BAB 1

711 64 1
                                    

Kopi adalah cinta pertama Chanyeol. Sejak umurnya 14 tahun pria itu sudah sangat mencintai kopi. Ayahnya yang seorang cupper adalah sosok pertama sekaligus dalang dibalik cinta mati Chanyeol terhadap kopi. Awalnya Chanyeol tidak mengerti mengapa pria tua berkharisma yang ia panggil ayah itu begitu telaten ketika menyeduh kopi, Chanyeol pikir kenapa tidak meminum yang instant saja? Bukankah lebih praktis?

Semua pertanyaannya dulu terjawab ketika semakin lama ia menggeluti dunia perkopian. Kopi instant dan kopi yang diracik manual itu berbeda. Bukan berarti kopi instant buruk. Hanya saja untuk seseorang yang begitu menghargai kopi seperti Chanyeol, ia akan kehilangan esensi kopi ketika meminumnya dalam kemasan instant.

Kenikmatan sesungguhnya dari kopi bukan di dapat saat meminumnya, tapi saat menghirup aromanya. Menyegarkan dan menenangkan di waktu yang hampir bersamaan.

Semakin Chanyeol mengenal kopi, semakin dalam pula ia jatuh dalam pesona hitam pekat dengan aroma yang begitu menyenangkan itu. Dan hingga sebelas tahun terlewati, cintanya tidak berubah sedikitpun untuk kopi. Chanyeol seperti pria yang sedang kasmaran jika ia bersama secangkir kopi hitam tanpa gula; favoritnya.

Pria itu bisa tersenyum sendiri, bahkan jika seseorang melihatnya seperti itu mereka akan mengira Chanyeol adalah orang gila atau semacamnya, sebab senyum yang ia tunjukkan untuk secangkir kopi sangat tulus.

Karena terlalu menggilai kopi dan hal-hal yang berhubungan dengan si hitam, Chanyeol terperangkap. Ia tidak bisa beralih ke pekerjaan lain dan berakhir menggantikan peran sang ayah.

Cupper.

Chanyeol adalah seorang cupper muda. Dunia mengenalnya bukan sebagai anak cupper Park, tapi justru sebagai Loey. Itu panggilannya dikalangan pecinta kopi. Hingga kini, tidak ada yang pernah tahu bahwa cupper Park adalah ayah dari Loey. Karena pria itu bersungguh-sungguh dengan cintanya pada kopi dan tidak ingin dituding hanya menumpang pada nama besar sang ayah.

Chanyeol ingin kerja kerasnya diakui, bukan dalam bayang-bayang ayahnya, melainkan karena kemampuannya yang memang mumpuni.

Jadi, Chanyeol berusaha untuk menutup rapat siapa dia sebenarnya. Hingga nanti, saat dia sudah diakui sebagai the real pro cupper, barulah akan mengungkap bahwa ayahnya yang sangat ia hormati itu adalah sosok di balik suksesnya.

☕☕☕

Banyak orang beranggapan bahwa kopi adalah petaka. Berkat si hitam, orang-orang mati lebih cepat dari yang seharusnya, itu semua karena perspektif sepihak atas kafein yang terkandung di dalam kopi itu sendiri.

Salah besar. Karena sejujurnya, kopi tidak se-menyedihkan dan se-buruk itu.

Chanyeol tahu betul bahwa pemahaman tersebut sudah melekat kuat di kepala masyarakat luas dan hal itu sudah seperti sesuatu yang lumrah. Dan tidak semudah itu membelokkan kepercayaan orang untuk lebih memahami kopi hanya dengan menjadi seorang cupper. Tapi tidak apa. Jika pun orang-orang bersikeras bahwa kopi adalah penyebab kematian dan beberapa penyakit berbahaya, setidaknya dalam pengetahuan Chanyeol, kopi memiliki banyak sisi baik. Ia tetap mencintainya. Sangat mencintainya.

Tapi mencintai bukan berarti gelap mata, lalu setiap saat di isi dengan kopi; sarapan dengan kopi, makan siang di temani kopi, sebelum tidur meminum kopi.

Bukan. Bukan seperti itu.

Chanyeol tetap pria normal yang mengonsumsi makanan manusia dan tipe orang yang sangat menjaga kesehatan.

Demi menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya yang sangat menggoda dimata kaum hawa itu, Chanyeol tidak mengonsumsi alkohol, junk food, dan yang paling penting, ia menghindari rokok.

