Satu - Don't Give Up

12.9K 507 30
                                    

"Selanjutnya adalah pengumuman untuk siswa dengan nilai UN terbaik, dan selamat kepada Narendra Dhimas Aditiya dengan nilai UN terbaik di SMP Negeri . . .  dan se-Kota Surabaya
Kepada Dhimas Aditiya dipersilahkan  segera keatas panggung."

Begitulah kira2 suara MC ketika memandu sebuah acara wisuda, hingga suara tepuk tangan begitu meriah, semua guru menatap Dhimas dengan bangga, tetapi tidak untuk Dhimas, dia tidak bisa menunjukkan wajah bahagianya, hanya senyum yang dipaksakan yang menghiasi wajahnya

"Seharusnya ibu ada disini, seharusnya ibu melihat Dhimas diatas panggung ini, Dhimas berjuang hanya untuk melihat ibu bangga, melihat ibu bahagia." Monolog Dhimas dalam hati

Dhimas tidak bisa menahan rasa sedihnya dan tanpa sadar air mata keluar begitu saja. Dimana semua orang tua/wali murid akan hadir melihat anak mereka wisuda, tetapi berbeda dengan Dhimas, tidak ada satupun keluarga yang hadir di acara wisuda ini untuknya, karena memang dia sudah tidak memiliki siapa2 lagi

Setelah sesi penerimaan penghargaan itu selesai, Dhimas langsung berlari, melihat hal itu Rudi pun ikut berlari mengikuti Dhimas.

Rudi adalah sahabat Dhimas, mereka akrab karena memang mereka duduk satu meja di kelas, Rudi adalah sahabat yang begitu memahami dan mengetahui tentang Dhimas, disaat semua orang enggan berteman dengan Dhimas karena kebiasaan Dhimas yang selalu menghabiskan waktu luangnya bersama buku2, jika orang lain mengganggap Dhimas itu dengan sebutan "Nerd" lah atau "Kutu buku" lah, tetapi berbeda dengan Rudi, walaupun dia berasal dari keluarga berada, yang selalu diantar menggunakan mobil ketika berangkat ataupun pulang sekolah, tetapi Rudi tidak memilih-milih dalam berteman, baginya jika selama orang yang dikenalnya tidak merugikan dirinya maka dia akan dengan senang hati berteman entah dengan siapapun itu

Dan disinilah mereka berdua, tempat yang biasa mereka kunjungi saat jam kosong, tempat yang mereka jadikan sebagi tempat membaca ternyaman selain perpustakaan.

Taman belakang sekolah, adalah tempat dimana mereka selalu menghabiskan waktu luang ketika tidak ada mata pelajaran, mereka akan menghabiskan waktunya berada di tempat itu hanya untuk membaca atau sekali-kali menceritakan tentang kehidupan  mereka masing

"Hiks . . . hiks. . . hiks. . ." isakan tangis Dhimas yang tidak sanggup lagi menahan kesedihannya

Suara kaki berjalan mendekati seseorang yang sedang duduk dan menangis sambil membenamkan kepala di kedua dilututnya.

"Kamu yang sabar ya Dhim, aku akan selalu ada buat kamu, kamu ingat kan janji kita, kita akan selalu mendukung satu sama lain dan akan selalu ada disaat kita dalam keadaan senang maupun sedih, masih ada aku disini Dhim, menangislah. . . itu akan membuat mu merasa lega." Rudi segera memeluk Dhimas dan entah mengapa Rudi pun merasakan kesedihan yang sedang dialami oleh sahabatnya itu

"Thank's ya Rud. . . kamu mamang selalu ada buat aku, terimakasih sudah mau menjadi sahabat ku."  Dhimas pun membalas pelukan dari sahabatnya itu

Dan saat itulah Dhimas meluapkan segala kesedihannya kepada sahabatnya.

Merasa keadaan Dhimas membaik, segera Rudi mengajak Dhimas untuk kembali ke acara wisuda, yang mungkin saja sudah selesai, mengingat keduanya sudah cukup lama berada di tempat itu

Salah seorang teman sekelas mereka mengatakan jika sekarang Dhimas sedang dicari oleh wali kelasnya.

Setelah itu mereka berjalan untuk menemui wali kelas mereka, sebenarnya hanya Dhimas saja yang dicari, tetapi Rudi hanya ingin mengantar sahabatnya itu

"Ada apa ya Rud, kok tiba2 Pak Irwan (wali kelas) menyuruhku untuk ruangannya ??" Dhimas menunjukkan ekspresi penasarannya

"Ah mungkin beliau menyuruhmu untuk mengambil hadiah serta piala dan sertifat itu." balas Rudi

Pubertas [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang