan mengenal seorang cupper yang dibutuhkan oleh seorang teman yang ia kenal cukup lama.
"Jam kerjamu adalah pukul 9 pagi sampai 3 sore."
"Aku tahu. Mereka sudah mengatakannya tadi," ujar Chanyeol sambil meminum americano-nya perlahan.
"Aku hanya mengingatkan, jika kau lupa." Sehun melirik Chanyeol sekilas. "Baiklah, aku akan pergi sekarang." Pria itu bangkit dari duduknya, melangkah tegap menuju pintu keluar sebelum sesuatu terpikir olehnya.
Ia berbalik menghadap Chanyeol yang masih diam di meja mereka sebelumnya dan menatap heran seolah tahu Sehun akan mengatakan sesuatu. "Aku sarankan, tinggalkan kopi mu atau Senin nanti kau akan terlambat bangun seperti pagi ini."
Chanyeol mengangguk samar tanpa balasan untuk Sehun.
"Kenapa dia terdengar seperti ibuku," Chanyeol mendecak sebal. "Dasar cerewet,"

KAMU SEDANG MEMBACA
COFFEE FRAGRANCE
FanfictionChanyeol hanya uap di gelas kopi Irene yang akan hilang tanpa jejak, tanpa pernah diingat.