Ya. Biasanya orang-orang yang bergelut dengan kopi pastilah juga seorang perokok berat karena menurut mereka, kopi dan rokok adalah komposisi sempurna. Nikotin dan kafein, keduanya saling besinergi. Tapi tidak untuk Chanyeol. Rokok dan kopi bukanlah satu kesatuan yang menyenangkan. Pria itu sangat anti terhadap rokok, karena ayahnya juga selalu menekankan sejak ia kecil, bahwa kopi tidak bisa besinergi baik dengan rokok. Chanyeol selalu menanamkan perkataan sang ayah yang masuk akal itu di kepalanya.

Kopi memang mengandung kafein yang bisa bereaksi buruk terhadap tubuh, memicu kerja jantung dua kali lebih cepat. Terlebih, jika mengonsumsi kopi dengan tambahan gula, susu dan atau krim. Seperti yang semua orang sudah tahu, mengonsumsi gula, susu ataupun krim dengan jumlah berlebih dapat meningkatkan resiko penyakit berbahaya seperti diabetes.

Tapi ada salah satu hal yang istimewa dari kopi. Kandungan antioksidan yang terkandung didalamnya memiliki banyak manfaat. Terutama di bidang kesehatan dan kecantikan. Itulah mengapa beberapa waktu belakangan muncul produk-produk kesehatan dan kecantikan yang berbahan dasar kopi. Masker, contohnya.

☕☕☕

"Bagaimana? Apa kau tertarik?"

"Entahlah," Chanyeol menggaruk ringan pelipisnya kemudian menatap sosok didepannya sekali lagi. "Akan ku pikirkan dulu," ujarnya kemudian.

Hembusan napas kasar terdengar di telinga Chanyeol, menandakan kegusaran orang di depannya saat ini. "Oh ayolah. Aku tahu kau orang yang tidak ingin terikat, tapi ini hanya sementara. Kau hanya perlu datang dan melakukan pekerjaan mu sebagai cupper seperti biasa."

Chanyeol diam sesaat, masih berpikir.

"Oh c'mon Loey! Ini akan menguntungkan, baik untukmu maupun untukku."

"Okay.. Okay.. Aku menyerah."

"Hah, itu bukan jawaban yang aku inginkan," Pria tampan itu berkacak pinggang, "Asal kau tahu."

"Okay, aku menerima tawaranmu," ujar Chanyeol penuh penekanan. "Puas sekarang, tuan Oh?"

Chanyeol ikut tersenyum ketika sahabat baiknya, Oh Sehun, juga tersenyum padanya. Mereka teman lama. Bukan teman dalam artian sebenarnya, hubungan keduanya bisa dibilang aneh tapi juga unik. Tidak pernah bertukar nomor telepon, tapi Sehun selalu tahu bagaimana cara menghubungi Chanyeol, begitupun tempat tinggalnya, ia akan selalu tahu dimana pria itu tinggal.

Chanyeol adalah tipikal orang yang akan selalu berpindah tempat mengikuti kemana kaki membawa tubuhnya pergi. Ia mudah bosan jika harus tinggal di tempat yang sama selama berbulan-bulan. Kebiasaan berpindah rumah itu Chanyeol mulai ketika ia kehilangan sang ayah, satu-satunya anggota keluarga yang dimilikinya.

Chanyeol benci sendirian, itulah mengapa ia selalu bepergian, kemanapun yang membuatnya tidak merasa kesepian.

Selalu berpindah rumah juga berdampak positif pada pekerjaan Chanyeol. Ia selalu saja mendapatkan hal-hal baru seputar kopi. Lagi-lagi kopi. Mungkin terdengar membosankan bagi orang lain, tapi bagi Chanyeol, masih banyak sisi kopi yang belum diketahuinya sampai saat ini. Chanyeol masih ingin terus belajar untuk mengenal kopi lebih baik lagi agar suatu hari ia bisa mewujudkan mimpinya menjadi seorang cupper profesional.

Bersambung..

____

Note :
Coffe tester / coffee cupper adalah sebutan untuk seorang pencicip kopi. Merasa, mengecap, membaui, dan memilah rasa itu keahlian yang wajib dimiliki pencicip kopi. Perbendaharaan rasa nya juga harus kaya. Ini bukan pekerjaan sembarangan.

COFFEE FRAGRANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang