18 - Rasa Itu Mulai Ada

2.6K 160 1
                                    

Happy Reading 👀

Mario pov

Aku sudah membawa Bima ke rumah Kakek ku yang berada di daerah Kuta,  beliau kebetulan masih berada di Jakarta

"Gimana Hen, apakah dia baik-baik saja ?" tanyaku kepada sahabat ku yang bernama Hendra, dia merupakan Dokter di salah satu RS yang berada di Bali

"Kita tunggu saja reaksi ketika dia bangun, aku sudah memberikannya obat penenang mengingat dia sempat ketakutan seperti apa yang kamu ceritakan, aku takut dia masih shock atau mungkin akan trauma, tapi kita tunggu saja setelah dia siuman, sedangkan untuk luka-lukanya sudah aku obati" ujar Hendra memberikan penjelasan

"Thank's Hen, aku nggak tau harus bawa dia kemana, jadi lebih baik aku hubungi kamu"

"Santuy aja kakak, udah berapa lama kita berteman hah? Lagian tumben banget seorang Mario care banget sampe bawa orang kerumahnya, jangan-jangan kamu ada apa-apa lagi sama anak ini ? Ucap Hendra penasaran

"Hmmm.. aku belum bisa cerita saat ini Hen"

"Iya deh..., kalau gitu aku pulang sekarang ya" ujar Hendra

"Romi mungkin ada di bawah, kamu pulang sama dia ya, aku mau jagain Bima, sorry banget nggak bisa nganter, nggak apa-apa kan ?

"Iya, woles aja lah Yo, oke kalau gitu aku pamit, cepat sembuh ya buat Bima"

"Thank's Hen, Kamu hati-hati di jalan"




Kulihat sekujur tubuh Bima yang terdapat beberapa luka yang barusan Hendra obati, ada luka gores di pipinya, serta sudut bibirnya yang sedikit luka, ada juga luka seperti bekas cambuk di kedua lengannya

Ini nggak bisa di biarkan, aku bakal ngasih hukuman yang setimpal dengan apa yang mereka lakukan ke Bima








Setelah aku membersih kan diri aku langsung menemani Bima, aku duduk tepat di sebelahnya dengan sebuah buku yang masih aku baca, ternyata ini sudah pukul 2 dini hari, pantas saja aku sudah mulai mengantuk


Beberapa saat kemudian Bima terbangun dengan ekspresi wajah yang sedikit bingung, tapi beberapa detik kemudian ekspresinya berubah seperti orang yang ketakutan

"Sssttt... tenanglah" aku mencoba menggenggam tangannya dan menenangkannya

Kemudian ia perlahan menatapku, tak lama kemudian keadaannya kembali normal, tidak ada ketakutan lagi di wajahnya

"Hiks.. Rio..." ucapnya menahan tangis dan mungkin sedikit sakit di sekujur tubuhnya

"Iya gimana, apa ada yang sakit ?"

Kemudian Bima menggeleng

"K...kamu jangan pergi dari sini, aku masih takut" ujarnya dengan wajah memelas

"Iya, aku tidak akan pergi" jawabku

"Ehm sebenarnya mereka siapa, kenapa mereka menculik ku dan kenapa mereka..."

Aku langsung memotong ucapannya

"Kamu tidak perlu memikirkan itu, lebih baik kamu istirahat dulu saja, tenangkan pikiran mu, untuk masalah itu biar aku yang mengurusnya"

Pubertas [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang