Prolog

89 6 0
                                    

Angin berhembus cukup kencang, membawa aroma khas laut bersamanya. Aku membiarkan jari-jari kakiku ditelan pasir yang agak lembab. Seperti biasanya, ditemani pria yang ku suka. Bukan sekedar suka. Aku jatuh cinta padanya setiap detiknya, dimulai dari aku masuk kuliah, hingga sekarang saat aku sudah disibukan dengan jadwal mengajar.

"Kamu capek?" Ia menatapku.

"Nope." Aku menggeleng pelan. Ia mengelus rambutku. Sentuhan andalanya.

"Jadi, sayangku.. bagaimana harimu?" Aku menyandarkan tubuhku didadanya, masih terus melangkah.

"Baik." Ia tersenyum, meski ku lihat samar. Tak ada penerang di pantai, hanya cahaya bulan, jadi kami hanya saling menebak ekspresi wajah.

"Bulan depan sayang datangkan?"

"Ia. Jangan kangen."

"Siapa? Kamu yang jangan kangen calon istrimu ini."

"Ia ia.. Maaf ya harus LDR."

"Tunggu saatnya nanti, kita ngak akan dihalangi jarak lagi. Ok?" Aku menyemangati priaku.

LDR. Aku tersenyum. Setelah sekian lama aku kembali disapanya, meski dengan sosok yang lebih sopan. Ia tetap saja jarak.

Hello From Distance.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang